Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kalimat Ini Terdengar Sopan, tapi Sebenarnya Merendahkan

ilustrasi seseorang suka memberi kritik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernah gak sih kamu dapat komentar yang sekilas terdengar sopan, tapi bikin hati nyesek setelah dipikir-pikir? Yup, itulah yang disebut passive-aggressive, gaya komunikasi yang kelihatannya baik, padahal diam-diam menyindir atau merendahkan.

Biasanya dikemas dengan senyum, nada tenang, atau seolah-olah 'cuma bercanda', tapi efeknya bisa bikin kamu ngerasa gak dihargai. Namun, karena dibalut sopan santun, jadi susah buat dibalas atau diklarifikasi. Biar kamu gak bingung lagi, yuk kenali tujuh kalimat yang terlihat sopan tapi sebenarnya menyakitkan!

1. 'Kamu hebat sih, walau tanpa pendidikan tinggi.'

ilustrasi memuji seseorang (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi memuji seseorang (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sekilas kayak pujian, padahal ada embel-embel yang merendahkan. Seolah-olah keberhasilanmu itu kejutan karena kamu 'kurang modal'.

Kalimat ini sering dipakai buat menyamarkan pandangan meremehkan jadi seolah-olah supportif. Padahal jelas-jelas gak menghargai usaha dan perjuanganmu.
Ingat, pencapaian gak ditentukan gelar dan pujian gak butuh embel-embel merendahkan.

2. 'Aku salut deh, kamu pede banget pakai baju itu.'

ilustrasi dua wanita memilih baju (freepik.com/freepik)
ilustrasi dua wanita memilih baju (freepik.com/freepik)

Kelihatannya kayak kagum, padahal maknanya bisa menyiratkan bahwa bajumu sebenarnya gak cocok atau aneh. Kalimat ini sering jadi senjata halus buat body shaming atau fashion shaming.

Disampaikan dengan senyum, tapi niatnya menusuk. Komentar soal penampilan yang gak diminta? Simpan aja, kalau gak benar-benar tulus.

3. 'Aku gak nyangka kamu bisa secepat ini, lho!'

ilustrasi seseorang memberikan pujian (freepik.com/freepik)
ilustrasi seseorang memberikan pujian (freepik.com/freepik)

Lagi-lagi, ini terdengar seperti kekaguman, tapi ada nada meremehkan di baliknya. Seolah kamu biasanya lambat atau gak bisa diandalkan.

Bentuk lain dari meragukan kemampuan orang, lalu sok terkejut saat mereka membuktikan diri. Kalau mau puji, ya puji aja, gak perlu bawa masa lalu yang gak relevan.

4. 'Kamu cocok kerja di sini, tempatnya santai.'

ilustrasi seseorang memberikan pujian (freepik.com/freepik)
ilustrasi seseorang memberikan pujian (freepik.com/freepik)

Kalimat ini bisa jadi bentuk sindiran terselubung yang berarti kamu 'gak cukup kompeten' buat tempat yang lebih menantang.

Kesannya seperti komentar netral, padahal maknanya bisa meremehkan kemampuanmu. Jangan salah, lingkungan kerja santai bukan berarti pekerjanya gak berbakat.

5. 'Wajar sih kamu capek, kerjaan kamu kan banyak mikir.'

ilustrasi seseorang memberikan komentar (freepik.com/katemangostar)
ilustrasi seseorang memberikan komentar (freepik.com/katemangostar)

Kalau konteksnya serius dan tulus, ini oke. Tapi biasanya disampaikan dengan nada sinis, seolah-olah menyindir kamu yang overthinking atau dramatis.

Kadang maksudnya bukan empati, tapi ngejek kamu yang dianggap terlalu ribet atau sensitif. Empati yang benar gak menyalahkan atau menggurui.

6. 'Lumayan lah untuk ukuran kamu.'

ilustrasi seseorang memberikan komentar (freepik.com/freepik)
ilustrasi seseorang memberikan komentar (freepik.com/freepik)

Ini udah jelas-jelas merendahkan. Pujian yang disusul dengan batasan bikin kalimat ini terasa gak tulus sama sekali.

Apa pun yang kamu lakukan, tetap aja dianggap 'lumayan' karena ekspektasi terhadapmu rendah. Kalau bukan pujian penuh, lebih baik gak usah disampaikan.

7. 'Aku bantu ya, daripada kamu makin ribet sendiri.'

ilustrasi seseorang berbicara (freepik.com/freepik)
ilustrasi seseorang berbicara (freepik.com/freepik)

Kedengarannya baik, tapi kalimat ini bisa menyiratkan bahwa kamu gak bisa handle pekerjaanmu sendiri. Seolah-olah kamu dianggap gak kompeten.

Bantu orang boleh, tapi jangan sampai bikin mereka merasa direndahkan atau dianggap beban. Bantuan yang tulus gak butuh kalimat sinis sebagai pengantar.

Gak semua kata-kata sopan berarti tulus. Kadang, orang menyelipkan sindiran atau keraguan lewat kalimat yang terdengar manis. Penting buat belajar mengenali pola komunikasi seperti ini, biar kamu tahu kapan harus mengabaikan, kapan perlu pasang batas. Karena kamu layak dihargai dengan kata-kata yang jujur dan penuh respek.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Damayanti
EditorDesy Damayanti
Follow Us