Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fenomena 'Digital Detox' Versi Introvert, Simpel Aja! 

Ilustrasi pria bermain handphone (pexels.com/Kaboompics)
Ilustrasi pria bermain handphone (pexels.com/Kaboompics)

Ketika dunia semakin sibuk dengan gawai, internet, dan notifikasi yang tiada henti, introvert punya cara sendiri untuk menjaga kewarasan mereka. Jangan salah, digital detox bukan cuma soal menjauhkan diri dari layar, tapi juga soal menemukan kembali ketenangan batin di tengah hiruk-pikuk dunia digital. Apalagi buat para introvert yang energinya sering terkuras karena terlalu banyak interaksi, bahkan secara online sekalipun.

Tapi, digital detox versi introvert ini sedikit berbeda. Fokusnya bukan cuma untuk "beristirahat" dari gawai, tapi juga untuk menciptakan ruang yang nyaman bagi diri sendiri. Yuk, coba eksplorasi 4 fenomena digital detox versi introvert ini dan temukan mana yang paling cocok untuk dicoba!

1. Heningkan notifikasi

Ilustrasi perempuan dengan style fashion (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Ilustrasi perempuan dengan style fashion (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Introvert sangat menghargai keheningan, dan notifikasi yang terus berdatangan bisa jadi musuh utama. Coba matikan semua notifikasi yang tidak penting, termasuk grup chat yang terlalu ramai. Dengan begitu, ada ruang lebih besar untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

Lebih dari sekadar menenangkan pikiran, mengheningkan notifikasi juga membantu menciptakan ritme hidup yang lebih sehat. Tanpa distraksi konstan, introvert bisa lebih mudah untuk fokus pada diri sendiri, membaca buku, atau sekadar merenung dengan nyaman.

2. Ritual tanpa layar

pria dengan jas hujan  kuning (pexels.com/Vlad Bagacian)
pria dengan jas hujan kuning (pexels.com/Vlad Bagacian)

Pernah mencoba aktivitas tanpa layar selama satu hari penuh? Introvert sering menikmati kegiatan yang tidak melibatkan teknologi, seperti menulis jurnal, melukis, atau berkebun. Ritual-ritual ini menjadi semacam terapi kecil untuk memulihkan energi yang terkuras.

Melakukan aktivitas tanpa layar juga membuka ruang untuk koneksi lebih dalam dengan dunia nyata. Sentuhan tangan pada tanah saat berkebun atau suara pena yang menari di atas kertas memberikan sensasi yang berbeda, jauh dari monoton layar.

3. Offline di tempat favorit

ilustrasi wanita dan peliharaan (pexels.com/)
ilustrasi wanita dan peliharaan (pexels.com/)

Introvert punya satu tempat favorit yang jadi "zona aman" mereka, entah itu kamar tidur, sudut kafe, atau taman kecil di dekat rumah. Cobalah pergi ke tempat itu tanpa membawa gawai. Fokuskan diri untuk menikmati suasana, entah dengan membaca buku atau hanya duduk sambil menikmati secangkir kopi.

Menghabiskan waktu di tempat favorit tanpa distraksi digital membantu introvert memulihkan energi dengan cara yang paling natural. Kadang, sesederhana menikmati udara segar di taman sudah cukup untuk membuat pikiran lebih jernih.

4. Batasi media sosial

orang yang memegang handphone (pexels.com/Tracy Le Blanc)
orang yang memegang handphone (pexels.com/Tracy Le Blanc)

Media sosial adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, bisa jadi alat untuk tetap terhubung; di sisi lain, terlalu lama scroll bisa melelahkan. Introvert sering memilih untuk membatasi waktu di media sosial demi menjaga kesehatan mental.

Coba gunakan fitur "time limit" di aplikasi atau buat aturan ketat untuk diri sendiri. Dengan mengurangi waktu di media sosial, introvert bisa memanfaatkan waktu untuk hal lain yang lebih bermakna, seperti membaca buku favorit atau sekadar menenangkan diri di ruang sunyi.

Digital detox versi introvert ini bukan soal menjauhkan diri sepenuhnya dari dunia digital, tapi lebih kepada menciptakan ruang untuk diri sendiri. Dengan mencoba salah satu dari cara ini, siapa tahu energi dan ketenangan yang selama ini hilang bisa kembali. Jadi, sudah siap memulai detoks digitalmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us