Apa Arti Women in Male Fields? Tren Viral di TikTok

- Perempuan "menguasai" perilaku manipulatif pria
- Lucu, relatable, dan satir yang menghibur
- Kritik terhadap tren yang meniru perilaku toksik
Akhir-akhir ini TikTok diramaikan oleh tren unik, yaitu women in male fields. Tren tersebut menjadi sorotan karena menggambarkan bagaimana perempuan membalikkan perilaku manipulatif yang sering dikaitkan dengan pria, sekaligus menyisipkan pesan satir tentang dinamika gender.
Dengan pendekatan yang menghibur dan penuh makna, tren ini sukses menarik perhatian jutaan pengguna TikTok. Jadi, sebenarnya apa sih arti tren women in male fields yang lagi viral di TikTok ini?
1. Apa arti Women in Male Fields di TikTok?

Dalam konteks tren yang sedang viral di TikTok, women in male fields bukan tentang perempuan di bidang kerja yang didominasi laki-laki, melainkan tentang perempuan yang "menguasai" perilaku manipulatif dan toxic yang sering diasosiasikan dengan pria.
Lewat video-video kreatif yang sering diiringi lagu “Anaconda” versi cepat dari Nicki Minaj, para kreator TikTok memparodikan perilaku, seperti ghosting, breadcrumbing, hingga gaslighting, dengan tujuan memberikan "pelajaran" kepada pelaku asli.
Berikut adalah beberapa contoh populer dari tren women in male fields:
- "Tanya dia, 'Kalau aku sebegitu buruk, kenapa masih sama aku?'" – menunjukkan perilaku manipulatif yang sering ditemukan pada pria yang menyalahkan perempuan atas masalah dalam hubungan.
- "Lihat dia pake kaos Nirvana, aku tanya sebutin tiga lagu" – memberikan ujian kepada pria yang terlalu percaya diri, sekaligus memparodikan kesombongan yang sering ditemukan di dunia pria.
- “Aku love bomb dia, kasih sweater, ngomong bisa bayangin masa depan bareng, terus ghosting setelah dia mulai jatuh cinta.” – Menggambarkan bagaimana perempuan menggunakan perhatian berlebihan untuk memanipulasi perasaan pria, kemudian meninggalkannya tanpa penjelasan saat dia sudah terikat emosional.
2. Kenapa tren ini bisa viral?

Tren women in male fields ini gak cuma seru buat ditonton, tapi juga banyak yang merasa relate dengan konsepnya. Ada beberapa alasan kenapa tren ini cepat viral dan jadi bahan obrolan hangat di berbagai kalangan.
- Lucu dan relatable
Banyak perempuan merasa pernah jadi korban perilaku toxic, jadi tren ini seperti jadi ajang balas dendam lucu-lucuan. Kontennya pun santai, tapi ngena banget buat yang pernah ngalamin.
- Bikin orang merasa "akhirnya gantian"
Di tren ini, perempuan jadi pemain utama yang mengontrol situasi. Untuk banyak orang, ini cara buat nunjukin kalau perempuan juga bisa “main game” yang sama.
- Satir yang menghibur
Walau sekilas terkesan serius, sebenarnya tren ini lebih ke candaan. Banyak video yang niatnya cuma buat menghibur, bukan mengajarkan perilaku toxic beneran.
3. Apa tren ini baik atau malah toxic?

Di satu sisi, tren ini dianggap lucu dan jadi cara para perempuan buat ngomongin pengalaman pahit mereka. Tapi di sisi lain, ada yang bilang kalau meniru perilaku toxic justru gak bikin masalah selesai.
Alih-alih memperbaiki ketidaksetaraan atau membentuk perilaku yang lebih sehat, tren ini justru bisa membuat orang semakin terbiasa dengan dinamika hubungan yang tidak sehat.
Pada akhirnya, ini tergantung pada bagaimana masing-masing orang melihat dan menanggapi tren tersebut. Beberapa orang mungkin melihatnya sebagai hiburan semata, sementara yang lain mungkin melihatnya sebagai sebuah bahan refleksi
Tren women in male fields sukses bikin banyak orang menghibur dan jadi bahan obrolan seru di TikTok. Tapi di balik semua candaan itu, ada pelajaran penting soal kesetaraan dan hubungan sehat yang bisa kita ambil. Jadi, udah nonton tren ini di FYP-mu, belum?