Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Angka yang Gak Akan Menunjukkan Self-Worth, Bukan Tolak Ukur Hidupmu

ilustrasi belajar (Unsplash.com/Kyle Gregory Devaras)

Self-worth merupakan salah satu bentuk apresiasi untuk menghargai diri sendiri, termasuk menanamkan mindset bahwa diri sendiri sangatlah berharga. Kondisi ini akan muncul saat ada kepercayaan diri bahwa diri sendiri punya kualitas yang baik dan mampu meraih banyak hal positif dalam hidup.

Sayangnya, self-worth kerap disalahpahami dengan angka-angka tertentu terkait pencapaian yang biasanya disepakati masyarakat. Padahal, beberapa angka justru gak selalu mampu menunjukkan self-worth yang sebenarnya, lho.

Deretan angka berikut ini gak boleh dijadikan tolak ukur sebab gak sejalan dengan konsep self-worth. Tanpanya, kamu tetap berharga, kok.

1. Angka usiamu

ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Fernanda Méndez)

Usia akan tetap bertambah tanpa mampu kita cegah atau kendalikan. Namun, penghargaan terhadap diri gak pernah ada hubungannya dengan jumlah usia kita. Berapa pun usiamu, setiap pencapaian dan kualitas diri tetap layak diapresiasi.

Sebuah pencapaian tetaplah berharga, baik itu yang diraih saat masih muda atau ketika sudah tua. Gak perlu dibeda-bedakan, semua tetap ada andil kemampuanmu dalam meraihnya. Jadi, di usai berapa pun, yang namanya pencapaian wajib dihargai.

2. Angka timbangan berat badanmu

ilustrasi timbangan badan (Unsplash.com/i yunmai)

Kita terkadang menilai diri sendiri dengan tolak ukur milik orang lain atau malah merasa butuh mendapat validasi dari orang lain. Terlebih jika bicara tentang penampilan, gak jarang perkara berat badan saja bisa bikin level self-worth turun drastis.

Padahal, angka dalam timbangan gak bisa dijadikan tolak ukur yang paten. Selama kita mampu menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat, abaikan tabel berat badan yang dipatok ideal oleh orang lain.

Mau gemuk atau kurus, sebenarnya semua itu relatif. Bagi orang lain mungkin angka tertentu dianggap overweight, tapi belum tentu untuk kita. Asal konsep sehat masih diterapkan dan gak ada gejala penyakit tertentu, mencintai dan menghargai diri tanpa peduli berat badan itu hukumnya wajib.

3. Angka nilai akademis yang diraih

ilustrasi belajar (Unsplash.com/Kyle Gregory Devaras)

Kebanyakan orang, terlebih para orangtua, sering menjadikan nilai akademis sebagai tolak ukur keberhasilan anaknya. Padahal, gak selamanya punya nilai bagus di sekolah akan sukses pula di masa depan dan sebaliknya yang punya nilai kurang bakal sepakat dengan "ramalan" masa depan yang suram.

Masa depan itu tidak pasti sebab semua bergantung pada usaha kita. Saat mampu menghargai diri dan memaksimalkan potensi yang dimiliki, sukses pasti akan diraih. Sebab, pencapaian baru dimulai saat kita mampu kolaborasikan kepercayaan diri dan sikap gigih.

4. Angka di rekening pribadimu

ilustrasi kondisi finansial (Unsplash.com/Pickawood)

Nominal yang tertera dalam rekening pribadi kita jangan sampai jadi pedoman untuk menghargai diri sendiri. Isi rekening itu ibarat penghasilan yang didapat oleh usaha kita. Jadi, yang layak diapresisi adalah cara dan proses kita untuk mendapatkannya, buka seberapa banyak hasilnya.

Rekening "gendut", tapi gak mampu menghargai diri sendiri juga malah bisa bikin penyakit mental datang, lho. Kalau kelewat fokus dengan perbandingan isi rekening, kita hanya akan merasa kurang karena gak punya rasa syukur. Jadi, berapa pun angka di rekening, biarkan "tabungan" self-worth tetap menggunung.

5. Angka likes dan followers di media sosial milikmu

ilustrasi media sosial (unsplash.com/Austin Distel)

Satu hal yang wajib dipegang teguh, jangan pernah meletakkan penghargaan diri sendiri pada validasi orang-orang di media sosial. Mereka belum tentu mengenal diri kita sesungguhnya hingga tindakan mereka gak bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan hidup, seperti jumlah likes dan followers

Kualitas diri gak akan otomatis meningkat hanya karena punya banyak followers dan unggahan kita dapat banyak likes. Siapa diri kita adalah apa yang kita miliki karena kemapuan diri, bukan karena sukses panen likes dan followers.

Meningkatkan self worth kerap jadi perwujudan konsep self love. Namun, jangan sampai kita salah mengambil tolak ukur, ya. Kelima angka tadi misalnya, gak boleh jadi acuan hingga menghalangi sikap dan pola pikir kita untuk lebih menghargai diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us