Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Mindset Positif saat Merasa Tertinggal, Ubah Perspektifmu! 

ilustrasi ngobrol (pexels.com/@mentatdgt-330508)
ilustrasi ngobrol (pexels.com/@mentatdgt-330508)

Apakah kamu pernah punya perasaan tertinggal dalam hidup? Entah itu dalam hal pendidikan, karier, atau hubungan, kamu merasa apa pun yang dilakukan tidak mencapai hasil yang memuaskan. Kamu lalu mulai membandingkan diri dengan pencapaian orang lain yang lebih sukses darimu. Ini dapat membuatku depresi, cemas, dan sering berpura-pura bahwa hidupmu baik-baik saja.

Jika kamu mengalaminya, kamu tidak sendirian. Pikiran merasa tertinggal kerap kali dialami setiap orang. Namun, melihat ketertinggalan melalui perspektif positif akan membuka mata kita pada kesempatan untuk tumbuh, tahan dengan berbagai rintangan, serta mencapai potensi penuh untuk menghadapinya. Mari kita lihat beberapa pola pikir positif yang perlu dibangun untuk menghadapi ketertinggalan dengan lebih bijaksana.

1. Kamu boleh mengakui kenyataan pahit ini

ilustrasi depresi (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi depresi (pexels.com/Liza Summer)

Mengakui kenyataan adalah langkah penting untuk membangun mindset positif ketika merasa tertinggal. Terlalu sering, kita menutupi atau menyangkal kenyataan yang tidak sesuai harapan. Namun, tidak ada salahnya untuk mengakui kenyataan itu. Ini adalah bentuk kejujuran pada diri sendiri untuk dapat menghadapi ketidakpastian duniawi dan perasaan tertinggal. 

Kita boleh meresapi kesedihan saat sudah berusaha maksimal, namun kenyataan berbicara berbeda. Terima hal itu apa adanya dan jangan menyangkalnya. Berikan ruang untuk diri sendiri merenungi emosi tersebut. Akan tetapi, jangan berlarut dalam kesedihan. Daripada menyangkal kenyataan, kita dapat mencari solusi dan merencanakan tindakan jika mengakui bahwa kita tertinggal. Ini membuat kita bertumbuh dan dapat melanjutkan hidup dengan lebih kuat dan bijak. 

2. Stop membandingkan diri dengan orang lain

ilustrasi membandingkan diri (freepik.com/freepik)
ilustrasi membandingkan diri (freepik.com/freepik)

Menjadi hal lazim untuk membandingkan diri dengan pencapaian orang lain saat kita merasa tertinggal dalam hidup. Padahal, ini hanya akan menambah beban pikiran yang tidak perlu dan membuat kita terperangkap dalam kekalutan. Kita menjadi pribadi yang mudah cemburu dengan urusan orang lain, tidak percaya diri, bahkan depresi. 

Hal yang perlu kita yakini adalah bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik dan berbeda. Rasanya menjadi tidak adil jika kita menganggap kesuksesan orang lain dari luar saja padahal bisa jadi mereka juga pernah melalui masa sulit dan rintangan seperti kita. Oleh karena itu, berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan mulai fokus pada kemajuan pribadi. Dengan menghentikan perbandingan, kita dapat mengejar apa yang benar-benar penting bagi kita dan merasa lebih puas dengan pencapaian kita sendiri.

3. Cobalah untuk fokus pada kini

ilustrasi fokus pada masa kini (freepik.com/pikisuperstar)
ilustrasi fokus pada masa kini (freepik.com/pikisuperstar)

Terpaku pada masa lalu atau terlalu khawatir dengan masa depan yang tidak pasti hanya akan membuang-buang waktu. Ini membuat kita melewatkan momen berharga dan kesempatan yang sedang hadir di depan mata. Maka dari itu, coba alihkan fokusmu pada masa kini. Fokus pada apa yang benar-benar perlu dilakukan dan abaikan kegagalan. 

Untuk melatih fokus pada masa kini kita bisa menulis apa saja hal yang bisa disyukuri dalam sehari. Hal sederhana seperti merasa bahagia diberi kesempatan bernapas sekali lagi, bangun pagi, melakukan hobi, dan lainnya dapat membuat kita mengapresiasi kesederhanaan dalam hidup. Kita juga dapat memusatkan perhatian pada tugas dan tindakan yang bisa dikendalikan, serta membangun langkah menuju perbaikan. Dengan begini, kita akan merasa berdaya dan optimis dalam menghadapi hari. 

