Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anti Depresi, 5 Kiat Berambisi tanpa Mengorbankan Diri 

ilustrasi perempuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di tengah era quiet-quitting, gelombang PHK, dan persaingan hidup yang ketat lainnya, mau gak mau kita semua dituntut untuk menjadi manusia ambisius. Namun, dirangkum dari Majalah Time, Tim Judge, profesor dari Ohio State University menyebut ambisi pada dasarnya berdampak buruk bagi kesehatan mental, apalagi bila tidak dikelola dengan baik.

Penelitian terbaru Korps Layanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat menemukan bahwa ambisi yang tidak dikendalikan bisa memicu anxiety hingga depresi. Mereka bahkan menjadikan kesehatan mental di tempat kerja sebagai prioritas kesehatan masyarakat.

Biar terhindar dari depresi, yuk cek kiat berambisi tanpa mengorbankan diri berikut ini!

1. Perbanyak rasa syukur

ilustrasi perempuan (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Tidak pernah merasa puas memang sifat dasar manusia. Dilatarbelakangi nafsu, kita selalu menginginkan atau menuntut ‘lebih’ dalam berbagai aspek. Untuk hal positif, sifat ini membawa kebaikan bagi pelaku dan orang lain. Tapi gak dengan hal negatif atau keburukan.

Saat rasa tidak puas diterapkan pada perilaku negatif untuk tujuan destruktif, manusia akan berubah menjadi monster berdarah dingin. Rasa syukur bisa menjadi obat untuk mengatasinya. Karena hidup yang dipenuhi kesyukuran menghadirkan kedamaian dalam jiwa.

2. Fokus pada personal growth

ilustrasi perempuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selain menjadi manusia gak berhati, membiarkan ambisi mengendalikan diri hanya membuat pikiran membeku. Hal itu karena ambisi mengalihkan fokus kepada rasa ketidakpuasan serta kekurangan. Akibatnya, sifat dan sikap itu justru membuat diri sulit berkembang.

Alih-alih membiarkan ambisi menggebu-gebu, ada baiknya kita lebih fokus terhadap personal growth. Pribadi yang mau mengalami pertumbuhan dan perkembangan nyatanya lebih mudah meraih sesuatu yang diharapkan. Sebab, ia akan terus belajar memperbaiki dirinya.

3. Nikmati setiap proses hidup

ilustrasi perempuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernahkah kamu berusaha mati-matian meraih sesuatu tapi merasa gak puas dengan hasilnya? Mungkin sikap ambisiusmu itu bersifat merusak karena cuma terfokus pada hasil atau hadiah sehingga kamu melupakan setiap detail proses, pengalaman, dan pembelajaran dari usaha itu.

Padahal, orang yang menikmati segala proses dalam kehidupannya memiliki kepuasan penuh yang diikuti kesyukuran melimpah. Karena keberhasilan yang sesungguhnya gak seratus persen berasal dari hasil, tetapi justru dari pengalaman dalam proses meraihnya, dan seberapa besar usaha itu berdampak positif terhadap pelaku, orang atau lingkungan sekitarnya.

4. Stop sifat dan sikap materialistis

ilustrasi perempuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gak bisa dimungkiri, manusia membutuhkan materi terutama uang. Alat tukar itu memberikan manusia kemudahan dalam menjalani hidup. Namun, bukan berarti kita boleh terobsesi apalagi menjadi budak uang sehingga menghalalkan segala cara demi mendapatkannya.

Sifat dan sikap materialistis tinggi membuat manusia serakah dan gak berperasaan. Meski kebutuhan duniawi membutuhkan uang, gak semua aspek kehidupan bisa dibeli olehnya. Kita bisa bersenang-senang dengan uang. Tapi uang belum tentu memberikan kebahagiaan.

5. Prioritaskan relasi dalam hidup

ilustrasi keluarga (pexels.com/RODNAE Productions)

Sudah jadi rahasia umum, sebagian besar manusia ambisius hanya fokus pada diri sendiri dan hasil yang ingin dicapainya. Tak jarang, ia menarik diri dari lingkungan sekitar karena terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Alhasil, ia gak memiliki kehidupan di luar ambisinya tersebut.

Sekali lagi, menjadi orang ambisius boleh banget, kok! Namun, jangan sampai sifat dan sikap itu membuat kita jauh dari dunia nyata. Maka, kita wajib menjaga relasi bersama orang-orang sekitar terutama mereka yang selalu membersamai dalam momen bahagia maupun sulit.

Tanpa keikhlasan dan lapang dada, ambisi berlebihan hanya menimbulkan stres atau depresi saat hasil yang diperoleh gak sesuai ekpektasi. Kala terobsesi hingga menjadi budak ambisi, manusia mempunyai jiwa keras yang rapuh. Saat kamu kelelahan dengan rasa tidak cukup, mungkin sudah waktunya kamu menurunkan ambisi, ego, dan ekpektasi yang membebani.

Nah, apakah sifat dan sikap ambisiusmu selama ini membuat fisik atau psikismu kewalahan?

 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aqeera Danish
EditorAqeera Danish
Follow Us