Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ahli Gizi Kuliah Jurusan Apa? Ini Penjelasan Lengkapnya

Ahli Gizi
Ahli Gizi (https://pin.it/3staXpASb)
Intinya sih...
  • Ahli gizi lulusan apa dan gelar pendidikannya apa?
    • D3 Gizi (Diploma 3) hingga S2 dan S3 Gizi
    • Program Sarjana Ilmu Gizi (S1) ditempuh dalam waktu sekitar 4 tahun atau 8 semester dan setelah lulus mahasiswa berhak menyandang gelar Sarjana Gizi (S.Gz.)
    • Profesi Dietisien (Ahli gizi klinis)
    • Hal yang dipelajari saat kuliah ahli gizi
      • Ilmu dasar gizi
      • Anatomi, fisiologi, dan biokimia gizi
      • dll
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ahli gizi atau nutritionist merupakan tenaga profesional yang bertugas memberikan edukasi mengenai gizi, kesehatan, dan pola makan yang tepat. Untuk menjadi ahli gizi, seseorang harus menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi terakreditasi pada program studi Ilmu Gizi hingga memperoleh gelar Sarjana Gizi (S.Gz.) atau Magister Gizi (M.Gz.).

Saat ini, profesi ahli gizi termasuk salah satu karier yang memiliki prospek cerah di Indonesia. Kebutuhan tenaga ahli gizi terus meningkat seiring tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan gaya hidup yang lebih seimbang. Peluang kerjanya pun semakin beragam, dengan kisaran penghasilan yang cukup kompetitif.

Dalam praktiknya, ahli gizi tidak hanya bekerja di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, atau puskesmas. Seiring perkembangan tren kesehatan dan nutrisi, peran mereka juga dibutuhkan di berbagai sektor lain, termasuk industri makanan, pendidikan, komunitas kesehatan, hingga perusahaan yang fokus pada wellness dan gaya hidup sehat.

1. Ahli gizi lulusan apa dan gelar pendidikannya apa?

Ilustasi profesi ahli gizi (freepik.com/freepik)
Ilustasi profesi ahli gizi (freepik.com/freepik)

Untuk menjadi seorang ahli gizi atau nutritionist yang kompeten, seseorang perlu menempuh pendidikan formal di bidang ilmu gizi. Durasi kuliah untuk profesi ini berbeda-beda tergantung pada jenjang pendidikan yang dipilih. Di Indonesia, terdapat beberapa jenjang pendidikan yang dapat ditempuh untuk menjadi ahli gizi, di antaranya:

  1. D3 Gizi (Diploma 3)

Program Diploma III atau D3 Gizi umumnya ditempuh selama 3 tahun atau 6 semester dan lulusannya akan mendapatkan gelar Ahli Madya Gizi (A.Md.Gz.). Jenjang pendidikan ini lebih berfokus pada keterampilan vokasional dan praktik di lapangan, sehingga mahasiswa dibekali kemampuan teknis yang kuat. Lulusan D3 Gizi biasanya bekerja di rumah sakit, puskesmas, layanan katering, atau perusahaan makanan sebagai petugas gizi atau asisten ahli gizi.

  1. S1 Gizi (Sarjana ilmu gizi)

Program Sarjana Ilmu Gizi (S1) ditempuh dalam waktu sekitar 4 tahun atau 8 semester dan setelah lulus mahasiswa berhak menyandang gelar Sarjana Gizi (S.Gz.). Pada jenjang ini, kurikulum yang dipelajari mencakup teori dan praktik yang lebih mendalam, mulai dari gizi klinis, gizi masyarakat, biokimia gizi, dietetik, hingga epidemiologi. 

Selain itu, mahasiswa juga dilatih melakukan penelitian dan memahami manajemen program gizi. Lulusan S1 Gizi memiliki peluang karier yang luas, seperti menjadi ahli gizi profesional, konsultan gizi, edukator, hingga peneliti di bidang kesehatan dan pangan.

  1. Profesi Dietisien (Ahli gizi klinis)

Untuk menjadi seorang Registered Dietitian (RD), lulusan S1 Gizi wajib melanjutkan ke pendidikan profesi dietisien yang berlangsung selama 1 - 1,5 tahun. Program profesi ini bertujuan membekali calon ahli gizi dengan kompetensi klinis yang lebih mendalam, terutama bagi mereka yang ingin bekerja di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan. Setelah menjalani pendidikan profesi, lulusan dietisien berwenang menangani pasien secara langsung, menyusun diet terapi medis, serta bekerja sama dengan dokter dan tenaga medis lainnya dalam proses penanganan nutrisi klinis.

