5 Cara Bicara yang Bikin Orang Lain Pusing, Perhatikan Pilihan Kata

Bercakap-cakap dengan orang lain bagus buat kesehatan mental. Punya teman bicara menghindarkanmu dari rasa kesepian. Berbicara dengan orang lain kadang juga keharusan. Seperti ketika kamu perlu membahas pekerjaan.
Namun, caramu berbincang dengan orang lain amat menentukan pemahamannya atas maksudmu. Hindari asal berucap panjang lebar tanpa dirimu menyadari bahwa gaya bicaramu kurang baik. Lawan bicara malah bisa pusing mendengarkanmu.
Walaupun kamu sudah terbiasa mengobrol dengan siapa pun, bukan berarti itu tanda gaya komunikasimu efektif. Bukan banyak atau sedikitnya perkataan yang paling penting, melainkan caramu menyampaikan maksud. Lima gaya bicara berikut bikin orang lain gak betah mendengarkanmu.
1. Terlalu cepat

Orang yang bicara begitu cepat biasanya juga berpikir secara kilat. Saking cepatnya dirimu memproses berbagai informasi dalam pikiran, beberapa kata yang terucap seperti bertumpuk. Ini mirip dengan ketika kamu menulis atau mengetik sangat cepat.
Dua kata yang berurutan bisa menjadi satu. Seperti dirimu hendak menulis 'saya pergi' menjadi 'sapi'. Sementara dalam komunikasi lisan, lidah seolah-olah terbelit. Kata-kata yang terucap menjadi gak jelas. Baik saat kamu melakukan presentasi atau berbicara berdua saja dengan seseorang, kontrol kecepatannya.
Dirimu dapat berlatih berbicara dengan lebih pelan ketika sendirian. Tentu saat kamu berbincang dengan orang lain bisa tanpa sadar tambah cepat. Begitu lawan bicara memintamu mengulang ucapan, segeralah melambatkannya.
2. Suara kencang sekali seperti berteriak-teriak

Kebiasaan berbicara dengan lantang tak selalu membuat kata-katamu lebih jelas. Bila dirimu sedang berorasi di tempat terbuka yang luas, mengeraskan suara memang efektif. Suara yang lantang juga berfungsi untuk membakar semangat pendengar.
Namun, berbicara dengan suara keras dalam situasi biasa malah menyakiti telinga orang-orang. Ada kecenderungan mereka berusaha untuk tidak mendengarnya. Mereka memang gak menutup telinga dengan kedua tangan.
Akan tetapi, dalam pikiran mereka sudah berupaya meredam kata-kata yang masuk. Akibatnya, informasi yang sampai ke mereka gak utuh. Pelankan suaramu supaya kata-katamu lebih jelas dan tertangkap sempurna oleh lawan bicara. Lagi pula, gaya bicara teriak-teriak membuat suasana hati orang menjadi buruk.
3. Pakai istilah yang sulit dimengerti

Berbicara dengan orang lain juga mesti mengukur pemahamannya akan suatu topik. Contohnya, pembicaraan soal uang sebenarnya dapat terjadi di antara siapa saja. Semua orang butuh uang dan selalu memakainya.
Namun, penggunaan istilah-istilah yang gak familier bagi lawan bicara hanya akan membuat percakapan tak nyambung. Alih-alih kamu mengatakan inflasi gaya hidup, dirimu dapat memilih perubahan gaya hidup menjadi lebih mewah. Memang kalimatmu menjadi panjang.
Akan tetapi, tak semua orang mengerti arti inflasi gaya hidup. Begitu pula saat dirimu mengatakan suatu penyakit. Mungkin ada penyebutan yang lebih dikenal masyarakat ketimbang istilahnya dalam dunia kedokteran. Menyederhanakan bahasa bukan berarti kamu menyepelekan pengetahuan lawan bicara. Namun, memastikan pesan yang disampaikan diterima dengan baik.
4. Membicarakan terlalu banyak hal

Untukmu yang suka sekali mengobrol patut lebih hati-hati. Dirimu dapat tanpa sadar berbicara terlalu banyak. Segala hal disampaikan dalam satu waktu. Bahkan tanpa kamu memberi kesempatan untuk lawan bicara menanggapi.
Kamu pun gak sadar bahwa perkataanmu sudah melenceng ke sana kemari dari pembicaraan semula. Bagimu, semua informasi penting untuk disampaikan. Sementara buat lawan bicara, makin banyak informasi yang tidak relevan menjadi makin tak menarik untuk disimak.
Pahami bahwa orang lain bukan dirimu yang peduli terhadap semua itu. Dengan keterbatasan waktu serta fokus lawan bicara, kamu mesti memanfaatkannya dengan bijak. Sampaikan hal-hal yang penting saja untuk saat itu. Selebihnya bisa kapan-kapan lagi biar dia gak kebanjiran informasi.
5. Terbawa emosi dan mendramatisasi

Ketika kamu terbawa emosi dan menjadi drama queen, ini melelahkan bagi orang-orang di sekitarmu. Dirimu pasti gak bisa menyampaikan cerita secara ringkas. Semuanya dilebih-lebihkan sesuai perasaanmu.
Lawan bicara menjadi harus bekerja keras menyaring informasi yang benar dari pengaruh emosi semata. Kalau dia gak tahu kejadian yang sesungguhnya, mendengarkanmu terasa terlalu subjektif. Boleh jadi faktanya amat berbeda dari ucapanmu.
Maka dari itu, saat kamu masih terbawa emosi sebaiknya diam dulu. Setelah dirimu lebih tenang baru membicarakannya dengan orang lain. Keuntungannya, lawan bicara lebih mudah menyimak dan memercayai perkataanmu. Unsur perasaan jelas gak bisa dilepaskan, tapi tidak lagi mendominasi.
Agar komunikasi terasa menyenangkan bagimu maupun orang lain, jangan hanya mencari pendengar yang baik. Kamu pun mesti berlatih berbicara biar enak didengar. Baik dari nada suara, artikulasi, kecepatan, pilihan kata, maupun emosi yang mengiringi.