Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Jangan Meminjamkan Terlalu Banyak Uang, Bisa Gak Balik!

ilustrasi percakapan (pexels.com/Marcus Aurelius)
ilustrasi percakapan (pexels.com/Marcus Aurelius)

Berapa banyak uang yang pernah dipinjamkan olehmu ke orang lain? Kalau pinjamannya sudah setara atau melebihi pendapatanmu dalam sebulan, ini termasuk sangat besar. Apalagi jika misalnya, gajimu 5 juta rupiah.

Namun, seseorang berutang sampai 10 juta rupiah padamu. Uang 10 juta rupiah itu hasil kamu menabung sekian lama. Besar atau kecilnya ukuran pinjaman memang tergantung dari kondisi keuangan pemilik dana.

Kasih utang 10 juta rupiah akan terasa kecil bagi orang yang memiliki penghasilan rutin 50 atau 100 juta rupiah. Akan tetapi, berapa pun pendapatanmu tiap bulan hindari meminjamkan terlalu banyak uang pada siapa pun. Meski dirimu barangkali bakal disebut pelit, berikut penjelasan yang harus dipikirkan.

1. Kamu tak tahu kapan dia dapat mengembalikannya

ilustrasi percakapan (pexels.com/Zekai Zhu)
ilustrasi percakapan (pexels.com/Zekai Zhu)

Orang yang sampai mengajukan pinjaman berarti kondisi finansialnya lagi gak sehat. Dia mungkin meminjam uang darimu dengan harapan keuangannya sehat kembali. Akan tetapi, tambah banyak utangnya ke kamu tambah kecil kemungkinan ia akan mampu mengembalikannya.

Bisa juga dia bakal tetap melunasinya. Namun, butuh waktu yang jauh lebih panjang dibandingkan jika utangnya gak sebesar itu. Seperti pinjaman 500 ribu rupiah boleh jadi dapat dilunasi dalam waktu seminggu.

Sementara pinjaman mencapai jutaan rupiah gak jelas kapan bakal dikembalikan. Walaupun ia menjanjikan pengembalian secepatnya, kamu jangan mudah percaya. Dari mana dia akan memperoleh uang sebesar utangnya dalam waktu singkat?

2. Juga gak mengerti uang sebanyak itu dipakai buat apa saja

ilustrasi percakapan (pexels.com/KoolShooters)
ilustrasi percakapan (pexels.com/KoolShooters)

Tentu ketika dia mengatakan niatnya meminjam uang disertai alasan. Seperti uang pinjaman itu hendak dipakainya buat modal usaha, melunasi utang berbunga tinggi, dan sebagainya. Akan tetapi, apakah itu betul?

Kian besar nominal pinjamannya, kian mungkin tidak semua uang dialokasikan sesuai pengakuannya. Contohnya, dia meminjam uang hingga 20 juta rupiah. Konon buat modal usaha pasca dirinya kena PHK. Namun, barangkali cuma separo yang buat usaha.

Setengahnya lagi digunakan untuk hal-hal lain. Seperti menebus motornya yang sempat digadaikan biar gak malu sama tetangga. Ada juga uang yang dipakai untuk membelikan pasangannya gadget baru. Padahal, gawai baru itu tak ada hubungannya dengan usaha yang hendak dirintis.

3. Makin banyak uang yang dipinjam, makin mungkin berniat buruk

ilustrasi percakapan (pexels.com/Nurlan Tortbayev)
ilustrasi percakapan (pexels.com/Nurlan Tortbayev)

Jika seseorang berutang dengan niat jahat padamu, dia mustahil cuma pinjam sedikit. Risikonya tidak sebanding dengan uang hasil mengutang. Contohnya, kalau dia hanya membawa kabur uang 1 sampai 2 juta rupiah, tapi sampai dilaporkan polisi. Malah ribet urusannya.

Orang dengan niat buruk lebih mungkin meminjam uang langsung banyak. Dapat hingga puluhan juta rupiah sekali pinjam. Bahkan bisa 100 juta rupiah apabila dia melihatmu cukup kaya. Iming-imingnya pengembalian tidak hanya pokok utang.

