Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Sebaiknya Dipelajari Mahasiswa Sebelum Lulus

ilustrasi kelulusan mahasiswa (unsplash.com/RUT MIIT)
Intinya sih...
  • Mengatur keuangan pribadi secara realistis
    • Belajar membuat anggaran bulanan dan memahami konsep tabungan serta investasi sederhana.
    • Keterbatasan uang bulanan menjadi guru terbaik dalam mengelola uang.
    • Berkomunikasi dengan efektif dan asertif
      • Mahasiswa perlu belajar bagaimana menyampaikan pendapat dengan jelas dan menanggapi perbedaan tanpa emosional.
      • Asertif berarti bisa menyatakan hak, perasaan, atau kebutuhan tanpa merugikan orang lain.
      • Mengelola waktu dan menentukan prioritas
        • Bel

Menjadi mahasiswa bukan cuma soal menyelesaikan SKS atau sibuk mengejar IPK. Masa perkuliahan sebenarnya adalah waktu paling strategis untuk membentuk pondasi hidup yang kuat sebelum benar-benar terjun ke dunia kerja. Sayangnya, banyak yang terlalu fokus pada nilai akademis, sampai lupa ada keterampilan dan wawasan lain yang justru lebih krusial ketika sudah lulus nanti.

Ada hal-hal penting yang gak pernah diajarkan secara eksplisit di kelas, tapi sangat menentukan bagaimana seseorang menjalani hidup setelah lulus. Dari kemampuan mengatur uang sampai keahlian beradaptasi dalam tekanan kerja, semua itu sebaiknya dipelajari sejak masih kuliah. Waktu dan energi yang dimiliki selama jadi mahasiswa adalah aset berharga, dan memanfaatkannya untuk belajar hal-hal berikut bisa membawa perubahan besar di masa depan.

1. Mengatur keuangan pribadi secara realistis

Ilustrasi berbagai nominal mata uang rupiah Indonesia (pexels.com/Robert Lens)
Ilustrasi berbagai nominal mata uang rupiah Indonesia (pexels.com/Robert Lens)

Kemampuan mengatur keuangan sering dianggap sepele, padahal inilah bekal utama untuk hidup mandiri setelah lulus. Banyak yang baru menyadari pentingnya manajemen uang ketika sudah kerja dan mulai terjebak utang konsumtif. Mahasiswa sebaiknya mulai belajar membuat anggaran bulanan, mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta membedakan kebutuhan dengan keinginan. Hal ini bisa dimulai dari uang bulanan yang terbatas, karena keterbatasan justru menjadi guru terbaik dalam mengelola uang.

Selain itu, penting juga memahami konsep tabungan, investasi sederhana, dan darurat finansial. Mahasiswa bisa mulai dari mempelajari instrumen investasi yang rendah risiko seperti reksa dana pasar uang. Belajar menyisihkan uang, meskipun jumlahnya kecil, akan membangun kebiasaan baik jangka panjang. Jangan sampai setelah lulus, kerja keras tiap bulan habis hanya untuk memenuhi gaya hidup.

2. Berkomunikasi dengan efektif dan asertif

ilustrasi mahasiswa (unsplash.com/Brooke Cagle)

Komunikasi adalah kunci dalam banyak aspek kehidupan, mulai dari wawancara kerja sampai kerja tim di kantor nanti. Mahasiswa perlu belajar bagaimana menyampaikan pendapat dengan jelas, mendengarkan secara aktif, dan menanggapi perbedaan tanpa emosional. Berkomunikasi efektif gak sekadar soal berbicara lancar, tapi juga soal menyampaikan pesan dengan cara yang bisa dipahami oleh orang lain.

Di sisi lain, penting juga mengasah komunikasi asertif, bukan pasif atau agresif. Asertif berarti bisa menyatakan hak, perasaan, atau kebutuhan tanpa merugikan orang lain. Sikap ini membantu dalam menghadapi konflik, negosiasi, atau bahkan menetapkan batas dalam relasi profesional. Komunikasi yang kuat akan membuat seseorang terlihat lebih kompeten dan dipercaya di lingkungan kerja.

3. Mengelola waktu dan menentukan prioritas

ilustrasi mahasiswa (freepik.com/tirachardz)

Kemampuan mengelola waktu menentukan seberapa efektif seseorang menjalani rutinitas dan menyelesaikan target. Mahasiswa seringkali terjebak dalam aktivitas yang banyak, tapi gak tahu mana yang paling penting. Belajar membuat to-do list harian, membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan waktu pribadi akan sangat membantu saat sudah masuk ke dunia kerja yang lebih menuntut.

Menentukan prioritas adalah bagian penting dari manajemen waktu. Gak semua hal harus diselesaikan sekaligus, tapi tahu mana yang mendesak dan berdampak besar itu yang utama. Menguasai hal ini membuat seseorang lebih tenang dalam tekanan dan tahu kapan harus berkata "Tidak". Banyak orang sukses bukan karena bekerja lebih keras, tapi karena tahu apa yang paling perlu dikerjakan duluan.

4. Membangun relasi dan jejaring yang sehat

ilustrasi mahasiswa (unsplash.com/CIE PTIT)

Jaringan pertemanan dan profesional bisa menjadi pembuka jalan yang luas setelah lulus kuliah. Membangun relasi gak harus dilakukan dengan tujuan pragmatis, tapi lebih pada menjalin hubungan yang saling mendukung dan menghargai. Mahasiswa sebaiknya aktif dalam kegiatan sosial, organisasi, seminar, atau komunitas untuk memperluas lingkaran pergaulan.

Relasi yang sehat dibangun lewat kepercayaan, konsistensi, dan komunikasi terbuka. Jangan hanya mendekati orang saat butuh bantuan, tapi juga jadi sosok yang siap membantu saat dibutuhkan. Dunia kerja nanti sangat terbantu oleh siapa yang dikenal dan bagaimana hubungan dijaga dengan baik. Relasi yang baik bukan cuma membantu secara karier, tapi juga secara mental dan emosional.

5. Mengenali diri sendiri dan menentukan arah hidup

ilustrasi mahasiswa belajar (unsplash.com/sean Kong)

Seringkali mahasiswa lulus tanpa tahu apa yang sebenarnya ingin dicapai dalam hidup. Maka dari itu, masa kuliah adalah waktu yang tepat untuk mengenal diri sendiri lebih dalam. Mulai dari mengenali minat, nilai-nilai pribadi, kelebihan, sampai pola kerja yang paling cocok. Semua ini penting agar keputusan setelah lulus gak semata-mata karena tekanan lingkungan atau ikut-ikutan.

Menentukan arah hidup bukan berarti harus punya rencana kaku, tapi lebih pada memahami tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Bisa dalam bentuk karier yang ingin dicapai, gaya hidup yang diidamkan, atau kontribusi apa yang ingin diberikan ke masyarakat. Semakin kenal dengan diri sendiri, semakin kuat juga pijakan yang dimiliki untuk menghadapi dunia yang serba cepat dan berubah.

Masa kuliah bukan cuma tentang lulus secepat mungkin, tapi tentang mempersiapkan masa depan sebaik mungkin. Belajar hal-hal di luar akademik justru menjadi bekal paling berharga saat menghadapi kenyataan hidup setelah wisuda. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa arah, karena investasi terbesar yang bisa dilakukan sekarang adalah pada diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us