Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

⁠Cara Menyisipkan Waktu Baca di Tengah Kesibukan tanpa Mengubah Jadwal

ilustrasi baca buku (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi baca buku (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Membaca buku tampak seperti kegiatan yang menyenangkan, hobi yang seru dan menghadirkan petualangan menarik. Tapi, bagaimana jika tak punya cukup waktu untuk menbaca buku?

Kesibukan seolah merenggut waktu yang kamu miliki, memenjarkan diri dalam rutinitas. Parahnya, kebiasaan ini justru menjauhkanmu pada bacaan yang seharusnya bisa segera kamu selesaikan. Inilah tips membangun kebiasaan membaca di tengah kesibukan yang tengah kamu jalani.

1. Membangun kebiasaan membaca di tengah rutinitas yang padat? Kamu perlu siasat untuk manfaatkan waktu!

ilustrasi baca buku (freepik.com/freepik)
ilustrasi baca buku (freepik.com/freepik)


Membaca buku adalah kebiasaan yang harus dibangun secara rutin. Dalam buku Atomic Habits karya James Clear, disebutkan bahwa terkadang kita menentukan apa yang akan kita lakukan berdasarkan apa yang telah diselesaikan sebelumnya.

Ketika hendak membangun kebiasaan baru, manfaatkan keterhubungan antar tindakan. Caranya adalah menghubungkan kebiasaan baru dengan kebiasaan lama yang telah dilakukan secara rutin. Teknik ini disebut habit stacking. Habit stacking mengaitkan kebiasaan yang sudah ada untuk menciptakan pemicu, bagi hampir semu jenis kebiasaan.

James membuat formula agar habit stacking ini menjadi lebih efektif untuk diterapkan. Caranya adalah menuliskan "Setelah (kebiasaan saat ini), saya akan (kebiasaan baru)." Contohnya, "Setelah membuat kopi di pagi hari, saya akan membaca buku selama 10 menit."

Tuliskan dengan detail, serealistis mungkin. Buat target yang tidak membebani, sehingga sangat mungkin untuk dicapai.

Kunci utamanya adalah mengaitkan perilaku yang telah dilakukan setiap hari dengan kebiasaan baru yang hendak dibangun, tentunya dalam hal ini adalah membaca buku. Kebiasaan ini akan menjadi efektif jika terus dilakukan, kesannya ini seperti perilaku yang alamiah terjadi.

Kamu bisa menyelipkan kegiatan membaca buku di antara rutinitas kamu. Tak perlu waktu yang panjang, hal yang paling penting dalam membentuk kebiasaan baru adalah konsistensi.

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung, coba pakai e-reader atau dekatkan buku denganmu

Ilustrasi baca buku digital. (Dok. Pixabay/Perfecto_Capucine)
Ilustrasi baca buku digital. (Dok. Pixabay/Perfecto_Capucine)

Lingkungan mengubah kebiasaan manusia. James meerangkan dalam karyanya, kebiasaan dimulai oleh sebuah pemicu dan manusia cenderung menyadari pemicu yang terlihat jelas. Tanpa adanya triggeratau sesuatu yang membentuk dorongan untuk melakukan sesuatu, maka kebiasaan itu sulit terbentuk.

Prinsipnya, jika kita ingin menjadikan kebiasaan sebagai bagian besar dalam hidup, jadikan pemicu sebagai bagian besar dari lingkungan tersebut. Mengimplementasikan prinsip tersebut, maka dekatkan buku dengan lingkungan sekitar. Hadirkan buku secara fisik di meja kerja, meja makan, atau area lain yang mudah dijangkau.

Kamu juga bisa membangun kebiasaan membaca dengan menghadirkan e-reader, buat buku lebih dekat sehingga mudah dijangkau. Jika buku (dalam hal ini berperan sebagai trigger) berada di lokasi yang jauh dan tersembunyi, maka kamu cenderung mengabaikannya.

Seringkali kita menganggap perilaku atau kebiasaan yang dilakukan dipengaruhi oleh niat dan kemauan. Padahal, lingkungan fisik memiliki pengaruh yang tak kalah besar.

Sayangnya, kita juga jarang mendesain ulang lingkungan di sekitar kita, kebanyakan kita hidup dalam dunia yang telah dibentuk oleh orang lain. Untuk itu, mendesain lingkungan menjadi cara yang efektif untuk mebangun kebiasaan baru dibandingkan hanya mengumpulkan niat.

3. Membuat kebiasaan membaca menjadi lebih atraktif, bagaimana dengan memberi hadiah kecil?

ilustrasi baca buku (unsplash.com/Thought Catalog)
ilustrasi baca buku (unsplash.com/Thought Catalog)

Otak manusia memiliki banyak sirkuit saraf yang dialokasikan untuk ‘menginginkan’ hadiah dibandingkan ‘menyukai’ hadiah yang didapatkan. Sebab, James menyebutkan pusat 'keinginan' di otak berukuran lebih besar daripada 'kesukaan', sehingga keinginan seseorang menjadi dorongan untuk menggerakan perilakunya.

Dorongan karena menginginkan untuk mendapatkan hadiah lebih mempengaruhi motivasi seseorang. Keinginan untuk mendapatkan hadiah pula yang memicu respons.

Maka, buatlah kebiasaan menjadi lebih menarik karena anggapan pengalaman itu menyenangkan akan mendorong kita untuk bertindak. Plus, kita akan mendapatkan hadiah kecil saat mampu melakukannya. Rumus untuk membangun kebiasaan menjadi lebih atraktif:

  1. Setelah (kebiasaan yang sudah ada), saya akan (kebiasaan yang dibutuhkan)
  2. Setelah (kebiasaan yang dibutuhkan), saya akan (kebiasaan yang diinginkan)

Jika kamu ingin membaca lebih banyak di tengah kesibukan, maka kamu bisa membuat kebiasaan itu dengan formula:

  1. Setelah selesai mengecek e-mail pekerjaan di pagi hari, saya akan membaca selama 10 menit
  2. Setelah membaca selama 10 menit, saya akan membuat kopi/teh favorit saya.

Teh/kopi favorit adalah hadiah yang akan kita berikan pada diri sendiri karena telah patuh melakukan suatu kebiasaan. Menyenangkan bukan?

Membaca buku menjadi kegiatan yang menyenangkan, tapi kerap kali kesibukan menutut waktu lebih banyak. Jadi, kamu harus pandai-pandai menyelipkan hobi membaca di antara rutinitas yang padat. Mungkin ini jadi solusi terbaik agar kamu bisa selesaikan TBR kamu!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

6 Cara Mengaplikasikan Buku Self Growth ke dalam Kehidupan Sehari-hari

11 Nov 2025, 23:15 WIBLife