“Kita gak pernah benar-benar tahu di balik layar (orang lain) itu seperti apa. Jadi, fokus aja sama diri sendiri, gak usah terlalu menghakimi atau men-judge orang lain. Fokus ke diri sendiri,” kata Andra saat ditemui IDN Times pada peluncuran athleisure Ryse & Shyne (26/9/2025) di Jakarta Selatan.
5 Cara Bertahan di Tengah Ketidakpastian supaya Tetap Waras
- Distraksikan dirimu supaya waktu terasa lebih cepat
- Atur ekspektasi agar tidak kecewa berlebihan
- Carilah hikmah di balik semua hasilnya
Sadar gak, kita semua pasti pernah mengalami perasaan yang tak tertahankan saat menunggu suatu kabar tak pasti? Ketidakpastian memang cukup melelahkan, apalagi ketika kita gak punya kontrol atau kendali atas hal itu. Gak jarang, momen seperti ini menyebabkan seseorang merasa sedih atau cemas memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi.
Justru di masa-masa seperti itulah, yang kita perlukan hanya kemampuan untuk bertahan. Bukan lari dari kenyataan, tapi usaha di tengah kondisi yang mudah berubah. Berikut ini beberapa cara praktis untuk tetap stabil meski keadaan tidak selalu jelas.
1. Distraksikan dirimu supaya waktu terasa lebih cepat

Tidak memikirkan apa yang sudah kamu nanti-nantikan, mungkin cukup sulit dilakukan. Namun, para peneliti justru berpendapat bahwa distraksi adalah strategi koping yang tepat ketika situasi gak terkendali.
Lewat temuannya, Kyla Ranking, seorang doktor dari UC Riverside, kepada American Psychological Association (APA) mengatakan banyak orang merasa tertekan ketika waktu berlalu begitu lambat. Menurutnya, inti dari ketidakpastian dan penantian adalah upaya untuk mempercepat waktu.
Penelitian Lyubomirsky & Nolen-Hoeksema (1995, 1999, 2008) menunjukkan bahwa mengalihkan perhatian dapat mengurangi ruminasi (pikiran repetitif negatif), meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, serta membantu menjaga suasana hati tetap positif.
Namun, hindari distraksi yang merusak diri sendiri seperti menggunakan narkoba atau minum berlebihan. Lebih baik, temukan aktivitas yang menyenangkan dan bisa mengalihkan perhatian.
2. Atur ekspektasi

Kelola ekspektasimu agar tidak kecewa berlebihan ketika hasil yang kamu dapatkan di luar harapan. Manajemen ekspektasi bisa kamu lakukan dengan bersiap-siap menerima kabar buruk atau terus optimis.
Kate Sweeny dalam Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial (2012) mengatakan, seseorang bisa saja memiliki sikap pesimis tetapi di satu sisi ia masih memiliki harapan. Dalam jurnalnya, Sweeny menyebutkan banyak penelitian yang menjelaskan bagaimana optimisme dan pesimisme bersifat dinamis. Maka dari itu, tetaplah optimis dan realistis supaya tetap nyaman walaupun berada di tengah ketidakpastian.
3. Carilah hikmah di balik semua hasilnya

Ketakutan seseorang umumnya diakibatkan oleh hasil yang buruk, misalnya diagnosis, nilai, atau evaluasi kerja yang buruk. Kate Sweeny dalam jurnalnya mengatakan, kita bisa mencari sisi lain atau hikmah di balik apa pun yang didapatkan. Penelitian menunjukkan bahwa menemukan makna atau manfaat setelah kehilangan atau trauma, dapat menurunkan stres dan depresi serta meningkatkan kesejahteraan dan penyesuaian psikologis.
Dalam risetnya, Sweeny menjelaskan agar kita bisa mengurangi keterikatan terhadap apa yang selama ini kita harapkan. Terdapat studi pada pasien dengan penyakit kronis yang menyatakan bahwa mereka akan menyesuaikan ekspektasi setiap kali mengalami kemunduran. Dengan kata lain, mereka mencari makna dalam setiap kemungkinan yang bisa terjadi dan gak terus-menerus berpatok pada hasil yang ideal.
4. Fokus pada hal-hal kecil yang bisa kamu kendalikan

Ketidakpastian bukan suatu hal yang bisa manusia kontrol. Untuk itu, kita seharusnya bisa lebih fokus pada hal-hal kecil yang bisa dikontrol. Sebagai praktisi wellness, Andra Alodita menjelaskan bahwa individu perlu waktu untuk istirahat. Manusia gak didesain seperti robot yang bisa bekerja 24 jam.
Untuk itu, ia menyarankan agar kita bisa lebih grounded. Cari tahu tentang dirimu sendiri supaya bisa menemukan kejernihan di dalamnya.
Menurutnya, banyak orang sering berdialog dengan orang lain. Tetapi, mereka kadang lupa untuk berdialog dengan diri sendiri. Padahal, semua jawaban yang mungkin kita pertanyakan selama ini bisa ditemukan dari diri sendiri.
5. Sediakan rencana sebelum ada kemungkinan terburuk

Yang penting dilakukan di tengah ketidakpastian adalah membuat rencana atau tindakan preventif untuk mengurangi dampak negatif. Misalnya, seseorang yang sedang menunggu pengumuman rekrutmen kerja. Daripada leha-leha dan tidak berbuat apa-apa, akan lebih baik untuk mencari peluang kerja yang lain selagi menunggu pengumuman.
Dalam jurnalnya, Kate Sweeny menyebut hal tu sebagai proacitve coping. Beberapa riset menjelaskan bahwa orang-orang yang melakukan hal itu, cenderung lebih sedikit mengalami dampak negatif ketika berhadapan dengan situasi yang stresful atau traumatis.
Kamu bisa mulai memikirkan cara-cara menghadapi situasi sulit atau membayangkan bagaimana mereka akan menanganinya jika skenario terburuk benar terjadi. Misalnya, perempuan yang menjalani kemoterapi sering menyiapkan diri untuk kemungkinan rambut rontok dengan mempertimbangkan berbagai pilihan, termasuk mencoba wig atau scarf terlebih dahulu agar merasa lebih siap jika hal itu akhirnya terjadi.


















