Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana MBTI Memengaruhi Cara Kamu Mengelola Stres Sehari-hari?

ilustrasi stres bekerja (pexels.com/Anna Shvets
ilustrasi stres bekerja (pexels.com/Anna Shvets)

Stres adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, baik yang datang dari pekerjaan, hubungan, maupun ekspektasi diri. Meski sumber stres mirip, cara setiap orang menghadapinya sering kali berbeda. Ada yang butuh bercerita panjang, ada yang memilih menyendiri, sementara yang lain sibuk membuat rencana agar pikiran lebih tenang. Perbedaan ini bisa dijelaskan melalui MBTI, sebuah kerangka kepribadian yang membagi kecenderungan manusia ke dalam 16 tipe.

MBTI membantu kamu memahami pola alami dalam menghadapi tekanan sehingga lebih mudah menemukan strategi yang tepat. Dengan mengenali kecenderungan diri sendiri, kamu tidak terjebak membandingkan cara orang lain mengelola stres, karena setiap tipe punya jalannya masing-masing. Alih-alih menjadi label, MBTI sebaiknya digunakan sebagai panduan agar kamu lebih sadar akan kebutuhan diri.

Berikut beberapa pola umum bagaimana tipe MBTI merespons stres sehari-hari.

1. Ekstrover (E) mengurangi stres lewat interaksi sosial

ilustrasi interaksi sosial dengan orang lain (pexels.com/
ilustrasi interaksi sosial dengan orang lain (pexels.com/

Tipe ekstrover biasanya merasa lega setelah berhubungan dengan orang lain ketika menghadapi stres. Bercerita kepada teman, menghabiskan waktu bersama kelompok, atau sekadar nongkrong ringan membantu mereka melepaskan ketegangan. Kontak sosial membuat mereka merasa terhubung dan tidak sendirian dalam menghadapi masalah. Aktivitas ini bisa jadi sumber energi baru yang membantu mereka bangkit lebih cepat.

Namun, tidak semua interaksi selalu menyehatkan. Jika lingkungan sosial penuh drama atau justru menambah tekanan, ekstrover bisa merasa lebih lelah. Mereka perlu belajar menyeimbangkan kebutuhan bercerita dengan refleksi diri, sehingga stres tidak hanya dilampiaskan keluar, tetapi juga diolah secara internal. Dengan begitu, cara sosial tetap bermanfaat tanpa membuat mereka bergantung pada validasi orang lain.

2. Introver (I) menenangkan pikiran lewat ruang pribadi

ilustrasi me time (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi me time (pexels.com/Ron Lach)

Bagi tipe introver, stres lebih mudah terkelola ketika mereka punya kesempatan menyendiri. Mereka butuh ruang untuk merenung, membaca, menulis, atau sekadar menikmati musik tanpa gangguan. Dengan cara itu, pikiran terasa lebih teratur dan energi bisa dipulihkan. Menghindar sejenak dari keramaian bukan berarti mereka tidak peduli, melainkan cara alami untuk menjaga kestabilan emosi.

Tetapi jika terlalu lama menarik diri, introver bisa kesulitan membedakan antara pemulihan diri dan menghindari masalah. Itulah sebabnya penting bagi mereka untuk tetap menjaga keseimbangan antara waktu pribadi dan komunikasi dengan orang lain. Lewat cara ini, introver tetap bisa menjaga ketenangan batin tanpa kehilangan dukungan sosial yang sebenarnya juga mereka butuhkan.

3. Tipe Thinking (T) menghadapi stres dengan analisis rasional

ilustrasi berpikir (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi berpikir (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Mereka yang dominan Thinking biasanya meredakan stres dengan memecah masalah secara logis. Membuat daftar prioritas, menghitung risiko, atau menyusun strategi langkah demi langkah menjadi kebiasaan alami. Pendekatan ini efektif ketika tekanan berasal dari masalah konkret yang memang bisa dipecahkan. Rasionalitas memberi rasa kontrol di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.

Namun ada sisi lain yang perlu diwaspadai, yaitu kecenderungan overthinking. Terlalu lama menganalisis membuat mereka sulit beristirahat, bahkan stres bisa bertambah karena terlalu fokus pada detail. Kesadaran untuk berhenti sejenak dan memberi ruang pada perasaan menjadi penting agar keseimbangan terjaga.

4. Tipe Feeling (F) meredakan stres lewat hubungan emosional

ilustrasi curhat dengan orang lain (pexels.com/Cliff Booth)
ilustrasi curhat dengan orang lain (pexels.com/Cliff Booth)

Tipe Feeling biasanya mengandalkan koneksi emosional untuk mengurangi stres. Mereka merasa lebih baik setelah berbicara dengan orang yang dipercaya karena dukungan emosional membuat hati lebih tenang. Kehangatan dari orang terdekat membantu mereka merasa tidak sendiri dalam menghadapi tekanan. Perhatian kecil seperti pelukan atau kata-kata positif bisa sangat berarti bagi tipe ini.

Tetapi ada risiko ketika mereka terlalu larut dalam perasaan orang lain. Saat teman atau keluarga ikut bermasalah, tipe Feeling bisa ikut terbebani. Karena itu penting bagi mereka menetapkan batas agar tidak ikut terseret emosi lingkungan sekitar. Dengan menjaga keseimbangan, mereka tetap bisa peduli pada orang lain tanpa mengorbankan ketenangan diri.

5. Tipe Judging (J)mengelola stres lewat struktur dan rutinitas

ilustrasi membuat jadwal (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi membuat jadwal (pexels.com/cottonbro studio)

Mereka yang dominan Judging biasanya merasa lebih tenang jika hidup berjalan teratur. Saat stres muncul, membuat jadwal, menata ulang ruang kerja, atau menyusun daftar kegiatan bisa memberi rasa stabil. Struktur memberi mereka rasa kontrol sehingga tekanan terasa lebih mudah dihadapi. Bahkan hal sederhana seperti menandai agenda di kalender bisa membantu mengurangi kecemasan.

Meski begitu, sifat terstruktur bisa jadi masalah jika rencana tidak berjalan sesuai harapan. Mereka mudah frustrasi ketika sesuatu melenceng dari jadwal. Untuk itu, fleksibilitas menjadi kunci agar mereka tetap bisa beradaptasi dengan situasi tak terduga. Jika mampu menggabungkan keteraturan dengan keluwesan, tipe Judging bisa lebih efektif mengelola stres.

MBTI menunjukkan bahwa tidak ada cara tunggal dalam menghadapi stres, karena setiap tipe memiliki strategi alami masing-masing. Memahami kecenderungan diri membantu kamu memilih pendekatan yang paling sesuai tanpa perlu merasa tertinggal dari orang lain. Dengan kesadaran itu, kamu bisa menjalani keseharian lebih tenang, lebih adaptif, dan lebih toleran terhadap perbedaan cara orang lain dalam mengelola tekanan.

Referensi:

"MBTI® Type and everyday stress". The Myers Briggs Company. Diakses pada September 2025

"How Each Myers-Briggs® Type Reacts to Stress (and How to Help!)". Psychology Junkie. Diakses pada September 2025

"Leveraging Your Personality Type for Stress Management During the Job Interview Process". The Myers Briggs Company. Diakses pada September 2025

"Myers-Briggs Type Indicator® Stress Management Report". Psycometrics. Diakses pada September 2025

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us

Latest in Life

See More

Kalender Jawa Hari Ini 26 September 2025: Cek Weton & Tanggal Hijriah

26 Sep 2025, 08:50 WIBLife