Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Rekomendasi Novel tentang Pejuang HIV/AIDS dari Berbagai Negara 

buku The Great Believers (instagram.com/vikingbooks)
buku The Great Believers (instagram.com/vikingbooks)

HIV/AIDS adalah salah satu isu kompleks yang tak hanya berurusan dengan aspek medis, tapi juga menyentuh sisi emosional, sosial, dan kemanusiaan. Membaca novel tentang pejuang HIV/AIDS membantu kita memahami perjuangan hidup mereka yang sering kali penuh tantangan. Kita diajak melihat bagaimana mereka bertahan di tengah stigma dan diskriminasi yang ada di masyarakat.

Novel-novel seperti ini juga memberikan edukasi yang ringan tapi sarat makna tentang isu kesehatan dan sosial. Ceritanya mengingatkan kita betapa berharganya dukungan untuk ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dan orang-orang terdekat mereka. Berikut adalah tujuh rekomendasi novel dari berbagai negara yang penuh inspirasi dan layak kamu baca!

1. Full Disclosure–Camryn Garrett

buku Full Disclosure (instagram.com/penguinteenaus)
buku Full Disclosure (instagram.com/penguinteenaus)

Simone adalah seorang remaja kulit hitam yang terlahir dengan HIV. Hidupnya semakin rumit ketika ia jatuh cinta pada Miles, seorang teman sekolah yang baik hati dan perhatian. Saat hubungan mereka semakin dekat, Simone mulai memikirkan apakah ia harus mengungkapkan status HIV-nya.

Pengalaman pahit di masa lalu membuatnya ragu. Ia pernah ditolak, dijauhi, bahkan terpaksa pindah sekolah karena tekanan dari orang-orang yang tidak bisa kenyataan tersebut. Dia bertekad untuk merahasiakan statusnya untuk sementara waktu.

Namun, sebelum ia sempat memikirkan langkah berikutnya, sebuah catatan berisi ancaman muncul di lokernya, mengancam untuk membuka rahasia yang selama ini ia jaga. Melalui cerita ini, Garrett menghadirkan tema tentang cinta, penerimaan, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri di tengah stigma dan prasangka.

2. What Looks Like Crazy on an Ordinary Day–Pearl Cleage

buku What Looks Like Crazy on an Ordinary Day (herebebooksandgames.com)
buku What Looks Like Crazy on an Ordinary Day (herebebooksandgames.com)

Cerita novel ini mengikuti kehidupan Ava Johnson, seorang wanita Afrika-Amerika yang menghadapi kenyataan pahit setelah didiagnosis positif HIV. Hidupnya berubah total, bisnis salon rambutnya di Atlanta hancur karena kehilangan klien yang takut tertular virus darinya. Dengan berat hati Ava memutuskan kembali ke kota kelahirannya, Idlewild, untuk tinggal bersama kakak perempuannya, Joyce.

Di Idlewild, Ava mulai terlibat dalam komunitas Sewing Circus yang dikelola Joyce untuk memberdayakan para wanita muda. Ava juga membantu Joyce merawat Imani, seorang bayi yang ditinggalkan oleh ibunya yang seorang pecandu.

Meskipun kembali menemui banyak masalah di Idlewild, kehadiran Joyce dan Imani membawa harapan dan makna baru dalam hidup Ava. Di kota kecil itu pula, Ava menemukan cinta bersama Eddie, teman Joyce yang tulus menerima dirinya apa adanya.

3. Tell the Wolves I'm Home–Carol Rifka Brunt

buku Tell The Wolves I'm Home (spinemagazine.co)
buku Tell The Wolves I'm Home (spinemagazine.co)

Novel ini mengisahkan June, seorang remaja berusia 14 tahun yang kehilangan pamannya, Finn, karena AIDS. Finn adalah seniman yang idealis. Bagi June yang pendiam dan kutu buku, Finn adalah satu-satunya orang yang paling mengerti dirinya. Setelah kepergian Finn, June bertemu dengan Toby, kekasih Finn, yang juga penyintas HIV dan dianggap keluarganya sebagai penyebab kematian Finn.

Awalnya penuh keraguan, hubungan June dan Toby berkembang menjadi persahabatan yang dalam, yang membantu June memahami sisi lain dari pamannya dan dirinya sendiri. Melalui kisah yang penuh emosi, novel ini mengeksplorasi tema keluarga, kehilangan, dan keberanian untuk mencintai di tengah stigma dan kesedihan.

