Itaewon Class merupakan salah satu drama on going yang tayang di JTBC sejak akhir Januari lalu. Dibintangi oleh artis ternama seperti Park Seo Joon, Kim Da Mi, hingga Kwon Nara, drama ini sukses meraih rating yang cukup tinggi. Satu hal yang membuat drama ini spesial adalah banyaknya kiat-kiat inspiratif dari para tokohnya agar bisa berpikir lebih terbuka.
Ini adalah sembilan quotes yang paling berkesan selama hampir satu bulan penayangan drama tersebut.
Tidak ada yang ingin situasi ini terjadi.
Di awal cerita, tokoh Park Sae Royi harus mengalami kesedihan mendalam karena kematian ayahnya. Hal ini tentu menjadi pukulan yang besar bagi seorang remaja yang masih berada di bangku SMA, apalagi hanya ayahnya itulah yang menjadi keluarga satu-satunya.
Dia sempat merasa tidak ikhlas karena sang ayah meninggal akibat kecelakaan yang disebabkan oleh Jang Geun Won, anak mantan bos ayahnya.
Dengan bantuan Oh Soo Ah, Park Sae Royi yang hampir saja berakhir dengan menjadi pembunuh akhirnya sadar bahwa sedendam apa pun dia kepada Jang Geun Won, dia tidak boleh membunuh seorang manusia.
Bukan hanya karena sisi kemanusiaan, tetapi juga karena ayahnya yang sudah meninggal tentu tak akan senang jika mengetahui anaknya harus mengotori tangan demi membalas kejahatan orang lain.
Itu harga nyawa ayahku. Harus untuk hal yang lebih bermakna.
Setelah kematian ayahnya, Park Sae Royi memiliki sejumlah uang yang cukup banyak, entah itu dari warisan maupun dari asuransi kematian ayahnya. Alih-alih menggunakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak penting, Park Sae Royi justru menggunakannya untuk berinvestasi.
Gak tanggung-tanggung, selama hampir satu dekade, Park Sae Royi ternyata menginvestasikan uang miliaran won itu ke Jangga Grup, yang notabenenya adalah pihak terdakwa dari kasus kematian ayah Park Sae Royi.
Aku bersedia menerima hukumannya jika aku salah. Aku tidak bisa meminta maaf kepada Jang Geun Won, karena aku tak merasa bersalah.
Park Sae Royi adalah pemuda yang pemberani. Dia memang sosok yang dingin dan cuek, tapi sangat peduli kepada orang-orang di sekitarnya. Salah satu sifat yang wajib kamu tiru dari tokoh ini adalah berani mengakui kesalahan jika memang bersalah.
It’s okay, terkadang jujur memang lebih menyakitkan daripada kebohongan. Tapi, jika kamu tidak bersalah, maka jangan ragu untuk mengungkapkan pendapatmu.
Jangan takut untuk melawan hanya karena kamu disudutkan oleh orang-orang yang lebih berkuasa dari pada kamu. Lebih baik kamu kalah berperang dengan cara terhormat, daripada kamu selamat tetapi dengan cara yang hina.
Jo Yi Seo yang berwajah malaikat itu memiliki karakter seperti iblis.
Hampir sama seperti Park Sae Royi, tokoh utama wanita bernama Jo Yi Seo dalam drama Itaewon Class pun juga tergolong pendiam dan cuek. Dia terkadang tak peduli dengan urusan orang lain, namun jika tingkah seseorang yang berada di dekatnya sudah tidak wajar, maka dia tidak akan segan untuk mengambil tindakan layaknya sosiopat.
Karena sekali dibiarkan, manusia bisa berubah total.
Berdiam diri selama belasan tahun bukanlah hal yang mudah. Hal ini juga dialami oleh Park Sae Royi. Dia memang tidak melakukan perlawanan atau membalas dendam kepada Jang Geun Won si pembunuh ayahnya.
Tapi jangan salah, meskipun terlihat kalem dan lemah, Park Sae Royi ternyata sudah menyiapkan “amunisi” untuk berperang! Salah satunya yaitu dengan berinvestasi pada poin yang telah disebutkan sebelumnya.
