Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Konsep Kedewasaan yang Sebenarnya Salah Kaprah

Ilustrasi seorang wanita karier (Unsplash/@wocinthechat)

Memang benar bahwa kedewasaan seseorang itu tidak ditentukan dari usia, melainkan dari perilaku dan pola pikir. Jadi jangan heran, banyak sekali dijumpai orang yang usianya masih muda, tetapi sudah menunjukkan kematangan berpikir dan bersikap sementara ada banyak orang yang masih kekanak-kanakan padahal sudah dewasa secara usia.

Namun sangat disayangkan, banyak juga orang yang masih mengartikan kedewasaan dengan pengertian yang sempit dan hal ini tidak terlepas dari banyaknya salah kaprah dari hal tersebut. Seperti apakah pemahaman yang salah tersebut? Yuk, simak penjelasannya sampai selesai, ya!

1.Dewasa itu hanya mengakui emosi positif saja

Ilustrasi pura-pura bahagia (Unsplash/Lidya Nada)

Manusia dianugerahi dua jenis emosi oleh Tuhan, yakni emosi positif dan emosi negatif yang tentu saja keduanya perlu untuk diakui sekaligus dirasakan. Tetapi banyak sekali orang yang beranggapan bahwa orang dewasa itu hanya mengakui emosi positif dan menyangkal yang negatif.

Padahal, pemahaman seperti ini salah kaprah dan harus diperbaiki. Seseorang yang bisa dikatakan dewasa adalah yang mampu mengakui adanya emosi negatif dan menyalurkannya dengan cara yang tepat.

2.Orang yang bermimpi setinggi langit dicap tidak dewasa

Ilustrasi orang memandang langit (Unsplash/Benjamin Davies)

Memiliki mimpi dan cita-cita setinggi langit itu bukanlah suatu kesalahan karena mampu membakar semangat dalam menjalani hidup. Yang mana, paling tidak seseorang punya sesuatu yang ingin dicapai. Namun sayangnya, banyak orang yang belum mempercayai hal tersebut.

Sehingga muncul anggapan bahwa mereka yang bermimpi setinggi langit adalah sosok yang tidak dewasa karena tidak punya sifat realistis dalam menjalani hidup. Anggapan seperti ini jelas tidak benar karena inti dari kedewasaan adalah tentang bagaimana kamu bisa menantang diri untuk mewujudkan mimpi tersebut.

3.Menjadi sosok dewasa berarti tidak membutuhkan orang lain

Ilustrasi dua orang pria saling tolong menolong (Pexels/Roman Carey)

Memang, sih dewasa itu identik dengan kemandirian dalam menjalani hidup. Namun, hal ini juga memunculkan anggapan bahwa menjadi sosok yang dewasa berarti tidak membutuhkan orang lain dan harus melakukan semuanya seorang diri.

Jelas, pemahaman seperti ini harus diluruskan. Kamu bisa dikatakan dewasa jika kamu mampu membedakan kapan saatnya melakukan sesuatu secara mandiri dan kapan harus meminta bantuan orang lain. 

4.Sering diartikan harus terus menggunakan logika dalam segala hal

Ilustrasi wanita berpikir (Unsplash/Jonathan Cosens Photography)

Banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang dewasa adalah yang lebih dominan menggunakan logika daripada intuisi. Namun sayangnya, hal ini memicu anggapan salah kaprah bahwa orang dewasa itu tidak boleh mengikuti kata hati dan harus selalu menggunakan akal sehat dalam segala hal.

Padahal, miskonsepsi seperti ini perlu untuk diluruskan. Kedewasaan yang sesungguhnya adalah ketika kamu mampu menyeimbangkan antara logika dan kata hati.

5.Identik dengan sikap selalu mengalah

Ilustrasi pertengkaran (Unsplash/Afif Kusuma)

Memahami bahwa sikap mengalah bukan berarti kalah dan merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah adalah salah satu bentuk dari pendewasaan diri seseorang. Namun yang sangat diasayangkan, masih banyak yang beranggapan bahwa menjadi dewasa itu harus berkaitan dengan sikap tersebut.

Jika kamu sendiri masih memiliki pemahaman seperti ini, maka cobalah untuk meluruskannya. Ingatlah, bahwa kedewasaan itu bukan hanya tentang keharusan untuk selalu mengalah, tetapi juga tentang keberanian untuk memperjuangkan prinsip yang kamu pegang.

6.Menganggap orang yang memiliki sifat humoris berarti belum dewasa

Ilustrasi humoris (Unsplash/Amir Seilsepour)

Bukan rahasia bila sosok yang humoris dan suka bercanda itu biasanya sangat mudah untuk bergaul karena pembawaannya yang menyenangkan. Namun, hal ini memicu adanya anggapan miring bahwa seseorang yang memiliki sifat humoris sebagai sosok yang tidak dewasa karena sama sekali tidak menunjukkan keseriusan dalam hidup.

Padahal, anggapan seperti ini salah besar dan harus diluruskan. Menjadi sosok dewasa bukan berarti kamu harus selalu serius dan tidak boleh bercanda sama sekali. Kamu boleh bercanda sesekali namun perlu diiringi juga dengan sedikit keseriusan dalam membangun kehidupan yang lebih baik.

Memang tidak dapat dimungkiri bahwa masih banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikan kedewasaan seseorang itu seperti apa. Nah, kalau kamu masih sering berpikir seperti itu, maka perbaiki sudut pandangmu perihal kedewasaan mulai dari sekarang. Siap untuk berbenah?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us