Namun, juga akan ada tambahan darinya sekian persen sebagai bentuk rasa terima kasihnya padamu. Jangan mudah percaya dengan janji seperti ini. Cegah uangmu yang tak sedikit dibawa kabur olehnya.

4. Dirimu bisa sewaktu-waktu ada kebutuhan darurat

ilustrasi percakapan (pexels.com/Burst)
ilustrasi percakapan (pexels.com/Burst)

Meski sampai hari ini hidupmu terasa aman-aman saja, jangan terlena. Situasi darurat dapat terjadi kapan saja sekalipun kamu gak pernah menginginkannya. Seperti terjadinya kecelakaan yang tidak direncanakan siapa pun.

Susah-susah dirimu menabung seharusnya bisa digunakan dalam situasi mendesak seperti itu. Bila hampir semua uangmu telanjur dipinjamkan, dari mana kamu hendak memperoleh dana? Dirimu menagih ke peminjam juga belum tentu dia bisa mengembalikannya saat itu juga.

Kamu mencoba mencari pinjaman ke orang lain pun tak mudah. Ingat, tambah banyak tanggunganmu tambah besar pula kemungkinan terjadinya kondisi darurat. Misalnya, bukan dirimu yang kecelakaan atau sakit melainkan pasangan atau anak. Kasih pinjaman ke orang lain tak boleh sampai menyusahkan diri sendiri di kemudian hari.

5. Kamu yang bekerja keras, orang lain yang menikmati

ilustrasi percakapan (pexels.com/Anna Tarazevich)
ilustrasi percakapan (pexels.com/Anna Tarazevich)

Dana yang terkumpul dan bikin rekeningmu gendut adalah hasil kerja kerasmu selama ini. Bukan hanya dalam hitungan bulan, melainkan dapat sampai bertahun-tahun. Misalnya, uang yang hendak dipinjam orang sebesar 20 juta rupiah.

Selama ini kamu hanya bisa konsisten menabung maksimal 200 ribu rupiah per bulan. Artinya, butuh waktu lebih dari 8 tahun buatmu dapat mengumpulkan saldo 20 juta rupiah. Malah lebih lama lagi kalau di tengah perjalanan menabung kadang uang terpakai untuk berbagai keperluan.

Dalam tabungan itu juga ada uang lemburmu dan berbagai bonus. Setiap rupiah ditukar dengan rasa lelah, stres, bahkan tak jarang hingga dirimu jatuh sakit. Kasih sedikit pinjaman merupakan sikap murah hati. Sedang terlalu banyak memberikan utang sama dengan orang lain yang menikmati jerih payahmu.

6. Dia akan selalu mengandalkanmu

ilustrasi percakapan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi percakapan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Alur pikirannya seharusnya bisa dengan mudah ditebak. Misalnya, sekali dia pinjam uang 10 juta rupiah, kamu dapat langsung memberikannya. Terlepas dari itu hampir menghabiskan tabunganmu, ia pikir uangmu jauh lebih banyak.

Dia menduga saldomu masih sekian kali dari utangnya. Gajimu juga pasti gede. Ke depan, ia akan kembali mendatangimu saat butuh uang. Pun dengan nilai pinjaman yang tak main-main.

Minimal sama dengan utangnya yang pertama. Namun, dapat pula lebih besar dari itu. Bahkan makin lama makin gede. Sekalipun akhirnya dirimu menolak karena benar-benar tak punya uang sebanyak itu, dia terus mendesak.

Sebaiknya batas maksimal kasih pinjaman ke orang jangan lebih dari 20 persen pendapatan per bulan. Terutama untuk pendapatan yang belum berlipat-lipat dari upah minimum. Sebab dengan nilai sebesar itu saja, kamu sudah gak bisa menabung. 10 persen dari penghasilan lebih pas biar tabunganmu tetap ada peningkatan meski sedikit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Ide OOTD Feminin Bergaya Santai ala Jeab Pijittra, Chic and Chill!

13 Sep 2025, 20:15 WIBLife