Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fenomena Kecelakaan: Sudah Adilkah Kita Selalu Menyalahkan Kendaraan Roda Empat?

Sumber gambar : pekanbaru.tribunnews.com

Semakin hari, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia semakin tinggi. Berbagai macam jenis kendaraan saling beradu dan menyebabkan nyawa melayang. Hal ini tentu jadi keprihatinan tersendiri bagi rakyat dan pemerintah. Entah karena kondisi jalanan yang kurang memadai atau justru rendahnya kedisiplinan masing-masing pribadi. 

Masih segar di ingatan kita kecelakaan lalu lintas yang beberapa waktu lalu terjadi di Jawa Timur. Sebuah mobil Lamborghini menabrak gerobak pedagang kaki lima hingga tewas. Belum lagi tabrakan metro mini dan kereta listrik di Jakarta yang membuat banyak orang berduka. Terlepas dari kecelakaan itu, masih banyak di luar sana yang juga mengalami luka-luka di pinggir jalan akibat tabrakan. Entah mobil dengan sepeda motor, mobil dan pejalan kaki, atau mobil dengan becak. 

Default Image IDN

Jika ditanya siapa yang salah dari kecelakaan ini, sebagian besar pikiran orang pasti akan menyalahkan kendaraan yang lebih besar, mobil. Bahwa orang yang secara tampilan terlihat “wah” dengan mengendarai kendaraan besar pastilah patut dipersalahkan ketika merugikan kendaraan yang kecil. Namun pendapat tersebut tak juga sepenuhnya benar bila kita mau melihat lebih detail kronologi kejadian. Pasalnya, sebagian besar kepala kita memang berisi presepsi semacam ini, gampang menghakimi mobil. 

Default Image IDN

Kecelakaan lalu lintas yang terjadi bukan semata-mata kesalahan kendaraan yang lebih besar. Tidak serta merta kendaraan yang lebih kecil pastilah benar. Perihal berkendara di jalan raya adalah tanggung jawab bersama untuk saling menjaga keselamatan satu sama lain. Pengguna jalan raya adalah orang yang semuanya membayar pajak kepada negara, yang berarti semuanya berhak memakai jalan raya tersebut.

Jalanan kita adalah fasilitas umum yang dibangun oleh banyak orang, bukan milik perseorangan. Setiap jenis kendaraan juga berhak menggunakan jalan, sama halnya dengan kendaraan roda dua lainnya. Bukan karena pengguna motor lebih banyak, lantas ketika terjadi kecelakaan mereka saling membela untuk meyundutkan kendaraan roda empat. Tapi kedisiplinan masing-masing pengguna jalanlah yang patut dilihat ulang. 

Default Image IDN

Kalau diwawancara lebih dalam, barangkali tindakan menyalahkan secara sepihak itu bisa bersumber pada perasaan iri hati dan kesenjangan sosial. Dalam presepsi, pemilik kendaraan roda empat punya sumber dana lebih besar hingga bisa membeli kendaraan yang lebih nyaman, Membayar ganti rugi untuk kendaraan yang lebih kecil juga gampang. 

Kalau kita mau meninjau pihak pengendara kendaraan roda empat lebih dalam. Tidak semuanya memiliki mobil hanya untuk bersenang-senang atau seenaknya saja di jalan. Ada yang membeli mobil sebagai kendaraan keluarga, agar anak-anaknya bisa leluasa berbicara di dalam kabin sempit. Ada juga yang memakainya sebagai kendaraan sewa antar-jemput sebagai sumber penghasilan. 

Default Image IDN

Kendaraan itu hanya alat dan benda mati. Benda mati tak bisa merugikan orang lain. Bila ada kesalahan, maka pastilah gangguan terjadi pada si pemakai. Kecelakaan lalu lintas terjadi bukan semata karena ada perbedaan harga antara kendaraan besar, kecil, roda empat dan roda dua. Kecelakaan terjadi karena faktor kelalaian pengguna kendaraan. 

Bukan berarti hendak membela salah satu pihak. Sama sekali tidak. Tapi alangkah baiknya jika kita tak menilai atau mengintimidasi karena jenis kendaraannya. Namun mulai membuka mata siapa yang melakukan pelanggaran sehingga menyebabkan kecelakaan. Mempelajari lebih dalam kronologi yang terjadi. Jangan sampai kita meyalahkan seseorang karena presepsi tanpa menyadari fakta-fakta yang ada di lapangan.

Share
Topics
Editorial Team
Fajar Nurmanto
EditorFajar Nurmanto
Follow Us