4. At Risk–Alice Hoffman

buku At Risk (betweenthecovers.com)
buku At Risk (betweenthecovers.com)

At Risk bercerita tentang Amanda, seorang gadis berbakat berusia 11 tahun yang tinggal di sebuah kota kecil di New England bersama keluarganya. Hidupnya berubah setelah ia memenangkan pertandingan gimnastik dan tiba-tiba terserang demam. Tes darah menunjukkan Amanda positif HIV, virus yang ternyata ia dapatkan lima tahun sebelumnya melalui transfusi darah saat operasi.

Setelah berita itu tersebar, banyak orangtua teman-teman Amanda menjauh karena takut anak-anak mereka ikut tertular. Ceritanya mengupas bagaimana keluarga Amanda menghadapi kenyataan pahit ini, sekaligus menghadapi stigma yang datang dari lingkungan sekitar. Dengan gaya penulisan yang puitis, Hoffman menggambarkan kehangatan keluarga dan membawa pembaca untuk ikut merasakan kesedihan sekaligus harapan.

5. To The Wedding–John Berger

buku To The Wedding (bloomsbury.com)
buku To The Wedding (bloomsbury.com)

To the Wedding mengisahkan perjalanan Ninon, seorang wanita yang memiliki pasangan bernama Gino. Hidup Ninon berubah drastis ketika ia didiagnosis mengidap HIV, penyakit yang berasal dari hubungan masa lalunya. Dalam kebimbangan, Ninon memutuskan untuk memutus komunikasi dengan Gino, tetapi Gino tetap berusaha menghubunginya.

Ninon pun memberanikan diri mengungkapkan bahwa ia mengidap AIDS, dan di luar dugaan, Gino justru melamarnya. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk melangsungkan pernikahan impian mereka di sebuah desa kecil di Italia.

Cerita ini juga mengikuti perjalanan emosional kedua orangtua Ninon yang sudah lama bercerai saat menuju pernikahan putri mereka. Ayahnya, Jean, merenungkan hubungannya dengan sang putri dan merasa bersalah atas keputusan-keputusan masa lalunya. Sementara ibunya, Zdena, menghadapi kepedihan mendalam akibat penyakit Ninon, meski kesulitan mengungkapkan perasaannya.

6. The Great Believers–Rebecca Makkai

buku The Great Believers (instagram.com/penguinbooks)
buku The Great Believers (instagram.com/penguinbooks)

The Great Believers menceritakan tentang Yale Tishman, seorang kurator seni yang hidupnya terguncang saat teman-teman terdekatnya meninggal karena wavah AIDS, termasuk sahabatnya, Nico. Satu per satu, teman-temannya meninggal dan setelah pemakaman Nico, virus itu semakin dekat dengan Yale. Tak lama kemudian, satu-satunya orang yang tersisa adalah Fiona, adik perempuan Nico.

Tiga dekade kemudian, cerita beralih ke Paris tahun 2015, di mana Fiona, adik Nico, mencari putrinya yang hilang kontak. Selama di Paris, Fiona membawa luka masa lalu, mengenang teman-temannya yang ia cintai dan kehilangan akibat wabah tersebut. Melalui The Great Believers, Rebecca Makkai menggambarkan perjalanan Fiona dalam menghubungkan dua era yang penuh dengan rasa sakit, cinta, dan harapan.

7. Dengan Hati–Syafrina Siregar

buku Dengan Hati (ebooks.gramedia.com)
buku Dengan Hati (ebooks.gramedia.com)

Novel ini menceritakan tentang Mila, seorang konsultan baru di Worldcare, sebuah LSM yang menangani ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Di sana, ia bertemu dengan Santi, rekan kerjanya yang kemudian menjadi sahabatnya. Ia pun menyukai Project Manager kantornya, Ian Weber. Meskipun bekerja di LSM yang berkecimpung di bidang HIV/AIDS, Mila masih bergulat dengan prasangka dan dilema terhadap mereka.

Hingga suatu hari Mila menjauhi Santi setelah mengetahui bahwa Santi adalah seorang HIV positif. Namun, lewat diskusi dengan Ian, Mila mulai belajar memahami, menyesal, dan meminta maaf pada Santi. Sayangnya, tak lama setelah kembali bersahabat, Santi meninggal. Belum pulih dari kehilangan, Mila kembali dihadapkan pada dilema setelah mengetahui bahwa Ian juga seorang penyintas HIV.

Membaca novel tentang pejuang HIV/AIDS tak hanya memberi wawasan mengenai kesehatan, tapi juga membantu kita memahami tantangan yang mereka hadapi dan mengasah empati. Lewat kisah-kisahnya, kita juga diajak untuk menghapus stigma yang masih melekat di sekitar kita. Selamat membaca!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ester Ayu Nadeak
EditorEster Ayu Nadeak
Follow Us