Dia sengaja membiarkan orang-orang yang berkuasa menikmati kesuksesan terlebih dahulu, barulah saat mereka lengah, Park Sae Royi akan bertindak.
Dia melakukan ini karena sifat manusia yang selalu tidak tahu diri jika dibiarkan sekali atau dua kali. Akibatnya, seseorang yang bersalah dan dibiarkan terus-menerus itu harus dihukum dengan benar, agar tahu di mana letak kesalahan yang mereka lakukan.
Walau terlahir tak punya apa-apa, aku ingin banyak hal. Kenapa kita menyerah sebelum mencobanya sendiri? Tentu harus dicoba dahulu. Orang yang hanya bisa menilai diri sendiri rendah adalah seorang pecundang!
Selain harus kehilangan ayahnya, Park Sae Royi juga harus menikmati masa mudanya dengan berhenti sekolah dan mendekam di penjara selama bertahun-tahun lho! Namun hal itu tidak lantas membuat Park Sae Royi menyerah! Malah sebaliknya, dia tetap semangat untuk mempelajari hal-hal baru sesuai kata hatinya.
Bila kau masih merasa tak butuh aku, tak masalah. Aku juga tak mau bekerja dengan orang bodoh seperti itu.
Tokoh Jo Yi So adalah sosok yang selalu mempertahankan opini pribadinya. Meskipun begitu, dia tetap menghormati dan menerima pendapat orang lain. Saat dia melamar menjadi manajer di kedai Danbam adalah contohnya.
Dia sempat diragukan oleh Park Sae Royi. Dia pun juga sudah menerima dengan lapang hati jika lamaran kerjanya tidak diterima. Namun, berkat kecerdasannya, dia akhirnya berhasil mendapatkan kepercayaan Park Sae Royi dan resmi dijadikan manajer di kedai Danbam.
Jika kalian tak ingin bekerja dengannya hanya karena dia transgender, katakan padaku sekarang.
Pada episode Itaewon Class terbaru, telah diungkapkan bahwa tokoh Ma Hyuni ternyata adalah seorang transgender. Berbeda dengan pegawai-pegawainya yang sempat merasa tidak nyaman pada fakta tersebut, Park Sae Royi selaku pemilik kedai justru tidak keberatan sama sekali.
Dia adalah seorang mantan narapidana, dan dia tahu betul bahwa mendapat diskriminasi dari lingkungan sekitar itu sangat menyakitkan.
Oleh karena itu, daripada memecat pegawai yang sudah seperti keluarganya sendiri, Park Sae Royi lebih memilih untuk mempertahankan Ma Hyuni terlepas dari fakta bahwa Ma Hyuni adalah seorang transgender.
Aku tak bersandar pada mimpi orang lain. Yang kujalani saat ini adalah hidupku.
Satu lagi quotes inspiratif dari drama Itaewon Class yaitu dari Jo Yi Seo. Jo Yi Seo adalah gadis yang cerdas dan hampir semua universitas ternama tidak akan segan menerimanya. Namun, pada kenyataannya, Jo Yi Seo lebih memilih untuk menjadi manajer di kedai Danbam.
Hal ini dikarenakan keinginannya tidak sejalan dengan keinginan ibunya. Ya, Jo Yi Seo memang sangat menghargai pendapat orang lain, tapi untuk urusan mimpi, hanya dialah yang berhak menentukannya.
Hal serupa juga bisa terjadi padamu. Orang tuamu mungkin akan menentang cita-citamu dan selalu menyuruhmu mengikuti kemauan mereka. Namun, apakah orang tua yang akan memperjuangkan cita-cita tersebut? Apakah orang tua yang akan menanggung kesulitan selama proses menggapai cita-cita tersebut? Tentu tidak, kan?
Jadi, jangan ragu lagi untuk meyakinkan orang tuamu. Orang tua memang boleh mengutarakan maksud mereka kepada anak, tapi anak tetaplah pribadi yang berbeda. Mereka tidak boleh dipaksa hanya untuk ambisi orang tua. Mereka memiliki keinginan sendiri dan mereka pasti mampu mewujudkannya jika mereka memang berniat.
Nah, itulah beberapa quotes inspiratif dari drama Itaewon Class. Apakah pemikiranmu sudah sejalan dengan poin-poin di atas?