8 Tips Dititipi Uang oleh Saudara yang Kerja Jauh, Bikin Perjanjian!

Orang yang merantau ke kota, luar pulau, sampai ke luar negeri terkadang butuh bantuan saudara untuk menyimpan dan mengelola hasil kerjanya. Bukan karena mereka boros serta gak bisa mengatur keuangan sendiri. Namun, biasanya mereka punya keinginan suatu saat pulang kampung.
Persiapan buat pulang dan hidup nyaman di kampung ini perlu melibatkan orang lain. Seperti agar hasil jerih payah mereka dibelikan tanah bakal tempat tinggal atau sawah buat tabungan hari tua. Titip uang ke saudara juga bisa bertujuan untuk menyalurkan uang tersebut ke orangtua.
Orangtua sudah tak dapat mengambil uang sendiri di bank atau bahkan gak punya rekening. Apabila saudaramu yang merantau juga ingin menitipkan sebagian pendapatannya padamu, kamu harus sangat berhati-hati. Jangan langsung menerimanya. Pahami dulu delapan poin penting berikut biar gak muncul masalah di kemudian hari.
1. Pastikan tujuannya

Orang dewasa yang sudah bekerja tentu gak begitu saja mau menyerahkan uangnya pada orang lain. Ada tujuan yang amat penting baginya sampai ia memilih memercayakannya padamu. Ini yang mesti jelas di awal. Seperti disebutkan di awal artikel, apakah saudara ingin kamu meneruskan uang itu pada kedua orangtuanya sebagai biaya hidup?
Atau, dia semata-mata mau dananya mengendap dalam penjagaanmu? Bisa juga ia ingin berinvestasi dengan perantara dirimu. Gali informasi ini sampai tak ada yang ditutup-tutupi. Bila tujuan penitipan uang gak urgen, lebih baik ditolak.
Contohnya, semata-mata agar tabungan tidak dipakainya buat hal-hal yang gak penting. Kamu dapat menyarankannya membuka tabungan berjangka atau tabungan emas dengan sistem autodebet.
2. Ukur diri, mampu atau tidak menjaga kepercayaannya

Kamu juga kudu berintrospeksi terlebih dahulu sebelum menerima kepercayaan dari orang lain. Jangan malah dirimu seketika merasa silau karena bakal secara rutin menerima uang dari saudara. Ingat bahwa itu titipan dan bukan pemberian darinya untuk digunakan sesukamu.
Kalau kamu ada riwayat sulit menjaga kepercayaan orang lain atau paling tidak bisa melihat uang mengendap di rekening, tolak saja permintaannya. Katakan dengan jujur kelemahanmu.
Begitu pula apabila dirimu bisa dipercaya soal uang, tetapi punya pasangan yang cenderung matre. Suatu saat dia tahu kamu memegang uang yang cukup banyak, bisa-bisa ia memaksa buat memakainya.
3. Bikin rekening terpisah untuk menampung transferannya

Jika kamu benar-benar yakin dapat menjaga kepercayaan yang diberikan saudara dan berniat membantunya, soal rekening mesti dipisah. Hindari menggunakan satu rekening buat menampung transferannya sekaligus uang hasil kerjamu. Nanti semuanya tercampur dan dirimu kesulitan memastikan jumlah saldo masing-masing.
Begitu pula biaya administrasi dan sebagainya dibebankan padamu atau saudara. Secara psikis, dengan isi tabungan yang makin banyak kamu juga cenderung sembrono dalam membelanjakannya. Dirimu bakal tambah boros sampai tanpa sadar memakai uang saudara. Pisahkan rekening kalian sekalipun semuanya atas namamu.
4. Bila uang diinvestasikan pastikan kamu memahaminya dengan baik

Investasi di kampung halaman misalnya membeli tanah, mendirikan bangunan untuk disewakan, serta pertanian. Hal ini kerap menjadi pilihan perantau karena harga tanah di desa masih jauh lebih murah daripada di kota. Saudaramu juga sudah bertekad tidak akan selamanya merantau.
Suatu saat nanti mereka hendak kembali dan membangun usaha atau hidup tenang di kampung halaman. Apa pun jenis investasi yang diinginkannya, pastikan dirimu memahaminya dengan baik.
Bila kamu hanya asal mengikuti pilihan investasinya kemudian merugi atau terjadi masalah, dirimu yang dimintai pertanggungjawaban. Bagaimanapun, investasi tak selalu untung. Kemungkinan buntungnya juga ada.
5. Buat perjanjian tertulis