  1. S2 dan S3 Gizi

Selain itu, bagi yang tertarik pada bidang riset, pengajaran atau penyusunan kebijakan kesehatan, lulusan S1 Gizi juga dapat melanjutkan studi ke jenjang S2 atau bahkan S3. Pada jenjang ini, mahasiswa akan mendalami ilmu gizi secara lebih komprehensif, mulai dari penelitian lanjutan, pengembangan program gizi, hingga analisis kebijakan publik. 

Gelar yang diperoleh pada tingkat tersebut adalah Magister Ilmu Gizi (M.Gizi) untuk S2 dan Doktor (Dr.) Ilmu Gizi untuk S3. Dengan kualifikasi ini, peluang karier semakin luas, termasuk menjadi dosen, peneliti, konsultan kebijakan gizi, hingga tenaga ahli di institusi pemerintah maupun organisasi internasional.

2. Hal yang dipelajari saat kuliah ahli gizi

Ilustrasi murid india belajar di kelas.
Ilustrasi murid india belajar di kelas. (freepik.com)

Ilmu Gizi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan, nutrisi, dan kesehatan tubuh manusia. Selama menempuh pendidikan, mahasiswa jurusan ini akan dibekali dengan berbagai mata kuliah komprehensif yang dirancang untuk membentuk lulusan yang mampu menganalisis, mengelola, hingga memberikan solusi terhadap masalah gizi di masyarakat. Secara umum, berikut beberapa materi utama yang dipelajari mahasiswa Ilmu Gizi:

1. Ilmu dasar gizi
Pada tahap ini, mahasiswa mempelajari fondasi utama ilmu gizi, mulai dari pengenalan zat gizi makro dan mikro, fungsi masing-masing zat, sumber makanan, kebutuhan harian, hingga proses metabolisme gizi dalam tubuh.

2. Anatomi, fisiologi, dan biokimia gizi
Materi ini memberikan pemahaman mendalam mengenai struktur dan fungsi organ tubuh manusia serta proses biokimia yang berkaitan dengan metabolisme nutrisi. Mahasiswa dipersiapkan untuk memahami bagaimana tubuh mencerna, menyerap, memanfaatkan, dan mengolah zat gizi untuk mendukung fungsi tubuh.

3. Gizi dalam daur kehidupan
Mahasiswa mempelajari kebutuhan gizi sepanjang siklus hidup manusia, mulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Termasuk pula kebutuhan nutrisi khusus pada masa kehamilan, menyusui, serta kondisi kesehatan tertentu.

4. Penilaian status gizi
Pada bagian ini, mahasiswa belajar berbagai metode untuk menilai status gizi individu maupun kelompok. Teknik yang dipelajari meliputi antropometri, pemeriksaan klinis, analisis asupan makanan, hingga penilaian biokimia.

5. Manajemen pelayanan makanan dan gizi institusi
Materi ini berfokus pada pengelolaan makanan dalam skala besar, seperti di rumah sakit, sekolah, katering, atau institusi lainnya. Mahasiswa belajar tentang manajemen dapur, proses pengolahan makanan, penyimpanan, pengemasan, pengendalian mutu, serta keamanan pangan.

3. Prospek kerja ahli gizi

ilustrasi ahli gizi (pexels.com/Yaroslav Shuraev)
ilustrasi ahli gizi (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Prospek kerja ahli gizi di Indonesia semakin terbuka lebar. Kebutuhan tenaga gizi tidak lagi terbatas pada sektor kesehatan saja, tetapi juga merambah ke industri makanan, pendidikan, penelitian, hingga layanan konsultasi pribadi. Berikut beberapa pilihan tempat kerja bagi lulusan Ilmu Gizi:

  1. Rumah sakit

Di rumah sakit, ahli gizi bertugas dalam pelayanan gizi klinis, yakni memberikan terapi gizi yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Peran ini sangat krusial bagi pasien dengan penyakit kronis, seperti diabetes, gangguan ginjal, hipertensi, atau penyakit jantung. Selain itu, ada pula bidang dietetik yang berfokus pada pengelolaan makanan pasien rawat inap. Ahli gizi memastikan seluruh makanan yang disajikan higienis, bernutrisi seimbang, serta sesuai standar pelayanan rumah sakit.

