Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Fakta Kamu Belum Bijaksana terhadap Diri Sendiri, Masih Mengelak?

ilustrasi perempuan menangkup dagu (pexels.com/Tomaz Barcellos)

Kebijaksanaan dalam bersikap sudah seharusnya dimiliki setiap orang. Jika membicarakan kebijaksanaan bersikap, pasti yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita adalah terkait perilaku kepada orang lain. Namun, yang jadi pertanyaan, bagaimana dengan perilaku terhadap diri sendiri?

Selain orang lain, diri sendiri juga tak kalah penting untuk diperhatikan. Namun, belum banyak orang yang menyadari akan hal tersebut. Lantas, perilaku seperti apakah yang menjadi sebuah fakta bahwa kamu belum mampu bersikap bijaksana terhadap diri sendiri? Yuk, cermati tulisan di bawah ini.

1. Selalu mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri

ilustrasi membantu orang lain (pexels.com/RODNAE Productions)

2. Sering memforsir diri untuk bekerja sampai di luar batas wajar

ilustrasi menghadap laptop (pexels.com/Anna Shvets)

3. Membiasakan diri dengan perilaku konsumtif, bahkan bangga akan hal tersebut

ilustrasi belanja barang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

4. Menganggap diri sendiri tidak mampu dan tidak berharga

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Alex Green)

5. Selalu terpaku mutlak dengan apa yang menjadi standar orang lain

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/Thirdman)

6. Memaksa diri untuk meraih apa yang ditargetkan bagaimana pun caranya

ilustrasi perempuan karir (Karolina Grabowska)

7. Menenggelamkan diri dalam ambisi toxic yang tiada batas

ilustrasi pekerja kantor (pexels.com/Yan Krukov)

8. Sering melakukan suatu perbuatan tanpa memikirkan konsekuensi yang akan dihadapi ke depannya

ilustrasi curang (pexels.com/Andy barbour)

9. Tidak memiliki ketegasan diri sehingga mudah terombang-ambing arahan orang lain

ilustrasi curhat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kebijaksanaan dalam bersikap menjadi hal yang penting dimiliki semua orang. Kira-kira, dari sembilan perilaku di atas, mana saja yang sampai saat ini masih sering kamu lakukan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us