5 Alasan Sales Gak Perlu Tanya Budget Calon Pembeli, Terlalu Pribadi!

Sales atau tenaga penjualan menjadi garda terdepan bagi semua perusahaan. Kalau kamu bekerja di bidang ini biasanya ada target yang harus dicapai. Pendapatan dari bonus saat dirimu berhasil menjual boleh jadi juga jauh lebih besar daripada gaji pokok. Maka berlomba-lombalah dengan teman secara sehat untuk mencetak transaksi.
Kalau kamu ingin calon pembeli merasa nyaman, percaya, dan akhirnya bertransaksi melalu dirimu pastikan gaya komunikasimu bagus. Satu sisi, kamu memang dituntut untuk ramah sekaligus menguasai segala hal tentang produk yang dipasarkan. Di sisi lain, jaga sikapmu di depan calon pembeli.
Terkadang maksudmu yang baik justru menimbulkan ketidaknyamanan di pihak mereka. Terutama berkaitan dengan uang. Ketika kamu menanyakan budget atau anggaran mereka buat beli sesuatu, sebagian orang mau jujur dan sebagian lagi malah sebal. Untuk keamanan, lebih baik dirimu gak lagi menanyakannya. Ini penjelasannya dari segi etika dan pengaruhnya ke psikis orang lain.
1. Informasi yang terlalu pribadi

Semua hal tentang uang adalah masalah pribadi, kecuali keuangan perusahaan atau organisasi apa pun. Maka tidak sopan kalau kamu yang bukan orang terdekatnya tiba-tiba ingin mengetahui anggaran belanjanya buat sesuatu. Tujuanmu bertanya barangkali supaya dapat mengarahkannya ke produk yang harganya sesuai dengan budget.
Namun, mengingat kalian baru bertemu atau berkomunikasi saat ini, pertanyaan seperti itu bikin orang merasa terusik. Mereka bakal seketika bimbang. Apakah mereka harus terbuka soal anggaran? Seberapa penting informasi itu diberikan padahal mereka baru melihat-lihat produk?
Daripada kamu membuat orang lain tidak nyaman dalam pertemuan atau komunikasi pertama via chat, lebih baik gak usah menanyakannya. Jangan bikin orang berpikir dirimu memiliki kepentingan besar atas uangnya. Sekalipun kamu berharap proses bisa berlanjut sampai transaksi, tutup mata saja atas kondisi keuangan orang lain.
2. Budget masih bisa fleksibel kalau benar-benar tertarik

Sebagian orang memang kaku sekali terkait penggunaan orang. Namun, sebenarnya lebih banyak orang memperlakukan budget dengan fleksibel. Misalnya, kamu sales perumahan dan bertanya tentang anggaran seseorang untuk membeli rumah. Lalu, calon pembeli menjawab Rp400 juta-Rp500 juta.
Dirimu seketika mengarahkannya ke tipe rumah yang harganya cocok dengan budget tersebut. Meski sesungguhnya ada tipe rumah lain dengan harga di atas maupun di bawahnya. Bahkan, kamu mungkin menjual beberapa perumahan sekaligus dengan segmen pasar yang berbeda.
Rugi besar jika dirimu tidak sekalian memberikan seluruh daftar harga unit rumah di setiap kompleks perumahan. Calon pembeli dengan budget Rp400 juta-Rp500 juta boleh jadi berani mencari tambahan uang, kalau mereka betul-betul tertarik dengan rumah berharga di atasnya. Rumah yang lebih mahal itu jelas lebih besar, menawan, lokasinya lebih strategis, fasilitas umumnya juga lengkap.
Ada pula calon pembeli yang bakal seketika memutuskan membeli apabila ada rumah dengan harga di bawah budget-nya. Contohnya, kamu juga mempromosikan unit rumah seharga Rp350 juta. Hemat Rp50 juta-Rp150 juta dari anggaran yang telah disediakan tentu lumayan sekali bagi pembeli. Uang itu bisa buat belanja perabot. Sementara jika rumah yang ditawarkan persis sesuai budget, mereka masih pikir-pikir dulu.
3. Khawatir kekayaannya sedang dinilai dan memengaruhi sikapmu

