Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bahan Introspeksi untuk Anak Sulung, Sudahkah Jadi Contoh yang Baik?

ilustrasi kakak dan adik (pexels.com/ Anastasiya Gepp)
ilustrasi kakak dan adik (pexels.com/ Anastasiya Gepp)

Menurut orang-orang, menjadi anak sulung itu gak gampang. Kamu diasuh orangtua yang belum punya pengalaman parenting. Kamu juga sering jadi sorotan utama di keluarga, dituntut untuk lebih dewasa, belajar bertanggung jawab, bahkan terkadang harus membantu mengurus adik-adikmu sejak dini.

Namun, di sisi lain, kamu pernah jadi satu-satunya anak. Kamu pernah merasakan momen di mana cinta dan perhatian orangtua seluruhnya dicurahkan hanya untukmu. Namun, di balik semua tuntutan dan keistimewaan ini, pernah gak kamu berpikir, sudahkah kamu benar-benar jadi kakak yang baik? Apakah selama ini kamu sudah menjadi kebanggan orangtua? Daripada overthinking, yuk, kita introspeksi diri bareng-bareng!

1. Apakah kamu sudah menjadi contoh yang baik untuk adik-adikmu?

ilustrasi belajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi belajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagai anak pertama, sudah pasti kamu menjadi panutan buat adik-adikmu. Mereka akan melihat gimana caramu bersikap, belajar, dan menghadapi masalah. Nah, sekarang pikirkan, sudahkah kamu memberi contoh yang baik? Mulai dari cara kamu belajar, cara kamu menghormati orangtua, bahkan cara kamu bersosialisasi dengan teman. Apa kamu sudah jadi contoh yang inspiratif untuk mereka?

2. Gimana caramu mengatasi emosi selama ini?

ilustrasi remaja sedang kesal (pexels.com/Михаил Крамор)
ilustrasi remaja sedang kesal (pexels.com/Михаил Крамор)

Setiap manusia pasti pernah merasa marah, frustasi, capek, atau stres. Sebagai anak sulung, tekanan yang kamu rasakan mungkin lumayan tinggi. Namun, yang perlu kamu pikirkan adalah gimana caramu mengatur emosi itu? 

Apakah kamu jadi cuek atau ketus ketika sedang emosi? Atau, justru kamu sering melampiaskan emosimu dengan marah-marah ke adik-adikmu? Jangan sampai, hubunganmu dengan adik-adik jadi renggang karena ketidakmampuanmu mengelola emosi. Kalau kamu sedang tidak ingin diganggu atau perlu me time, cobalah beri pengertian ke mereka secara baik-baik.

3. Apakah kamu punya waktu untuk adik-adikmu?

ilustrasi anak-anak sedang bermain di atas kasur (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi anak-anak sedang bermain di atas kasur (pexels.com/RDNE Stock project)

Di tengah kesibukan sehari-hari, entah itu sekolah, kuliah, atau kerja, cobalah luangkan waktu untuk ngobrol atau main dengan adik-adikmu? Percaya atau tidak, seorang adik seringkali diam-diam mengagumi kakanya. Bagi mereka, perhatian kecil dari kakak itu sangat berharga. 

Bisa jadi, mereka sebenarnya ingin bercerita, curhat, atau sekadar minta diajari membuat PR. Mungkin bagimu itu hal sepele, tapi bagi mereka itu adalah momen yang akan terus diingat. Kalau kamu terlalu sibuk dan jarang meluangkan waktu, lama kelamaan hubunganmu dan adik-adikmu bisa renggang. Jadi, cobalah luangkan sedikit waktu setiap harinya untuk quality time dengan adik.

4. Sudahkah kamu menghargai perasaan adik-adikmu?

ilustrasi saudara (pexels.com/Andy Kuzma)
ilustrasi saudara (pexels.com/Andy Kuzma)

Banyak anak sulung merasa punya power lebih. Selain orangtua, adik-adik biasanya diminta untuk menuruti perkataan kakaknya. Nah, power yang kamu miliki harus dipakai dengan bijak, bukan untuk mem-bully, menyuruh-nyuruh, atau meremehkan adik-adikmu. 

Coba ingat-ingat kembali, apa pernah kamu membuat adik-adikmu sedih karena sikapmu? Mulai sekarang, cobalah lebih berempati dengan perasaan adik-adikmu. Kalau kamu membuat kesalahan, jangan gengsi untuk meminta maaf. Tunjukkan kalau kamu peduli dengan perasaan mereka, dan mereka akan lebih menghormatimu sebagai kakak.

5. Apakah kamu sudah mengajari mereka mandiri?

ilustrasi kakak dan adik (pexels.com/ Anastasiya Gepp)
ilustrasi kakak dan adik (pexels.com/ Anastasiya Gepp)

Kalau kamu dan adik-adikmu punya jarak usia yang jauh, tanpa disadari kamu pasti jadi sering memanjakan mereka. Misalnya, sering memberi mereka uang jajan, menyiapkan semua kebutuhannya, mengerjakan PR, dan sebagainya. Memang, kamu melakukan ini semua karena besarnya rasa sayangmu pada adik, tapi jangan sampai ini membuat mereka jadi gak mandiri.

Salah satu peran pentingmu sebagai anak sulung adalah mengajari adik-adik untuk jadi lebih mandiri. Bukan berarti kamu harus jadi guru setiap waktu, tapi lebih ke memberi contoh bagaimana caranya mengurus diri sendiri. Misalnya, ajari mereka menyusun jadwal belajar atau mengatur uang jajan yang sudah kamu beri setiap minggunya. Buat adik-adikmu tahu kalau mereka gak bisa selalu mengandalkanmu untuk menyelesaikan masalah.

Demikianlah beberapa bahan introspeksi untuk anak sulung. Intinya, kamu harus bisa menjadi contoh yang baik dan melindungi adik-adikmu, tapi juga ajari mereka untuk bisa berdiri di kaki sendiri. Yang terpenting, kamu terus belajar dan berusaha jadi versi kakak yang lebih baik setiap harinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us