Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Suka Tidur Sendiri padahal Sudah Menikah

ilustrasi tidur sendirian (pexels.com/Fikry Pradana)
Intinya sih...
  • Tidur sendirian bukan tanda kesepian, beberapa orang lebih suka tidur tanpa teman karena kualitas tidurnya terganggu dengan kehadiran orang lain.
  • Sebagian orang memiliki kebiasaan tidur yang berbeda, seperti mudah terjaga, berguling-guling, atau membawa barang-barang ke tempat tidur.
  • Teman tidur dapat membuat seseorang sulit tidur dan mempengaruhi kualitas istirahatnya, sehingga ada yang lebih memilih tidur sendirian untuk meningkatkan kebahagiaan.

Tidur sendirian kadang dianggap sebagai tanda dari orang yang kesepian. Apalagi setelah dewasa, gak punya pasangan yang membuat seseorang selalu tidur sendirian kerap menjadi olok-olok. Orang yang tidur tanpa teman seperti layak dikasihani.

Faktanya, beberapa orang justru lebih suka begitu daripada mesti berbagi tempat tidur atau kamar dengan orang lain. Bahkan mereka telah memiliki pasangan pun barangkali gak setiap hari akan tidur seranjang. Mereka dapat memutuskan untuk punya dua kamar yang berbeda atau membuat kamar besar dengan dua kasur.

Penggemar tidur sendiri yang indekos juga gak akan mau punya roommate. Lebih baik mereka menyewa kamar yang lebih kecil asal bisa tidur sendirian ketimbang berbagi biaya sewa dengan orang lain. Berikut tujuh alasan tidur seorang diri dapat meningkatkan kebahagiaan.

1. Gak terganggu dengkuran dan gerakan orang lain

ilustrasi bangun tidur (pexels.com/Vika Glitter)

Orang yang mudah terjaga di tengah tidurnya kurang cocok untuk punya teman seranjang. Kehadiran orang lain di sebelahnya bukannya memberikan kenyamanan, justru dapat menurunkan kualitas tidurnya. Lebih-lebih kalau teman tidurnya suka mendengkur, dia bisa melek terus sampai larut malam. Ia cuma sebentar terlelap, lalu kembali terbangun.

Begitu sepanjang malam sehingga tidur atau gak rasanya sama saja. Jangankan suara dengkuran yang keras. Gerakan teman tidur juga dapat membuatnya gak nyaman. Dia merasakan setiap goyangan pada tempat tidur dan terbangun dengan terkejut. Teman tidur lebih cocok untuk mereka yang tidurnya sangat pulas serta sulit dibangunkan.

2. Bebas berguling-guling

ilustrasi tidur sendirian (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada orang yang cenderung sangat tenang ketika tidur. Bukan cuma dia gak mendengkur, melainkan juga hampir tidak bergerak sepanjang malam. Jika ia sudah telentang bisa sampai pagi begitu atau cuma ganti posisi 1 atau 2 kali.

Sebaliknya, ada pula orang yang tidur seperti jarum jam. Dia berguling-guling ke sana kemari sampai-sampai saat bangun, posisi tubuhnya dapat terbalik dari ketika awal tidur. Posisi kaki menjadi kepala serta sebaliknya. Orang dengan gaya tidur begini bila memiliki kawan sekasur pasti membuat temannya terganggu.

Kawan tidurnya bakal sering kena tendang atau wajahnya kena pukul. Dia butuh space yang lebih besar untuk bisa tidur dengan nyenyak dan gak mengganggu orang lain. Kalaupun ia harus tidur dengan pasangan, kasur dengan ukuran super king lebih cocok demi kenyamanan bersama.

3. Tak perlu mengikuti jam bangun dan tidur orang lain

ilustrasi bangun tidur (pexels.com/Los Muertos Crew)

Adanya teman tidur sedikit banyak akan menuntut seseorang buat menyesuaikan diri. Jika dia tidur lebih malam daripada kawannya, gerakannya ketika naik ke ranjang dapat membangunkannya dan menyulitkannya untuk kembali tidur. Pun selama belum tidur, ia perlu menyalakan lampu kamar yang terang untuk melakukan berbagai aktivitas yang bikin kawannya sukar terlelap.