Merasa diri sedang dinilai oleh orang lain apalagi dari segi finansial tentu menimbulkan rasa tidak nyaman. Masih dengan contoh usahamu menjual rumah. Apabila seseorang berkata jujur bahwa budget-nya hanya Rp300 juta, jangan-jangan kamu berpikir dia miskin. Lalu, sikapmu padanya auto berubah dari ramah menjadi sinis.
Bahkan, bila kamu juga menjual rumah subsidi dengan harga di bawah Rp200 juta, ketertarikanmu padanya telah berkurang. Padahal orang dengan anggaran kecil buat membeli rumah belum tentu gak punya uang. Mungkin saja dia sedang berinvestasi dengan membeli rumah-rumah murah buat dikontrakkan.
Sebaliknya, seandainya ia berkata budget-nya Rp750 juta bahkan Rp1 miliar, dirimu bakal seketika menandainya sebagai orang kaya. Kamu boleh jadi bakal tambah bermanis-manis di depannya. Ada orang yang senang diperlakukan begini, tapi ada pula yang malah risi dan muak. Jika pun perubahan sikapmu hanya sedikit sekali, orang lain dapat sangat sensitif dengan hal ini.
4. Tugasmu cuma menjelaskan produk dan harga serta memersuasi

Fokus pada tugas akan memberimu sejumlah keuntungan. Pertama, kamu terlihat sebagai sales yang sangat profesional. Kedua, orang gak merasa terusik dengan pertanyaan atau pernyataanmu. Ketiga, percakapan tidak berkepanjangan sehingga dirimu dapat segera beralih melayani calon pembeli lainnya.
Tugas utamamu sebagai tenaga penjualan ialah menawarkan produk, memberitahukan harga setiap variannya, dan mencoba memengaruhi calon pembeli agar mau bertransaksi. Poin terakhir ini tentunya harus dilakukan dengan sopan dan bukan pemaksaan. Mengetahui isi kantong orang lain sama sekali bukan ranah kerjamu.
Sebab ada juga orang yang gak menyiapkan budget sepeser pun, tetapi tetap tertarik dengan produkmu. Selain tipe pembelanja impulsif, mereka boleh jadi baru mengetahui adanya produk inovatif seperti yang ditawarkan olehmu. Lagi pula, kamu bukan perencana keuangan.
Tidak ada gunanya untukmu mengetahui situasi finansial orang lain. Saran yang diberikan olehmu berdasarkan budget seseorang juga kentara sekali cuma buat mencari keuntungan pribadi. Posisimu dalam percakapan dengan calon pembeli tidak netral. Lain dengan perencana keuangan yang memberikan nasihat semata-mata buat kebaikan klien.
5. Budget sesuai harga produk pun belum tentu jadi beli

Hanya karena kamu tahu budget seseorang dan mampu menyediakan produk yang sesuai bukan berarti transaksi pasti terjadi. Alasan orang membeli sesuatu tak sekadar uangnya cukup atau tidak. Butuh dorongan yang lebih kuat dari itu, seperti rasa suka. Khususnya untuk produk-produk yang akan dipakai pribadi.
Seperti pakaian, kendaraan pertama, rumah untuk ditinggali sendiri, dan sebagainya. Maka kamu tahu atau tidak mengenai anggaran belanja seseorang bukanlah hal yang terlalu penting. Prioritasmu cukup mengegolkan penjualan dan ini dapat dicapai tanpa dirimu mengetahui budget orang lain.
Misalnya, kamu dapat menjelaskan keunggulan produk dengan meyakinkan. Juga bantuan untuk mempermudah proses apabila seseorang ingin membeli secara kredit. Termasuk menginformasikan promo-promo yang tersedia dan menguntungkan calon pembeli apabila bertransaksi sekarang juga.
Sebagai tenaga penjualan, kamu kudu hati-hati terhadap dorongan dalam diri buat bersikap kepo. Apabila calon pembeli terlebih dahulu memberitahukan budget-nya, dirimu bisa menawarkan diri untuk membantunya memilih produk yang tepat. Namun, jika mereka gak mengatakannya, kamu pun tak perlu bertanya.