Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Ampuh Menekan Kebiasaan Julid di Medsos, Fokus Konten Positif!

ilustrasi melihat sosial media (pexels.com/William Fortunato)
ilustrasi melihat sosial media (pexels.com/William Fortunato)

Generasi muda di era sekarang ini pasti mengenal media sosial. Bahkan hampir menjadi prioritas. Media sosial tidak hanya dimanfaatkan sebagai alat berkomunikasi, tapi juga sebagai media hiburan dan kebebasan berekspresi.

Di sisi lain, media sosial juga tidak terlepas dari pengaruh buruk. Salah satunya mengenai kebiasaan julid. Tentu ini menjadi sikap dan kebiasaan yang harus dihilangkan. Terdapat lima cara ampuh menekan kebiasaan julid di sosmed. Terapkan mulai sekarang.

1. Berfokus pada empati

ilustrasi menjelajahi media sosial (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi menjelajahi media sosial (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tanpa perlu dijelaskan lebih jauh, kamu juga sudah paham jika julid bukan kebiasaan yang baik. Apalagi di era sekarang ini setiap orang memiliki kebebasan berekspresi. Tanpa sadar sudah bersikap toksik di media sosial. Ternyata untuk menekan kebiasaan julid juga tidak susah.

Kamu hanya perlu berfokus pada empati. Tingkatkan sisi kepedulian terhadap lingkungan sosial. Pahami perasaan dan kondisi orang lain setelah mereka memperoleh kalimat kurang menyenangkan. Sikap julid di media sosial sudah termasuk perundungan.

2. Memikirkan konsekuensi setelahnya

ilustrasi scrolling sosial media (pexels.com/Tim Samuel)
ilustrasi scrolling sosial media (pexels.com/Tim Samuel)

Sampai kapan kamu mempertahankan kebiasaan julid di sosial media? Mengetahui sisi kekurangan orang lain, langsung mengkritik tanpa ampun. Padahal kebiasaan julid di sosial media menegaskan kamu orang yang tidak tahu tatanan.

Oleh karena itu, penting mengetahui cara ampuh menekan kebiasaan julid di sosmed. Pikirkan konsekuensi atas tindakan yang sudah kamu ambil. Satu komentar tidak akan terlupakan dalam waktu singkat. Sebaliknya, bisa mengganggu kestabilan mental orang lain.

3. Mengatur ulang waktu menggunakan sosial media

ilustrasi membuka media sosial (pexels.com/Cottonbro studio)
ilustrasi membuka media sosial (pexels.com/Cottonbro studio)

Bagi generasi muda, media sosial hampir menjadi kebutuhan utama. Bukan hanya sebagai sarana berkomunikasi. Namun, keberadaan media sosial sudah menjelma sebagai sarana kebebasan berekspresi. Setiap orang berhak menuangkan ide dan pemikiran.

Memiliki kebiasaan julid tentu harus ditekan. Atur kembali waktu penggunaan media sosial. Jika perlu, tentukan pembatasan waktu secara terencana. Saat kamu menghindar dari media sosial, otomatis tidak terpancing postingan yang memicu julid.

4. Hormati perbedaan sikap dan sudut pandang

ilustrasi membuka sosial media (unsplash.com/Thom Holmes)
ilustrasi membuka sosial media (unsplash.com/Thom Holmes)

Julid di sosmed. Tanpa sadar banyak generasi muda memiliki kebiasaan satu ini. Padahal, satu baris kalimat bisa menimbulkan dampak buruk. Termasuk menimbulkan konflik dan perselisihan. Tapi anehnya, kebiasaan julid di media sosial justru diwajarkan.

Menghadapi situasi seperti ini, harus mampu menekan kebiasaan julid di media sosial. Hormati perbedaan sikap dan sudut pandang. Terima kenyataan bahwa orang memiliki pandangan yang berbeda, dan itu normal. Saat menghadapi perbedaan, tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain.

5. Berfokus pada konten inspiratif

ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Erik Lucatero)
ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Erik Lucatero)

Baik di dunia maya maupun dunia nyata, julid adalah kebiasaan buruk yang tidak seharusnya dipertahankan. Namun demikian, kita sering tidak sadar sudah bersikap julid di media sosial. Meskipun belum mengetahui kebenarannya secara pasti, tapi langsung ikut-ikutan menghujat.

Ternyata sikap julid di media sosial juga bisa dihilangkan. Kuncinya dengan berfokus pada konten-konten inspiratif. Berpartisipasilah dalam diskusi dan konten yang bersifat membangun. Bukan hanya berfokus pada sisi kekurangan orang lain.

Keberadaan media sosial bisa membawa dua pengaruh dalam waktu bersamaan. Baik pengaruh positif maupun negatif. Tidak terkecuali dengan kebiasaan julid menyoroti kekurangan orang lain. Dalam hal ini, kita harus meminimalisir kebiasaan buruk tersebut. Karena bertahan dalam sifat julid justru menjerumuskan diri sekaligus membuang-buang waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us