Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menghadapi Perasaan Overwhelmed di Tahun Pertama Kerja

ilustrasi burnout saat bekerja
ilustrasi burnout saat bekerja (pexels.com/Karola G)
Intinya sih...
  • Akui bahwa kamu sedang overwhelmed, bukan malah menyangkalnya
  • Beri ruang untuk proses adaptasi, jangan memaksa diri langsung jago
  • Pelajari cara menentukan prioritas, bukan sekadar sibuk
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tahun pertama kerja sering terasa seperti fase paling melelahkan dalam hidup profesional. Kamu tidak hanya dituntut memahami pekerjaan baru, tapi juga harus menyesuaikan diri dengan ritme kantor, ekspektasi atasan, dinamika tim, dan tekanan untuk terlihat "cukup pintar" di mata orang lain. Di titik ini, perasaan overwhelmed sering muncul diam-diam. Hal ini bukan karena kamu tidak mampu, tapi karena semuanya terasa datang bersamaan.

Sayangnya, banyak karyawan baru merasa tidak punya ruang untuk mengeluh. Takut dianggap lemah, takut dinilai tidak kompeten, atau takut mengecewakan orang yang sudah memberi kesempatan. Padahal, overwhelmed di tahun pertama kerja adalah pengalaman yang sangat manusiawi. Kalau kamu sedang merasa overwhelmed saat bekerja, berikut ini enam cara menghadapinya!

1. Akui bahwa kamu sedang overwhelmed, bukan malah menyangkalnya

ilustrasi burnout saat bekerja
ilustrasi burnout saat bekerja (pexels.com/Karola G)

Banyak orang memilih menyangkal rasa kewalahan dengan terus memaksa diri bekerja lebih keras. Mereka berpikir bahwa rasa lelah akan hilang kalau semua tugas selesai. Padahal, tanpa disadari, tekanan justru menumpuk dan berubah menjadi stres berkepanjangan. Mengakui bahwa kamu sedang overwhelmed adalah langkah awal yang sangat penting.

Pengakuan ini bukan untuk mencari pembenaran, tapi untuk memahami kondisi diri sendiri. Dengan jujur pada perasaanmu, kamu bisa mulai mengenali tanda-tanda kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Dari sini, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih sehat sebelum tubuh dan pikiran benar-benar kehabisan tenaga.

2. Beri ruang untuk proses adaptasi, jangan memaksa diri langsung jago

ilustrasi burnout saat bekerja
ilustrasi burnout saat bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di tahun pertama kerja, banyak karyawan baru merasa harus cepat membuktikan diri. Mereka takut dianggap lambat, takut ketinggalan, dan takut dibandingkan dengan rekan lain. Akibatnya, mereka memasang standar yang terlalu tinggi sejak awal, tanpa memberi waktu untuk belajar secara bertahap.

Padahal, adaptasi adalah proses, bukan lomba. Kamu sedang belajar sistem baru, cara kerja baru, bahkan cara berkomunikasi yang berbeda dari dunia kampus. Ketika kamu memberi ruang untuk berproses, tekanan akan berkurang dan rasa percaya diri bisa tumbuh secara alami, bukan karena paksaan.

3. Pelajari cara menentukan prioritas, bukan sekadar sibuk

ilustrasi burnout saat bekerja
ilustrasi burnout saat bekerja (pexels.com/Anna Tarazevich)

Rasa overwhelmed sering muncul bukan karena terlalu banyak pekerjaan, tapi karena semuanya terasa sama-sama mendesak. Di awal kerja, kamu mungkin belum terbiasa membaca urgensi dan dampak suatu tugas. Akhirnya, semua dikerjakan sekaligus tanpa arah yang jelas, membuat energi cepat terkuras.

Belajar menentukan prioritas akan sangat membantu. Kamu bisa mulai dengan bertanya pada atasan atau rekan senior tentang mana tugas yang paling penting dan mana yang bisa ditunda. Ketika kamu bekerja dengan arah yang jelas, rasa kewalahan perlahan berubah menjadi rasa terkendali.

4. Jangan menyimpan semuanya sendirian, cari dukungan yang aman

ilustrasi mengobrol bersama teman
ilustrasi mengobrol bersama teman (pexels.com/Marcus Aurelius)

Banyak karyawan baru memilih memendam tekanan karena takut terlihat tidak mampu. Mereka berpikir semua orang lain juga baik-baik saja. Padahal, hampir semua orang pernah berada di fase yang sama, hanya saja tidak semua berani membicarakannya.

Mencari tempat bercerita yang aman bisa sangat melegakan. Entah itu mentor di kantor, rekan kerja yang lebih senior, atau teman di luar pekerjaan. Berbagi cerita membantu kamu merasa tidak sendirian, sekaligus membuka kemungkinan solusi yang sebelumnya tidak terpikirkan.

5. Rawat diri di luar jam kerja agar tidak kehabisan energi

ilustrasi istirahat
ilustrasi istirahat (pexels.com/cottonbro studio)

Sering kali, rasa overwhelmed bertambah karena tidak ada jeda antara kerja dan kehidupan pribadi. Pikiran terus terbawa ke pekerjaan bahkan setelah jam kantor selesai. Lama-kelamaan, tubuh dan mental tidak punya waktu untuk pulih.

Merawat diri di luar jam kerja bukanlah bentuk kemalasan, melainkan kebutuhan. Tidur cukup, makan teratur, melakukan hal-hal kecil yang menyenangkan, atau sekadar menjauh sejenak dari notifikasi kerja bisa membantu mengisi ulang energi. Dengan kondisi yang lebih stabil, kamu akan lebih siap menghadapi tantangan keesokan harinya.

Overwhelmed di tahun pertama kerja bukan tanda kamu salah memilih jalan. Justru itu tanda kamu sedang bertumbuh dan belajar menghadapi dunia baru. Selama kamu mau bersikap jujur pada diri sendiri dan memberi ruang untuk berproses, perlahan kamu akan menemukan ritme kerja yang paling pas untukmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Ternyata Cintamu Gak Bertepuk Sebelah Tangan, Ini Sosok yang Tulus Mencintaimu

14 Des 2025, 18:00 WIBLife