Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kenapa FoBI Bisa Terjadi, Bukan Berarti Kamu Anti Sosial Lho!

ilustrasi perempuan cemas (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan cemas (freepik.com/freepik)

Pernah merasa panik atau cemas berlebihan ketika harus berbicara di depan umum, padahal kamu sebenarnya suka berinteraksi? Mungkin kamu mengalami Fear of Being Included atau FoBI. Kondisi ini sering bikin orang salah paham, mengira kamu anti sosial, padahal faktanya tidak selalu begitu.

FoBI bisa muncul dari berbagai penyebab yang kadang tidak kita sadari. Mulai dari pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan sampai rasa overthinking ketika berada di tengah keramaian. Yuk, simak lima alasan kenapa FoBI bisa terjadi dan bukan berarti kamu anti sosial.

1. Pengalaman buruk di masa lalu yang membekas

ilustrasi laki-laki sedih (freepik.com/freepik)
ilustrasi laki-laki sedih (freepik.com/freepik)

Kadang FoBI berakar dari pengalaman masa lalu yang bikin trauma sosial. Misalnya, pernah dipermalukan saat berbicara di kelas atau diejek karena pendapat yang kamu sampaikan. Ingatan seperti ini bisa meninggalkan jejak yang membuat kamu waspada berlebihan setiap kali berada di situasi serupa.

Meski waktu sudah berlalu, rasa takut itu bisa muncul lagi tanpa disadari. Otak cenderung mengaitkan momen sekarang dengan luka lama, sehingga tubuh bereaksi defensif. Itulah kenapa kamu merasa ingin menghindar, padahal sebenarnya kamu ingin terlibat.

2. Tekanan sosial yang terlalu besar

ilustrasi berdiskusi dengan rekan kerja (freepik.com/freepik)
ilustrasi berdiskusi dengan rekan kerja (freepik.com/freepik)

Lingkungan yang menuntut untuk selalu tampil percaya diri kadang justru membuat mental tertekan. Ketika kamu merasa harus sempurna di depan orang lain, setiap interaksi jadi terasa seperti ujian. Rasa tertekan ini bisa memicu FoBI karena kamu khawatir tidak memenuhi ekspektasi orang.

Tekanan sosial tidak hanya datang dari orang lain, tapi juga dari standar yang kamu buat sendiri. Semakin tinggi standar itu, semakin besar rasa takut untuk “gagal” saat berinteraksi. Akhirnya, kamu memilih menghindar demi mengurangi rasa cemas.

3. Self-doubt yang menggerogoti rasa percaya diri

ilustrasi perempuan menyalahkan diri sendiri (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan menyalahkan diri sendiri (freepik.com/freepik)

Rasa ragu pada kemampuan diri atau self-doubt bisa jadi alasan besar di balik FoBI. Saat kamu terus mempertanyakan apakah dirimu cukup baik atau pantas berada di suatu lingkungan, rasa cemas akan tumbuh. Keraguan ini membuat kamu sulit merasa nyaman meski berada di antara teman dekat sekalipun.

FoBI yang dipicu oleh self-doubt sering muncul diam-diam. Kamu mungkin terlihat tenang di luar, tapi di dalam hati terus mengulang pikiran negatif. Semakin sering ini terjadi, semakin kuat keinginan untuk menjauh dari situasi sosial.

4. Kepribadian introvert yang kewalahan

ilustrasi perempuan lelah (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan lelah (freepik.com/freepik)

Introvert bukan berarti anti sosial, tapi memang punya batas energi saat bersosialisasi. Ketika terlalu banyak berada di keramaian atau interaksi yang intens, introvert bisa merasa lelah dan kewalahan. FoBI bisa muncul karena kebutuhan untuk menjaga energi ini tidak terpenuhi.

Bagi introvert, waktu menyendiri adalah cara mengisi ulang tenaga. Namun, ketika orang lain tidak memahami kebutuhan ini, kamu bisa dicap tidak ramah. Padahal, kamu hanya butuh jeda sebelum kembali berinteraksi dengan nyaman.

5. Kekhawatiran akan penilaian orang lain

ilustrasi berkumpul dengan teman (freepik.com/freepik)
ilustrasi berkumpul dengan teman (freepik.com/freepik)

Banyak orang dengan FoBI merasa seolah setiap gerak-geriknya sedang diamati dan dinilai. Kekhawatiran ini membuat kamu sulit bersikap alami di lingkungan sosial. Akhirnya, kamu memilih untuk menghindar demi mengurangi potensi rasa malu atau salah langkah.

Perasaan ini sering dipengaruhi oleh pengalaman di mana penilaian orang terasa menyakitkan. Semakin kamu fokus pada apa yang orang pikirkan, semakin besar rasa cemasnya. Padahal, tidak semua orang memperhatikan kamu sedetail yang kamu bayangkan.

FoBI bukan berarti kamu anti sosial atau tidak suka orang lain. Kondisi ini adalah respon yang wajar ketika ada faktor-faktor tertentu yang memicu rasa cemas. Yuk, mulai memahami akar penyebabnya dan beri ruang bagi diri untuk pulih, karena berani menghadapi rasa takut juga bentuk cinta pada diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us