4. Apresiasi setiap pencapaian dalam hidupmu

ilustrasi menulis jurnal (pexels.com/Kevin Malik)
ilustrasi menulis jurnal (pexels.com/Kevin Malik)

Kerap kali kita meremehkan diri sendiri dan menganggap diri sebagai produk gagal. Ketika mencapai sesuatu, kita selalu mencari kekurangan atau kesalahan yang bisa diperbaiki daripada mengapresiasi pencapaian tersebut. Mindset kita seakan dirancang untuk mencari hal negatif alih-alih positif. Inilah yang seharusnya kita ubah. 

Sebagai contoh ketika kamu tidak lulus kuliah tepat waktu dari perguruan tinggi negeri. Daripada fokus pada tidak tepat waktu, coba apresiasi bagaimana kita bisa lolos ujian untuk masuk universitas tersebut atau memuji diri karena berhasil melewati rintangan dengan tegar.

Dengan merayakan pencapaian, sekecil apa pun pencapaian tersebut, kita dapat termotivasi dan percaya diri untuk melanjutkan hidup. Ini adalah kunci untuk menjalani kehidupan dengan sikap yang lebih positif. 

5. Hidup tidak memiliki urutan yang pasti

ilustrasi merenung (pexels.com/Anastasia  Shuraeva)
ilustrasi merenung (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Kita cenderung memiliki tolok ukur kapan tujuan-tujuan dalam hidup harus tercapai.  Kenyataannya, hidup adalah perjalanan yang penuh misteri dan kejutan. Ketika standar tersebut tidak tercapai, kita menjadi frustrasi dan merasa tertinggal. Mindset ini yang perlu diubah bahwa hidup tidak memiliki urutan yang pasti. 

Ketika melihat orang lain yang berusia 20 tahun sudah mapan dengan usahanya, sedangkan kamu belum mencapai apa pun, maka tidak apa-apa. Berjalanlah dengan kecepatan dan kemampuan sendiri. Penting untuk diingat bahwa hidup bukan soal perlombaan, maka turunkan ekspektasi yang tidak realistis tersebut. Memang benar jika dunia kini dipenuhi oleh standar-standar kesuksesan, akan tetapi jangan terpaku hal itu dan fokuskan pada proses daripada tujuan akhir semata. 

6. Yakini bahwa tidak ada yang mustahil asal mau berusaha

ilustrasi tidak ada yang mustahil (freepik.com/freepik)
ilustrasi tidak ada yang mustahil (freepik.com/freepik)

Yakin bahwa tidak ada yang mustahil adalah salah satu pilar utama dari mindset positif saat merasa tertinggal dalam hidup. Keyakinan ini menginspirasi kita untuk mengejar impian dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul di sepanjang jalan. Terlepas dari seberapa sulit tantangan yang kita hadapi, dengan tekad dan upaya yang tulus, banyak hal yang dapat dicapai.

Ketika kita percaya bahwa tidak ada yang mustahil, kita menjadi lebih berani dalam mengejar tujuan. Ini mengubah cara kita memandang rintangan bukan sebagai akhir dari perjalanan, melainkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Pahami bahwa kegagalan hanya bersifat sementara, maka berusahalah semampunya selagi bisa. Selama roda kehidupan masih berputar, tidak ada yang mustahil untuk kita capai, itu yang perlu diingat. 

Hidup adalah perjalanan dinamis dengan lika-liku di dalamnya. Sangatlah wajar jika ada kalanya kita merasa tertinggal dalam hidup. Standar-standar kesuksesan yang ditetapkan dunia menjadi menyeramkan bagi kita. Akan tetapi, tertinggal tidak menentukan hidup kita secara keseluruhan. Kita bisa membenahinya dengan menerapkan mindset positif yang dapat mengubah cara kita memandang kegagalan. Dengan yakin pada diri sendiri dan terus berusaha, kita mampu tumbuh menjadi pribadi kuat dan berani.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Isnaini
EditorAnnisa Isnaini
Follow Us