Hanya karena kamu berurusan dengan saudara sendiri bukan artinya gak butuh perjanjian tertulis. Perjanjian ini juga bukan tanda kalian saling mencurigai. Perjanjian hitam di atas putih penting agar masing-masing jelas hak dan kewajibannya. Terlebih ini menyangkut uang. Potensi masalahnya besar apabila gak diurus dengan hati-hati.
Perjanjian tertulis juga menerangkan rekening yang digunakan untuk menampung uang saudara. Jangan sampai ke depan kamu seenaknya sendiri mengakui seluruh uang dalam rekening tersebut sebagai milikmu. Ini bisa dengan mudahnya dilakukan sebab rekening memakai datamu.
Perjanjian ditandatangani oleh kalian berdua. Kalau ribet buat saling mengirim dokumen fisik, bikin versi digitalnya saja. Atau, gunakan rekaman suaramu dan suaranya buat menyepakati urusan titip dana ini.
Baik kamu maupun dia sama-sama menyimpan rekaman ini baik-baik. Jika ke depan muncul persoalan, dokumentasi perjanjian dalam berbagai bentuk ini dapat menjadi pegangan.
6. Jika perlu upah, komunikasikan secara terbuka di awal

Upah misalnya dibutuhkan saat kamu perlu mengeluarkan tenaga dan waktu yang cukup banyak buat mengurus investasi saudara. Contohnya, dia minta uang titipannya dibuatkan kos-kosan. Otomatis dirimu yang ribet mencari lokasi tanah yang strategis dan pengembang yang tepercaya. Kamu juga mengawasi proses pembangunan hingga belanja bahan-bahan agar tak dikorupsi.
Setelah kos-kosan jadi kamu pun mesti membersihkan, mengisi dengan perabot, mengiklankannya, serta merespons berbagai komplain penghuni. Dengan segala kerepotan ini, dirimu sangat pantas mengajukan upah. Terpenting saudara sebagai pemodalnya tetap untung. Mending kamu bicara terbuka daripada diam-diam mengambil sebagian uang hasil investasi buat kepentingan pribadi.
7. Laporkan setiap uang masuk dan keluar

Laporan yang transparan sangat penting untuk menjaga kepercayaan saudara. Berikan tangkapan layar semua riwayat transaksi di rekening yang digunakan khusus buat menampung uangnya. Ketika uang digunakan untuk membeli tanah atau membangun rumah juga kirimkan bukti-bukti pembayarannya.
Demikian pula jika uang dibelanjakan buat kebutuhan orangtuanya yang sudah lanjut usia. Kirimkan video serah terima uang darimu pada orangtuanya. Juga foto barang-barang kebutuhan mereka yang dibelanjakan olehmu. Meski dia percaya sekali padamu serta tak meminta laporan sedetail ini, insiatif tetap kudu datang darimu sebagai bentuk pertanggungjawaban.
8. Serahkan semuanya segera setelah ia kembali

Ingat bahwa seluruh uang itu hanyalah titipan. Jangan ada sedikit pun rasa berat dalam hati ketika tiba waktumu untuk menyerahkannya kembali pada saudara. Bahkan bila ia sudah nyaman memercayakan uangnya dalam pengelolaanmu, tetap kamu harus mengembalikannya.
Mungkin saudaramu merasa sangat terbantu olehmu. Dirimu berhasil menjaga uangnya dengan baik bahkan menumbuhkan nilainya dengan investasi yang berjalan lancar. Meski demikian, tetap serahkan seluruh uang dalam tabungan dan bukti kepemilikan investasi padanya.
Jika properti pernah dibeli dan disertifikatkan atas namamu, maka kudu segera dibalik nama menjadi nama saudara. Kamu masih dapat bekerja sama dengannya dalam investasi, tapi kepemilikan seluruh aset mesti kembali dulu padanya. Masih dengan contoh investasi kos-kosan. Kalau saudaramu merasa tak mampu mengurusnya sendirian, dirimu bisa membantu operasionalnya dengan sistem upah yang sama.
Titipan uang dari saudara wajib dijaga sebaik mungkin. Jangan berbuat curang padanya yang akan merusak hubungan persaudaraan kalian. Bila kamu tak yakin bisa menjaga kepercayaannya, lebih baik menolak permintaan itu dan memintanya memegang sendiri seluruh pendapatannya.