Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Diskusi Keuangan dengan Pasangan Tidak Mudah, Bisa Ribut

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Helena Lopes)
Intinya sih...
  • Keuangan harus dibicarakan secara rutin dalam rumah tangga
  • Perbedaan tujuan finansial dapat menyebabkan perselisihan antara pasangan
  • Orientasi keuangan jangka pendek vs jangka panjang menjadi sumber konflik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat kamu masih lajang, soal keuangan tidak perlu dibicarakan dengan siapa pun. Kecuali, dirimu butuh bantuan perencana keuangan. Di luar itu, kamu bebas melakukan apa pun dengan pendapatanmu.

Satu penghasilan untuk satu orang juga membuat kondisi ekonomi tidak terlalu berat. Namun, gak bisa begitu ketika dirimu sudah berkeluarga. Soal keuangan harus rutin dibahas. Mau cuma salah satu dari kalian yang bekerja atau keduanya, penting buat transparan tentang finansial.

Perencanaan keuangan dalam rumah tangga juga mesti matang betul. Bukan cuma selepas anak lahir, melainkan sejak kamu dan pasangan berencana memiliki momongan. Namun, diskusi keuangan dengan pasangan bisa macet bahkan berujung pertengkaran. Sebab-sebab yang umum ada di bawah ini.

1. Dia selalu pakai jurus andalan, "Alah, kan aku yang kerja."

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Orang yang menjadi satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga seperti memegang kartu as. Satu sisi, dia sudah capek bekerja sehingga sering kali kamu yang diserahi pengelolaan keuangan. Ia cuma mau tahu semua kebutuhan tercukupi dengan uang itu.

Dia sudah gak punya energi untuk memikirkan pengelolaannya. Akan tetapi pada saat-saat tertentu, orang yang sama dapat bersikap sangat arogan. Seolah-olah ia menumpas habis hakmu sebagai pasangan buat berpendapat soal penggunaan uang.

Misalnya, ketika dia menginginkan sesuatu yang cukup mahal. Dirimu berhitung dan berkesimpulan situasi keuangan belum pas buat memenuhi keinginan tersebut. Barangkali pasangan dapat menunda atau mengganti keinginan dengan yang lebih murah. Namun, ia malah membuatmu sakit hati dengan mengungkit siapa yang menghasilkan uang di rumah itu.

2. Perbedaan tujuan finansial

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Apabila kondisi keuangan sangat baik bahkan berlimpah, ada lebih dari satu tujuan finansial dalam sebuah rumah tangga sebenarnya tidak apa-apa. Bahkan terdapat tujuan finansial suami, istri, serta bersama pun gak masalah. Semuanya mungkin tercapai.

Gerak maju rumah tangga kalian juga akan lebih terlihat. Contohnya, suami punya tujuan finansial berinvestasi sebanyak mungkin agar dapat pensiun dini. Sementara tujuan keuangan istri jalan-jalan ke berbagai tempat bersama keluarga untuk menambah pengalaman dan kebersamaan.

Sedang tujuan finansial bersama ialah menyekolahkan anak-anak setinggi-tingginya. Namun, dengan keterbatasan uang sebaiknya tujuan finansial disetujui suami serta istri. Juga satu per satu dulu. Bila kalian tidak bisa bersepakat mengenai hal ini, pasti terjadi perselisihan.

3. Satu boros sekali, satu lagi cenderung pelit

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Helena Lopes)

Ada benarnya nasihat untuk mencari pasangan yang setara. Arti kesetaraan yang dimaksud bisa macam-macam. Dari kesesuaian latar belakang pendidikan, kondisi ekonomi yang tak terlalu berbeda, hingga sikap soal uang.

Tambah banyak kemiripan kalian tambah kecil potensi konflik. Perbedaan pendapat akan tetap ada, tapi gak ekstrem. Jika salah satu dari kalian borosnya bukan main sedangkan satu lagi pelit, cekcok soal duit menjadi makanan sehari-hari.

Apalagi uang yang dibelanjakan secara ugal-ugalan merupakan nafkah satu keluarga. Bukan uang jajan jatahnya sendiri. Sementara orang yang biasa boros memandang pasangannya yang pelit sebagai perampas kemerdekaan. Niat kalian mendiskusikan keuangan kerap berujung pada keributan soal sifat masing-masing.

4. Orientasi jangka pendek vs jangka panjang

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ada orang yang orientasi keuangannya sangat pendek. Seperti ia berprinsip yang penting hari ini bisa makan. Untuk kebutuhan besok ya dipikir besok. Ini gak hanya menjadi prinsip orang dengan ekonomi amat terbatas.

Orang dengan penghasilan lumayan pun dapat berpandangan sama. Akibatnya, gajian tanggal satu bisa hampir habis dalam waktu 24 jam. Sementara pasangannya berorientasi lebih panjang bahkan hingga puluhan tahun dari sekarang.

Dia tipe penahan keinginan hari ini demi kebahagiaan yang lebih besar di masa depan. Seperti ia siap bela-belain hidup sederhana supaya 18 tahun lagi dapat membiayai kuliah anak di jurusan yang berbiaya tinggi. Titik perselisihan adalah sulitnya mengajak pasangan yang orientasinya sangat pendek buat membayangkan serta mempersiapkan masa depan.

5. Kondisi ekonomi terlalu sulit, dibahas malah tambah stres

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Diskusi keuangan lebih nyaman dilakukan kalau setidaknya ada uang yang cukup. Kamu dan pasangan tinggal membicarakan sebaiknya uang tersebut digunakan untuk apa saja dan alasannya. Lain halnya bila uangnya saja nyaris gak ada.

Kalian sama-sama diam pun dalam hati sudah kesal. Kamu serta pasangan tertekan dengan situasi tersebut. Ketika kalian mencoba membicarakan, kesabaran yang telah tipis menjadi lebih mudah habis tak bersisa.

Dirimu serta pasangan dapat terjebak dalam kondisi saling menyalahkan. Bahkan sampai ke hal-hal yang paling menyakitkan. Misalnya, salah satu menyesali pernikahan kalian. Ini sebabnya diskusi keuangan harus dibiasakan sejak perekonomian kalian masih stabil. Bukan baru dilakukan setelah keadaan terasa mendesak.

Untukmu yang belum pernah berdiskusi dengan pasangan seputar finansial cobalah. Jangan sampai terlambat atau kalian sengaja terus menghindarinya. Rumah tangga selalu membutuhkan uang yang gak sedikit. Kalau kamu tidak pernah membicarakannya dengan pasangan nanti tahu-tahu masalah keuangan sudah besar dan sulit diatasi berdua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

Adu Gaya Melody Irawan vs. Carmen H2H, Pesona Khas SM Entertainment!

10 Des 2025, 23:36 WIBLife