Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Tradisi Grebeg Maulud? Intip juga Prosesi Acaranya

Grebeg Maulud Keraton Ngyogyakarta Hadiningrat (tby.jogjaprov.go.id)
Grebeg Maulud Keraton Ngyogyakarta Hadiningrat (tby.jogjaprov.go.id)
Intinya sih...
  • Tradisi Grebeg Maulud adalah perayaan keagamaan dan warisan budaya di Yogyakarta dan Solo, dilangsungkan setiap tahun pada bulan Rabiul Awal.
  • Grebeg Maulud memiliki akar sejarah panjang yang erat kaitannya dengan penyebaran Islam di tanah Jawa, diprakarsai oleh Sunan Kalijaga dan Raden Patah di Kerajaan Demak.
  • Rangkaian prosesi Grebeg Maulud dimulai dari upacara Miyos Gangsa, Numplak Wajik, hingga arak-arakan prajurit keraton dan perebutan gunungan hasil bumi sebagai simbol berkah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, Yogyakarta selalu dipenuhi suasana meriah dengan digelarnya tradisi Grebeg Maulud. Tradisi ini bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang sudah berlangsung sejak masa Kesultanan Mataram. Grebeg Maulud dikenal dengan kemegahan arak-arakan gunungan hasil bumi yang kemudian diperebutkan masyarakat, melambangkan kesejahteraan dan berkah dari raja untuk rakyatnya.

Selain penuh makna, prosesi Grebeg Maulud juga menjadi daya tarik wisata budaya yang selalu ditunggu setiap tahunnya. Mulai dari persiapan gunungan, arak-arakan prajurit Keraton Yogyakarta, hingga momen puncak perebutan gunungan begitu menyita perhatian. Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya memperingati kelahiran Nabi, tetapi juga menjaga kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Penasaran dengan asal-usul hingga proses tradisi ini?

1. Apa itu tradisi Grebeg Maulud?

Warga berebut gunungan saat Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta. (warta.jogjakota.go.id)
Warga berebut gunungan saat Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta. (warta.jogjakota.go.id)

Prosesi atau tradisi Grebeg Maulud dilangsungkan setiap tahunnya, khususnya di Yogyakarta dan Solo, pada tanggal 12 bulan Rabiul Awal. Grebeg Maulud merupakan tradisi yang diadakan untuk memperingati hari kelahiran dan peninggalan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Keraton Yogyakarta memaknai Grebeg Maulud ini sebagai wujud syukur atas berkat kemakmuran yang bisa dinikmati bersama masyarakat luas. Sebagai informasi, ada 3 tradisi Grebeg yang rutin digelar, yaitu Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar.

2. Asal-usul tradisi Grebeg

ilustrasi maulid nabi (instagram.com/gusmuwafiqchannel)
ilustrasi maulid nabi (instagram.com/gusmuwafiqchannel)

Tradisi Grebeg memiliki akar sejarah panjang yang erat kaitannya dengan proses penyebaran Islam di tanah Jawa. Situs resmi Taman Budaya D.I Yogyakarta memaparkan sejarah Grebeg Maulud. Kata grebeg sendiri diyakini berasal dari istilah gumrebeg yang bermakna keramaian atau perayaan. Awalnya, Grebeg Maulud diprakarsai oleh Sunan Kalijaga dan Raden Patah di Kerajaan Demak. Sunan Kalijaga menggagas tabligh akbar yang dihadiri oleh kalangan kerajaan hingga rakyat biasa, dengan tujuan menyebarkan ajaran Islam melalui pendekatan budaya yang dekat dengan masyarakat.

Pada perayaan perdana, acara Grebeg Maulud menghadirkan pertunjukan gamelan dan wayang kulit yang mengangkat kisah-kisah sarat pesan moral Islami. Pertunjukan tersebut dilangsungkan di halaman Masjid Agung Demak dan ditutup dengan tradisi makan bersama antara bangsawan dan rakyat. Cara ini terbukti efektif sebagai strategi dakwah sehingga membuat banyak orang tertarik memeluk Islam. Keberhasilan itu kemudian menginspirasi kerajaan lain, termasuk Mataram Islam, yang akhirnya melanjutkan tradisi ini. Di Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono I menjadi tokoh yang memperkenalkan Grebeg Maulud sebagai warisan budaya yang tetap lestari hingga sekarang.

3. Prosesi tradisi Grebeg Maulud

Puluhan Masyarakat Kampung Tua Pasir Panjang sedang melakukan arak-arakan peringati Maulid Nabi Muhammad SAW (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)
Puluhan Masyarakat Kampung Tua Pasir Panjang sedang melakukan arak-arakan peringati Maulid Nabi Muhammad SAW (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Rangkaian Grebeg Maulud dimulai dengan upacara Miyos Gangsa, lalu berlanjut ke prosesi Numplak Wajik, di mana berbagai pusaka keraton dikeluarkan sebagai bagian dari persiapan sakral. Setelah itu, diadakan prosesi Bethak yang dilanjutkan dengan Pesowanan Garebeg. Pada tahap ini, nasi yang telah dimasak, dibentuk menjadi bulatan kecil, lalu ditempatkan di pusaka keraton bernama Kanjeng Kyai Blawong, sebuah piring besar yang menjadi simbol penting dalam ritual tersebut. Puncaknya adalah kemunculan enam gunungan yang nantinya akan diarak keluar dari keraton.

Prosesi arak-arakan diawali dengan barisan prajurit keraton yang mengenakan seragam kebesaran dan membawa berbagai senjata khas, termasuk yang difungsikan sebagai alat musik untuk mengiringi jalannya upacara. Setelah rombongan pertama melintas, barisan prajurit berkuda menyusul, menambah kemegahan jalannya tradisi. Bagian terakhir adalah kemunculan gunungan yang ditunggu-tunggu masyarakat sebab setelah prosesi selesai, hasil gunungan tersebut akan dibagikan secara merata kepada warga sebagai simbol berkah.

Demikian informasi dan asal-usul mengenai tradisi Grebeg Maulud. Prosesi ini menjadi perpaduan antara tradisi dan spiritualitas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Alasan MBTI Dinilai Cukup Akurat Menggambarkan Kepribadian Seseorang

03 Sep 2025, 18:29 WIBLife