Urusan bangun tidur pun membuatnya gak bebas. Teman yang bangun duluan otomatis membuatnya ikut terjaga. Meski kawan tak menyalakan lampu kamar, gerakannya ke sana kemari bikin dia ikut terbangun. Rasanya tidak enak juga untuknya tetap tidur saat orang lain sudah bangun dan berkegiatan. Tanpa kawan tidur, dia bebas tidur dan bangun pada jam berapa pun.

4. Bisa bawa barang pribadi ke kasur

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Alexavier Rylee Cimafranca)

Buat beberapa orang kasur gak bisa bersih dari selain bantal, guling, dan selimut. Selalu ada barang lain yang juga ditaruh di tempat tidur seperti buku, boneka, minyak angin, hingga peralatan pijat. Mereka bukan cuma malas mengembalikan buku ke rak, tetapi membaca menjadi kegiatan rutinnya sebelum tidur dan begitu bangun. Buku seperti gak bisa lepas darinya, begitu juga barang-barang lain.

Boneka yang ada di kasur dapat lebih dari satu. Makin banyak boneka makin mereka merasa tenang dan nyaman dalam beristirahat. Apabila mereka tidur dengan orang lain, temannya mungkin keberatan dengan kebiasaan tersebut. Kasur menjadi terasa lebih sempit dan gak rapi. 

5. Gak suka pillow talk

ilustrasi di kamar sendirian (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Bercakap-cakap sebelum tidur menyenangkan bagi sebagian orang. Ini menjadi kesempatan terbaik buat berbagi aktivitas sepanjang hari, curhat, dan merencakan hari esok. Akan tetapi, ada juga orang yang malah kurang menyukainya.

Dia lebih suka langsung tidur begitu naik ke ranjang. Jika waktunya tidur masih ada orang yang mengajak bicara bisa-bisa kantuknya hilang. Meski topik obrolan sesaat sebelum tidur ringan, ia juga bakal terus memikirnya sehingga selalu masuk ke alam mimpi dan mengurangi kualitas tidurnya. Tanpa teman tidur serta pillow talk, kuantitas dan kualitas tidurnya lebih tercukupi.

6. Kebiasaan sejak kecil

ilustrasi tidur sendirian (pexels.com/Pixabay)

Kebiasaan tidur sendiri selama bertahun-tahun juga bisa bikin seseorang merasa aneh bila mendadak ada teman yang berbaring di sampingnya. Momen menyenangkan untuknya tidur bareng seseorang boleh jadi hanya saat bulan madu bersama pasangan. Setelah itu ia kembali gak nyaman dan lebih suka tidur terpisah sekalipun cinta tak berkurang sedikit pun.

Sebaliknya, orang yang sejak kecil hingga besar biasa tidur beramai-ramai dalam satu kamar dengan kasur yang ditata bersisian malah bakal sulit memejamkan mata jika sendirian. Adanya orang-orang di sebelahnya memberikan rasa nyaman. Orang dengan kebiasaan tidur bersama kalau indekos pun akan mencari teman sekamar. 

7. Maaf, privasi

ilustrasi tidur sendiran (pexels.com/Los Muertos Crew)

Ada orang yang tidur dengan pakaian lengkap. Ia masih memakai celana, kaus, serta pakaian dalam. Tapi ada juga orang yang tidur dengan pakaian dalam saja hingga telanjang bulat. Meski pendingin udara terus dinyalakan, pakaian yang melekat di badan membuatnya sulit tidur.

Maka area kamar menjadi tempat yang sangat privat buatnya. Apalagi ketika dia tidur, gak boleh ada orang lain kecuali pasangan jika ia sudah menikah. Roommate berjenis kelamin sama pun tak diharapkannya karena kebiasaannya itu pasti bikin satu sama lain tidak nyaman. 

Ada atau tidaknya teman tidur bukan hal penting untuk orang yang mudah terlelap di mana saja, termasuk di tempat yang ramai. Namun, orang yang butuh suasana-suasana tertentu untuk beristirahat biasanya lebih senang tidur sendirian.

Setelah berumah tangga, orang yang tetap lebih nyaman tidur sendiri dapat menyediakan dua kasur dalam satu kamar atau bersepakat dengan pasangan untuk memakai kamar yang berbeda. Kecuali, mereka sedang ingin berhubungan seksual, ya gak masalah. Toh sudah menikah, apapun caranya diatur saja selama rumah tangga adem ayem dan gak ada pertengkaran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us