Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tuntutan yang Bisa Membentuk Sifat Perfeksionis Berlebihan

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/Antoni Shkraba)

Seseorang yang memiliki sifat perfeksionis selalu memiliki standar tertinggi. Ia tidak mau menerima kekurangan meskipun hanya satu titik kecil. Jika sudah tidak terkontrol, sifat perfeksionis yang berlebihan justru bisa menghancurkan rasa percaya diri.

Ternyata sifat perfeksionis bukan sekadar karakter bawaan individu. Tapi juga ada berbagai tuntutan yang turut mempengaruhi. Tidak terkecuali dengan tuntutan dari lingkungan sekitar. Lantas, apa saja tuntutan tersebut? Baca penjelasannya di bawah ini.

1. Tuntutan menjadi yang paling unggul

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/ANTONI SHRKABA Production)

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan sifat perfeksionis. Justru bisa mendorongmu agar menjadi orang yang termotivasi mengerahkan kemampuan terbaik. Tapi adanya tuntutan justru membentuk sifat perfeksionis berlebihan.

Salah satunya tuntutan menjadi yang paling unggul. Kamu mengharuskan diri menjadi pemenang dalam berbagai situasi. Tuntutan ini membuat seseorang tidak mampu berdamai dengan sisi kekurangan. Segala cara dilakukan agar mengesankan orang-orang sekitar bahwa dirinya sempurna.

2. Tuntutan tidak pernah mengalami kegagalan

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/MART PRODUCTION)

Setiap orang memang memiliki standar tersendiri dalam menjalani hidup. Pastinya, standar satu orang dengan yang lainnya tidak bisa dibandingkan. Meskipun begitu, beberapa orang justru terjebak dalam sifat perfeksionis berlebihan. Mereka larut dalam tuntutan yang tidak seharusnya.

Diantaranya tuntutan tidak pernah mengalami kegagalan. Ia sudah dibutakan ekspektasi bahwa kehidupan harus berjalan mujur. Orang-orang seperti mereka selalu menuntut diri di luar batas kemampuan. Rasa takut dan khawatir sudah terlanjur mendominasi pikiran.

3. Tuntutan untuk selalu bisa mengikuti standar sosial

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/Yan Krukau)

Hidup di lingkungan sosial memang menjadi tantangan. Karena yang namanya lingkungan pasti memiliki rangkaian standar tersendiri. Contohnya kamu baru dikatakan sukses saat memiliki karier yang dianggap mapan. Sekaligus dianggap bahagia saat bisa mengikuti tren yang berlangsung.

Tanpa disadari, tuntutan standar di lingkungan sosial bisa membentuk sifat perfeksionis berlebihan. Kamu mengharuskan diri selalu terlihat sempurna tanpa cacat di lingkungan masyarakat. Jika tidak bisa memenuhi standar mereka, menganggap diri tidak layak bahagia.

4. Tuntutan perbandingan yang ketat

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Memiliki sifat perfeksionis sebenarnya boleh-boleh saja. Justru bisa menjadi motivasi meraih pencapaian terbaik. Tapi berbeda jadinya saat sifat perfeksionis itu terlalu berlebihan. Sampai-sampai kamu tidak bisa mengendalikan diri dengan baik.

Ternyata ada tuntutan yang bisa membuat seseorang terjebak sifat perfeksionis berlebihan. Salah satunya adalah tuntutan perbandingan yang ketat. Kamu selalu mendorong diri agar tidak kalah dengan orang lain, baik dari segi penampilan, karier, maupun tolak ukur lain yang dianggap ideal.

5. Tuntutan diri untuk membalaskan kegagalan di masa lalu

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pernah mengalami kegagalan di masa lalu sejatinya menjadi kenangan pahit. Jika diberi pilihan, tidak ada satu pun orang yang menginginkan situasi tersebut. Tapi yang namanya kegagalan tetap terjadi tanpa bisa diprediksi. Ternyata ini memiliki pengaruh terhadap sifat perfeksionis seseorang.

Penyebab mereka memiliki sifat tersebut adalah tuntutan untuk membalaskan kegagalan di masa lalu. Ia tidak ingin mengulangi pengalaman pahit serupa. Mereka merasa perlu meraih pencapaian sempurna untuk mengobati kekecewaan atas kegagalan yang pernah dirasakan.

6. Tuntutan memiliki kehidupan yang dianggap ideal

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/Yan krukau)

Setiap orang pasti memiliki standar tentang kehidupan yang dianggap ideal. Baik dari segi kebahagiaan maupun kesuksesan. Hal penting yang harus dipahami, kita tidak bisa menyamaratakan standar seluruh orang. Antara individu satu dengan yang lainnya pasti memiliki tolak ukur berbeda.

Keinginan meraih standar kehidupan yang dianggap ideal merupakan tuntutan yang menumbuhkan sifat perfeksionis. Seseorang memiliki dorongan internal yang kuat untuk meraih kesempurnaan. Kehidupan yang ideal merupakan simbol dari kebahagiaan dan kenyamanan.

Banyak tuntutan yang bisa membentuk sifat perfeksionis berlebihan. Baik tuntutan yang berasal dari diri sendiri, pengalaman masa lalu, maupun lingkungan sekitar. Seharusnya kita bisa mengelola tuntutan tersebut dengan tepat karena mengikuti tuntutan tidak menjamin kebahagiaan dan kepuasan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us