7 Tipe Kemalasan dan Cara Mengatasinya, Biar Lebih Produktif

Memiliki mindset tetap berarti kamu takut untuk membuat kesalahan dan bertumbuh. Sedangkan kebalikannya, mindset bertumbuh adalah penawar dari hal tersebut.

Memahami bahwa kamu dapat berkembang, berubah dan menjadi lebih baik pada apa pun yang kamu kerjakan secara konsisten, bahkan dengan banyak kesalahan sekalipun, akan membuatmu menjadi seseorang yang lebih baik.

Saat minsdet tetapmu mulai menguasai pikiran, cobalah katakan kepada kepada diri sendiri, "Aku akan membuat kesalahan dan belajar darinya."

Kata-kata yang muncul dalam pikiran dan diucapkan benar-benar punya kekuatan, lho. Jadi, berhati-hatilah dalam bagaimana kamu menggunakannya. Seperti kata orang bijak, ucapan adalah doa.

Jika kamu gak percaya dengan hal berbau spiritual dan lebih percaya sains, ada sesuatu yang dinamakan dengan confirmation bias, sekali kamu berpikir bahwa kamu pemalas, segala hal di sekelilingmu akan terjadi untuk mengonfirmasi hal tersebut.

Katakan bahwa dirimu lelah dan pikiranmu pasti bakal mencari-cari alasan untuk mengamini pemikiran bias tersebut. Maka dari itu, coba atasi dengan afirmasi positif.

Saat hendak mengerjakan sesuatu dan menginginkan hasil sempurna, kebingungan akan muncul. Hal ini akan mendorong kamu sampai terasa overwhelming. Lalu, kamu akan merasionalisasi kemalasan tersebut sehingga enggan mengerjakannya.

Para perfeksionis pasti mengakui sendiri bahwa mereka sangat menderita karena hal ini. Kamu menginginkan proses atau hasil yang selesai, tetapi kamu tetap di sana terlalu takut untuk memulai. Triknya adalah untuk memulai mencari tahu di sepanjang jalan. Kamu belajar dari kesalahan saat kamu tumbuh.

Faktanya, kamu peduli tentang berbagai hal. Semua orang peduli tentang sesuatu dan satu-satunya alasan kemalasan tipe ini muncul lagi dan lagi adalah karena kita merasa kita gak bisa melakukan apa pun tentang apa yang kita rasakan.

Menemukan apa yang kamu pedulikan dan bekerja untuk hal tersebut atau menggunakannya sebagai bahan bakar untuk melakukan apa yang kamu butuhkan agar dapat selesai dengan baik.

Contohnya, lakukan sesuatu yang kamu harus kerjakan dalam to-do-list. Jika berhasil menyelesaikan, cobalah beri imbalan kepada dirimu sendiri dengan menikmati hal yang kamu suka, umpamanya kamu hobi nonton series. Tontonlah satu episode series favoritmu sebagai self-reward.

Sekali kamu mengucapkan kalimat ini, kamu akan merasakan bahwa kewajiban dan hal yang harus kerjakan terasa seperti dinding tinggi yang gak bisa dipanjat. Alih-alih mencari solusi lewat artikel, buku, video atau kursus, kamu akan memilih untuk gak melakukan apa pun. Alhasil, kamu bakal mandek di situasi tersebut.

Situasi ini biasanya benar-benar dirasakan saat memulai hal baru, entah itu belajar mengendarai mobil, belajar bahasa asing hingga memasak. Saking kukuhnya merasa memang gak bisa, kamu pasti gak akan melakukan hal tersebut sampai mahir.

Merasa lelah itu wajar dan sangat manusiawi karena kita memang punya batas energi tertentu. Namun, hal tersebut juga kerap kali dipakai sebagai alibi kemalasan.

Kalimat ini terus-menerus secara konsisten berbohong kepadamu. Satu solusi untuk hal tersebut adalah dengan mengatakan kepada dirimu, "Mungkin coba satu pekerjaan lagi."

Melakukan sesuatu sekali lagi akan membuktikan kepada diri dan juga pikiranmu kalau kamu masih punya energi dan antusias yang dibutuhkan untuk melakukan apa yang mesti kamu selesaikan. 

Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah dua puluh tahun lalu. Sedangkan yang kedua adalah saat ini. Kalimat yang muncul dari tipe kemalasan ini hanya akan membuatmu kehilangan sebuah kesempatan yang ada saat ini.

Kamu bisa, kok, memulainya sekarang. Kamu masih memiliki begitu banyak waktu. Lakukan saja apa yang ingin dan harus kamu lakukan. 

Dari ketujuh tipe kemalasan di atas, nomor berapa aja, nih, yang ada diri kamu? Semoga bisa segera diatasi, ya. Semangat!