Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Pelajaran Hidup Saat Kamu Memilih Optimis di Tengah Ketidaknyamanan

ilustrasi sosok optimis (Pexels.com/Nicolas Postiglioni)

Berusaha optimis di tengah ketidaknyamanan membutuhkan kekuatan mental. Mungkin kamu merasa tidak betah harus kembali menghadapi masalah. Namun, keluhan tidak berarti apa-apa, satu-satunya cara dengan melihat sisi positif dari ketegaran di tengah ketidaknyamanan.

Tidak mudah memang. Tapi langkah tersebut juga tidak sepenuhnya buruk. Saat kamu mencoba optimis di tengah ketidaknyamanan, ada pelajaran hidup yang didapat. Tentunya menjadi bekal agar lebih bijaksana dalam bersikap.

1. Ditempa menjadi manusia bermental baja

ilustrasi sosok optimis (Pexels.com/Sagar Kumar)

Ketidaknyamanan adalah bagian dari kehidupan. Karena banyak hal tidak berjalan sesuai kehendak. Kamu harus melalui lika-liku kehidupan yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Meskipun begitu, bertahan di tengah tidak nyamanan punya dampak tersendiri.

Kamu ditempa menjadi orang bermental baja. Ketidaknyamanan turut mengajarkan ketangguhan. Saat menghadapi permasalahan serupa, kamu tahu cara yang tepat untuk mengatasi. Mental tidak mudah rapuh hanya karena menghadapi satu tantangan.

2. Kesabaran dalam menghadapi masalah

ilustrasi sosok optimis (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Masalah tidak bisa diselesaikan secara instan. Kita harus menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasinya. Jika memang solusi belum berjalan maksimal, berarti ada beberapa bagian yang harus diperbaiki.

Kesabaran menghadapi masalah termasuk pelajaran hidup saat memilih optimis di tengah ketidaknyamanan. Kamu sadar untuk berdamai dengan keadaan butuh ketekunan dan konsistensi. Menjadi seseorang yang sabar, kamu tidak mudah gegabah dalam mengambil tindakan.

3. Menyadarkan tentang pentingnya keberanian

ilustrasi sosok optimis (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sikap optimis di tengah ketidaknyamanan merupakan sumber pelajaran berharga. Hanya saja, banyak orang tidak menyadari. Saat dihadapkan dengan ketidaknyamanan, cenderung menghindar dan menyalahkan keadaan.

Beruntung jika kamu menjadi orang yang bisa menanamkan sikap optimis. Kamu memiliki kesadaran tentang pentingnya keberanian. Ketidaknyamanan tidak harus dihadapi dengan keluhan. Sebaliknya, kamu harus memiliki tekad kuat pasti bisa melewati tantangan.

4. Menumbuhkan sisi kepedulian terhadap sesama

ilustrasi berpelukan (Pexels.com/Thirdman)

Dihadapkan dengan ketidaknyamanan, rata-rata orang bersikap apatis dan individualis. Ia hanya memikirkan kebutuhan sendiri dan rela mengorbankan orang lain. Seolah lupa jika dirinya bagian dari makhluk sosial yang seharusnya memiliki empati.

Lantas, bagaimana dengan orang yang tetap optimis di tengah ketidaknyamanan? Secara perlahan turut menumbuhkan sisi kepedulian terhadap sesama. Kamu bisa menjaga keseimbangan mental dan pikiran sehingga tidak egois. Ketika ada orang yang lebih membutuhkan, selalu memberikan uluran tangan sesuai batas kemampuan.

5. Melatih kreativitas berpikir

ilustrasi berpikir (Pexels.com/Ivan Samkov)

Ketidaknyamanan pasti dipicu oleh berbagai masalah. Mungkin saja berasal dari persoalanmu di lingkungan dunia kerja. Tidak jarang juga berasal dari kehidupan yang tidak seimbang. Meskipun begitu, ketidaknyamanan harus dihadapi dengan sikap optimis.

Keyakinan penuh dalam menghadapi ketidaknyamanan turut melatih kreativitas berpikir. Kamu memiliki ide dan solusi menarik untuk memecahkan suatu persoalan. Ketidaknyamanan turut memperluas perspektif sehingga mampu menilai permasalahan secara menyeluruh.

6. Mengenal makna syukur

ilustrasi bersyukur (Pexels.com/Andre Furtado)

Seseorang yang memilih optimis di tengah ketidaknyamanan hanya bisa dihitung jari. Kebanyakan orang langsung menuduh takdir berjalan tidak adil. Lalu terpuruk dalam waktu berkelanjutan. Sudah saatnya kamu memiliki sikap optimis di tengah ketidaknyamanan.

Keputusan yang kamu ambil tidak akan sia-sia. Memiliki sikap optimis di tengah ketidaknyamanan, kamu bisa mengenal rasa syukur yang sesungguhnya. Sosok optimis cenderung bahagia karena bisa fokus melihat sisi positif dari kehidupan.

7. Mampu menerima diri secara utuh

ilustrasi bersyukur (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sikap egois pada diri sendiri ditunjukkan saat kamu hanya mengakui sisi kelebihan. Kemudian membenci diri saat mengetahui ada kekurangan menyertai. Mengapa kamu tidak mencoba mencintai diri sendiri secara utuh?

Inilah pelajaran hidup yang akan didapat saat kamu memilih optimis di tengah ketidaknyamanan. Secara perlahan, kamu mampu berdamai dengan keadaan. Dalam menjalani hidup bisa menerima diri secara utuh, mulai dari sisi kelebihan juga kekurangan. Tidak ada sikap membenci diri secara berlebihan.

Mencoba optimis di tengah ketidaknyamanan juga bukan keputusan keliru. Karena ketidaknyamanan adalah bagian dari hidup yang tidak bisa dilewatkan. Satu-satunya cara menghadapi dengan penuh percaya diri. Mampu menanamkan sikap optimis di tengah ketidaknyamanan, kamu turut memperoleh pelajaran hidup berarti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us