Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Momen Menilai Ketulusan Hati Seseorang, Termasuk Saat Kamu Susah!

ilustrasi relasi pertemanan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap yang dilakukan seseorang tergantung pada niat, tidak terkecuali dengan perbuatan baik. Sebab, banyak orang yang bersikap baik di depan, tapi punya niat buruk tertentu di belakang.

Di antara mereka yang memiliki hati benar-benar tulus dan yang didasari niatan buruk juga memiliki perbedaan. Kamu bisa menilai ketulusan hati seseorang di momen-momen tertentu. Misalnya kondisi terburuk yang sedang kamu hadapi atau saat ia memperlakukan makhluk hidup di sekelilingnya.

Di enam momen berikut ini kamu bisa menilai ketulusan hati seseorang. Sebab, lewat momen-momen tadi, mereka secara sadar atau tidak akan menunjukkan karakter maupun perilaku yang sesungguhnya.

1. Momen saat kamu sedang kesusahan

ilustrasi membutuhkan pertolongan (pexels.com/Samantha Garrote)

Pada waktu tertentu kita pasti mengalami fase terendah, seperti kesehatan yang mengalami penurunan atau kondisi ekonomi yang kurang stabil. Bantuan dari orang-orang sekitar tentu sangat berarti.

Nah, ternyata titik terendah dalam hidup seperti ini juga menjadi momen untuk menilai ketulusan hati seseorang. Mereka yang benar-benar berhati tulus akan datang tanpa pamrih.

Mereka akan membantu secara ikhlas tanpa menuntut kamu memenuhi keinginan dirinya. Beda halnya dengan seseorang yang dari awal memiliki niatan kurang baik. Di saat kamu butuh bantuan, ia justru menghindar dan pura-pura tidak tahu.

2. Ketika seseorang melakukan suatu kesalahan

ilustrasi merasa bersalah (pexels.com/Monstera)

Kesalahan sudah selayaknya dipertanggungjawabkan, entah dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Sebab yang namanya berbuat harus berani menanggung konsekuensi.

Momen di mana seseorang melakukan suatu kesalahan juga mencerminkan ketulusan hati. Alih-alih lari dari tanggung jawab, mereka siap menanggung segala konsekuensinya.

Ketulusan hati membuatnya sadar, jika yang dilakukan sudah merugikan orang sekitar. Baginya bertanggung jawab adalah suatu keharusan. Mereka tidak mau melemparkan kesalahannya kepada orang lain.

3. Momen saat dirimu dikucilkan dari lingkungan sekitar

ilustrasi terasing di lingkungan sosial (pexels.com/MART PRODUCTION)

Bagaimana rasanya dikucilkan dari lingkungan sekitar? Pasti sedih, bukan? Sebagai makhluk sosial, kamu juga ingin berinteraksi dengan orang lain. Namun, perlakuan yang didapat justru jauh dari harapan.

Momen seperti ini menjadi salah satu cara untuk menilai ketulusan hati seseorang. Kamu harus tahu, jika manusia berhati tulus tidak mungkin ikut mengucilkan seseorang dari lingkungan sekitar.

Semua orang diperlakukan dengan ramah tanpa pilih-pilih. Kalaupun ada yang pernah berbuat kesalahan, ia menganggap sosok tersebut berhak dimaafkan dan memiliki kesempatan untuk berbenah. Olehnya, kamu tetap dianggap sebagai bagian dari lingkungan sosial.

4. Saat seseorang sudah berkomitmen mendedikasikan diri untuk lingkungan sekitar

ilustrasi kebersamaan (pexels.com/Kindel Media)

Tidak mudah memang mengambil komitmen mendedikasikan diri untuk lingkungan sekitar. Sebab, kamu harus menurunkan ego demi kepentingan bersama. Namun, di lingkungan sekitar, kebanyakan orang bersedia mendedikasikan diri karena tujuan tertentu. Entah untuk tujuan pribadi maupun kelompoknya.

Kesanggupan seseorang dalam mendedikasikan diri di lingkungan sekitar turut mencerminkan ketulusan hati. Bagi mereka yang benar-benar berhati mulia, tidak akan mengambil keuntungan demi kepentingan pribadi. Ia sadar jika dirinya tidak berhak mengambil sedikit pun dari lingkungannya. Dalam melaksanakan tugasnya benar-benar jujur, tanpa didasari niatan tertentu.

5. Ketika ia melihat orang di sekitarnya butuh pertolongan

ilustrasi menolong (pexels.com/Kamaji Ogino)

Kehidupan ibarat roda yang berputar. Selalu ada yang berada di atas, juga mereka yang di titik terendah. Kehidupan satu orang mungkin dikaruniai kebahagiaan berlimpah. Terutama dari segi harta dan kekayaan. Sementara itu, orang-orang yang lain harus bersusah supaya dan butuh uluran tangan. Fenomena ini lumrah dijumpai di lingkungan sekitar.

Namun, apakah kamu tahu? Kondisi orang-orang sekitar yang butuh pertolongan juga menjadi cara untuk menilai ketulusan hati seseorang. Tidak terkecuali dengan ketulusan hatimu. Jika memang memiliki ketulusan, harusnya peka dengan situasi tersebut. Kebahagiaan tidak hanya dinikmati sendiri, tapi juga turut dibagi dengan orang sekitar yang membutuhkan.

6. Saat ia memperlakukan binatang di sekeliling

ilustrasi penyayang binatang (pexels.com/As'ad Photo Maldives)

Banyak orang menganggap remeh keberadaan binatang. Mereka memperlakukan dengan tidak layak, meskipun binatang tersebut sebenarnya tidak berbahaya baginya. Menjadi manusia yang dikaruniai empati, harusnya sadar jika binatang juga makhluk hidup yang berhak diperlakukan dengan layak.

Perlakuan seseorang kepada binatang juga mencerminkan ketulusan hatinya. Mereka yang benar-benar tulus bisa menghargai sesama makhluk hidup dengan baik. Tidak harus memberinya fasilitas mewah. Setidaknya memiliki kesadaran berbagi dan tidak mengusik kenyamanannya. 

Ketulusan hati seseorang tidak ada yang tahu. Namun, kamu bisa menilainya dari beberapa fenomena yang terlihat. Seseorang berhati tulus tidak mungkin mengambil keuntungan pribadi dan merugikan yang lain. Mereka selalu memperlakukan makhluk hidup di sekelilingnya dengan layak, bahkan memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Apakah kamu salah satu sosok tulus tersebut?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us