Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Cara Bijak Mengelola Ekspektasi Tanpa Mengubur Impian

Ilustrasi wanita merasa kecewa dengan realita hidup (pexels.com/Kaboompics.com)
Ilustrasi wanita merasa kecewa dengan realita hidup (pexels.com/Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Kenali kapasitas diri dengan lebih bijak
  • Pahami antara mimpi dan obsesi
  • Latih diri untuk menerima dengan tetap mempersiapkan rencana B
  • Jaga mimpi agar tetap hidup, tapi dengan cara yang realistis

Kamu pernah merasa kecewa dengan ekspektasi sendiri? Padahal usaha dan doa selalu menjadi benteng utama yang kamu terapkan disetiap langkah. Namun faktanya semakin tinggi harapan, justru kita semakin jatuh pada lubang kecewa.

Hidup ditengah ketidakpastian memang seringkali membuat lelah berkepanjangan, bahkan kewalahan menghadapinya. Bermimpi memang tidak dilarang, tapi kamu perlu belajar untuk mengelola ekspektasi dengan lebih bijak. Minimal pikiran harus tetap waras meskipun hari-harimu terasa berat. Lima cara ini bisa bantu kamu untuk mengelola ekspektasi agar mimpi tetap hidup tanpa harus menguburnya dalam-dalam. Let's scrolling!

1. Kenali kapasitas diri dengan lebih bijak

Ilustrasi pria dengan tekanan kerja tinggi (pexels.com/Khwanchai Phanthong)
Ilustrasi pria dengan tekanan kerja tinggi (pexels.com/Khwanchai Phanthong)

Mempunyai banyak mimpi dan harapan memang tidak dilarang. Namun, kamu harus pahami terlebih dahulu kapasitas diri. Bukan berarti membatasi, justru disinilah kita bisa mengetahui batas kemampuan dalam diri kita. Hal ini juga meminimalisir agar tidak tersesat pada jalan yang sebenarnya belum siap kamu tanggung.

Kamu bisa memulainya dengan menuliskan kelebihan yang menjadi poin plus dirimu sendiri. Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan mencatat kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki kembali. Mengenal kelebihan dan kekurangan seperti ini dapat membantumu agar mudah dalam menyusun strategi dan langkah yang lebih realistis untuk kedepannya.

2. Pahami antara mimpi dan obsesi

Ilustrasi seseorang dengan merasa lelah (pexels.com/Cup of Couple)
Ilustrasi seseorang dengan merasa lelah (pexels.com/Cup of Couple)

Terkadang kita perlu mempertanyakan pada diri sendiri tentang tujuan. Jika mimpi merupakan sebuah harapan yang pantas diperjuangkan, maka obsesi hanyalah sebuah tuntutan yang seringkali membuat diri tersiksa. Oleh karena itu penting untuk memahami apakah yang kamu kejar selama ini memang mimpi atau hanya sekadar obsesi sesaat.

Membedakan keduanya dapat membantumu untuk lebih tenang menjalani hidup dan menikmati proses. Mimpi yang sehat justru akan mendorongmu untuk terus bertumbuh. Namun, jika yang dikejar hanyalah obsesi maka bisa jadi ketika gagal, kamu akan mudah kecewa bahkan terpuruk hanya karena kenyataan tidak sesuai dengan target. Padahal untuk sampai dipuncak yang kita inginkan bukan tentang siapa yang cepat, melainkan siapa yang tetap bergerak meskipun pelan.

3. Latih diri untuk menerima dengan tetap mempersiapkan rencana B

Ilustrasi wanita sedang belajar menerima keadaan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Ilustrasi wanita sedang belajar menerima keadaan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Dalam menjalani kehidupan yang tidak pasti ini, mengelola ekspektasi merupakan hal yang harus kamu usahakan. Menyadari hal ini justru bikin kamu lebih sadar bahwa hidup memang tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Gagal dan rentetan kecewa yang kamu alami bukanlah akhir dari segalanya. Oleh karena itu, mempersiapkan benteng kokoh juga penting agar kamu tidak terlalu larut dalam pada harapan yang membuatmu kecewa.

Inilah mengapa kamu penting untuk mempunyai rencana B, karena setidaknya hal ini bisa membantumu untuk menghindari stres berlebih. Misalnya, jika gagal di kampus A maka kamu masih mempunyai alternatif lain yang masih selaras dengan mimpimu itu. Terkadang menerima bukan berarti kalah, namun adalah bentuk keberanian yang harus kamu coba untuk tetap melangkah meskipun dengan jalan yang berbeda. Barangkali, jalan inilah yang akan membawamu pada harapan yang kamu harapkan selama ini. Tunjukkan kalau kamu memang layak untuk mendapatkannya.

4. Jaga mimpi agar tetap hidup, tapi dengan cara yang realistis

Ilustrasi wanita merasa bersemangat (pexels.com/Amina Filkins)
Ilustrasi wanita merasa bersemangat (pexels.com/Amina Filkins)

Sebuah mimpi akan terwujud jika kamu berani mengolahnya menjadi rencana nyata. Tidak perlu langkah yang besar, kamu bisa memulainya dengan memecah mimpi itu menjadi target-terget kecil terlebih dahulu. Artinya mimpimu dapat lebih terstruktur namun tetap realistis. Bukankah untuk mencapai target yang besar harus memulainya dari target kecil terlebih dahulu?

Penulis novel terkenal pasti butuh waktu yang cukup panjang agar bukunya bisa tercetak ratusan halaman. Maka, jika kamu menginginkan hal demikian, mulailah untuk menulis satu halaman per hari. Jangan terlalu buru-buru, karena pondasi yang kuat harus dibangun dari hal sederhana dan konsisten terlebih dahulu. Maka, jagalah mimpi-mimpimu itu agar tetap menyala meskipun melalui proses sederhana.

Mengelola ekspektasi merupakan bentuk kedewasaan. Di sini lah kamu bisa menyadari bahwa tidak semua hal harus berjalan sesuai rencana. Dengan mengelola ekspektasi, secara tidak langsung kamu sedang memberi ruang untuk tetap bertumbuh dan berharap tanpa harus larut dengan luka yang terlalu dalam. Maka, bermimpilah setinggi mungkin, namun tetaplah realistis dengan mulai mewujudkannya meskipun melalui langkah kecil dahulu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us