  1. Puskesmas dan instansi pemerintah

Di puskesmas, ahli gizi berperan aktif dalam program kesehatan masyarakat, seperti pencegahan stunting, penanganan gizi buruk, hingga kampanye edukasi bagi ibu hamil, balita, dan masyarakat umum. Sementara itu di instansi pemerintah, seperti Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, maupun lembaga seperti Badan Gizi Nasional, ahli gizi terlibat dalam penyusunan kebijakan, program gizi, dan evaluasi kesehatan masyarakat.

  1. Industri makanan dan perusahaan suplemen

Sektor industri makanan dan minuman menjadi salah satu penyerap tenaga ahli gizi terbesar. Mereka berperan memastikan produk yang dibuat memenuhi standar gizi, aman dikonsumsi, serta sesuai regulasi pemerintah. Ahli gizi juga bisa bekerja di industri suplemen, baik dalam formulasi produk, edukasi kepada konsumen, maupun penelitian manfaat nutrisi. Pada sektor ini, posisi yang umum ditempati adalah tim Quality Control (QC), Research and Development (R&D), hingga divisi edukasi dan regulasi.

  1. Konsultan gizi, content creator, hingga peneliti

Ahli gizi juga memiliki peluang besar untuk bekerja secara mandiri sebagai konsultan gizi. Dalam profesi ini, mereka dapat memberikan layanan konsultasi kepada individu, atlet, pasien dengan kebutuhan khusus, hingga perusahaan yang memerlukan penyusunan menu, perencanaan gizi karyawan, atau edukasi terkait pola makan sehat.

Seiring berkembangnya media sosial, banyak ahli gizi yang merintis karier sebagai content creator di bidang kesehatan. Mereka membuat konten edukasi, berbagi resep sehat, memberikan tips pola hidup seimbang, hingga melakukan review produk berdasarkan pengetahuan gizi yang valid. Peran ini semakin diminati karena masyarakat kini lebih peduli pada informasi nutrisi yang tepercaya.

Selain itu, bagi lulusan gizi yang tertarik pada dunia akademik dan penelitian, tersedia peluang untuk menjadi peneliti di perguruan tinggi atau lembaga riset. Dalam bidang ini, mereka berkontribusi pada pengembangan ilmu gizi, inovasi pangan, serta penelitian terkait kesehatan masyarakat.

4. Kisaran gaji ahli gizi

ilustrasi konsultasi dengan ahli gizi (pexels.com/beyzahzah)
ilustrasi konsultasi dengan ahli gizi (pexels.com/beyzahzah)

Gaji ahli gizi di Indonesia cukup beragam dan dipengaruhi oleh tempat bekerja, pengalaman, serta pendidikan yang ditempuh. Secara umum, profesi ini memiliki prospek yang menjanjikan karena meningkatnya kebutuhan tenaga gizi di fasilitas kesehatan, lembaga pemerintah, industri pangan, hingga sektor swasta. Berikut gambaran kisaran gaji ahli gizi di Indonesia:

  1. Gaji fresh graduate ahli gizi
  • Ahli gizi lulusan S1 (fresh graduate): sekitar Rp3.000.000 – Rp5.000.000
  • Dietisien / ahli gizi klinis pemula: sekitar Rp3.500.000 – Rp5.000.000
  • Tenaga gizi di rumah sakit pemerintah atau puskesmas: mulai dari Rp2.700.000 – Rp5.000.000, disesuaikan dengan UMK wilayah kerja
  • Fresh graduate di industri makanan dan minuman: sekitar Rp4.000.000 – Rp7.000.000
  1. Gaji dengan pengalaman 3-5 tahun
  • Ahli gizi berpengalaman: berkisar Rp5.000.000 – Rp8.000.000
  • Konsultan gizi independen: potensi pendapatan dapat mencapai Rp10.000.000 per bulan, tergantung jumlah klien dan layanan yang ditawarkan

Menjadi ahli gizi membutuhkan pendidikan formal di jurusan Gizi, seperti S1 Ilmu Gizi atau Gizi Kesehatan, yang membekali mahasiswa dengan dasar ilmu nutrisi, kesehatan, dan pelayanan dietetik. Lulusan jurusan ini memiliki prospek karier yang luas, mulai dari bekerja di fasilitas kesehatan, industri pangan, pemerintahan, hingga menjadi konsultan atau content creator di bidang kesehatan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, peluang dan kebutuhan tenaga gizi di Indonesia semakin besar, menjadikan profesi ini sebagai pilihan karier yang menjanjikan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Rekomendasi Material Frame Kacamata yang Gak Mudah Melengkung

20 Nov 2025, 15:47 WIBLife