Fenomena Kecelakaan: Sudah Adilkah Kita Selalu Menyalahkan Kendaraan Roda Empat?

Semakin hari, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia semakin tinggi. Berbagai macam jenis kendaraan saling beradu dan menyebabkan nyawa melayang. Hal ini tentu jadi keprihatinan tersendiri bagi rakyat dan pemerintah. Entah karena kondisi jalanan yang kurang memadai atau justru rendahnya kedisiplinan masing-masing pribadi.
Masih segar di ingatan kita kecelakaan lalu lintas yang beberapa waktu lalu terjadi di Jawa Timur. Sebuah mobil Lamborghini menabrak gerobak pedagang kaki lima hingga tewas. Belum lagi tabrakan metro mini dan kereta listrik di Jakarta yang membuat banyak orang berduka. Terlepas dari kecelakaan itu, masih banyak di luar sana yang juga mengalami luka-luka di pinggir jalan akibat tabrakan. Entah mobil dengan sepeda motor, mobil dan pejalan kaki, atau mobil dengan becak.

Jika ditanya siapa yang salah dari kecelakaan ini, sebagian besar pikiran orang pasti akan menyalahkan kendaraan yang lebih besar, mobil. Bahwa orang yang secara tampilan terlihat “wah” dengan mengendarai kendaraan besar pastilah patut dipersalahkan ketika merugikan kendaraan yang kecil. Namun pendapat tersebut tak juga sepenuhnya benar bila kita mau melihat lebih detail kronologi kejadian. Pasalnya, sebagian besar kepala kita memang berisi presepsi semacam ini, gampang menghakimi mobil.


