Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Sebab Gaji Gak Pernah Cukup meski Hanya untuk Diri Sendiri

ilustrasi seseorang yang kehabisan uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang yang kehabisan uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Banyak uang dihabiskan hanya untuk urusan gaya hidup
  • Sulit menahan diri untuk jajan berlebihan
  • Tidak mengalokasikan gaji secara rinci sejak awal

Mereka yang menjalani hidup sebagai generasi sandwich sering mengeluh tidak punya uang untuk diri sendiri. Pasalnya, penghasilan yang diperoleh memang dibagi untuk beberapa orang, seperti orangtua dan adik-adiknya. Akibatnya, sisa dana tinggal sedikit, sedangkan kebutuhan hidup pribadi pun masih menunggu untuk dipenuhi. Di dalam keadaan seperti ini, wajar bila hati rasanya ingin sekali menjerit untuk sedikit melepas beban yang ditanggung.

Kendati begitu, ada juga orang-orang yang meski tidak memainkan peran sebagai generasi sandwich, tetapi turut merasakan keresahan yang sama. Sebenarnya, penghasilan yang dimilikinya hanyalah untuk diri sendiri, tetapi ternyata tidak pernah benar-benar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan terkadang keinginan. Terlepas dari berapa pun nominal gaji yang diperoleh, bila beberapa hal yang dijelaskan dalam artikel ini terus dilakukan, jelas saja akan selalu kurang.

1. Banyak uang dihabiskan hanya untuk urusan gaya hidup

ilustrasi seorang perempuan yang gemar belanja (pexels.com/Tim Douglas)
ilustrasi seorang perempuan yang gemar belanja (pexels.com/Tim Douglas)

Tidak dapat dimungkiri bahwa orang yang sudah punya penghasilan sendiri kerap kali jadi bergaya hidup boros karena suka membeli banyak barang atau mencoba beragam pengalaman. Pasalnya, semua hal itu belum sempat didapatkan saat dulu tidak memiliki uang sendiri. Begitu sudah ada gaji, tanpa ragu langsung saja membeli apa pun yang dikehendaki.

Sebenarnya ini sah-sah saja dan dapat dimaklumi. Namun demikian, bila setiap kali gajian, sebagian besar uangnya dihabiskan hanya untuk urusan gaya hidup, tentu sangat disayangkan. Jika pun nanti penghasilan meningkat, tentu ada keinginan untuk turut upgrade gaya hidup, sehingga tentu tidak akan pernah puas dan uang yang ada terasa selalu tidak cukup.

2. Sulit menahan diri untuk jajan berlebihan

ilustrasi seorang perempuan yang memegang makanan (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi seorang perempuan yang memegang makanan (pexels.com/Kampus Production)

Harus diakui bahwa menjalankan pekerjaan memang rentan untuk menghadapi stres. Hal ini terutama terjadi saat ada setumpuk tugas yang tenggat waktunya hampir bersamaan. Mau tidak mau, perlu lembur atau mengorbankan waktu istirahat agar semuanya lekas selesai. Pendukung agar semangat tidak padam, ya, banyak jajan. Beli kopi bisa beberapa kali sehari, belum lagi snack. Jangan lupa, semua itu di luar makan berat!

Sebenarnya, membeli jajan boleh saja karena kalau lapar memang akan sulit untuk berkonsentrasi. Kendati begitu, bila jajan berlebihan, jelas bisa menguras kantong. Akibatnya, banyak bagian dari gaji habis untuk urusan perut yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Sekarang mungkin belum terasa, tetapi di masa depan nanti, siapa yang bisa menjamin bahwa perbuatan semacam ini tidak akan menimbulkan penyesalan?

3. Tidak mengalokasikan gaji secara rinci sejak awal

Ilustrasi berbagai nominal mata uang rupiah Indonesia (pexels.com/Robert Lens)
Ilustrasi berbagai nominal mata uang rupiah Indonesia (pexels.com/Robert Lens)

“Penyakit” yang sering dialami oleh orang-orang yang selalu gagal dalam urusan keuangan adalah tidak mengelola penghasilannya dengan tepat. Begitu terima gaji, hal pertama yang muncul dalam pikiran adalah segera membeli sesuatu yang sudah diincar selama beberapa waktu. Namun, setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, alih-alih gembira dan bersemangat, malah bingung karena baru menyadari bahwa uangnya tinggal sedikit. Duh!

Jika tidak ingin berkubang dalam situasi merugikan ini sepanjang waktu, maka perlu melakukan perubahan kebiasaan. Mulailah untuk mengatur keuangan dengan lebih rinci. Ketika tiba waktunya gajian, langsung bagi uang yang ada ke dalam sektor-sektor penting yang telah ditentukan. Sisanya, baru deh dipakai untuk urusan memenuhi keinginan.

Orang yang punya gaji untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, tetapi tidak pernah merasa cukup, adalah orang yang rugi. Pasalnya, hal ini terjadi karena tidak mampu mengelola keuangan dengan bijaksana. Nah, jangan sampai kamu mengikuti jejak ini. Atur penghasilanmu dengan baik dan disiplinkan diri agar menuai hasil positifnya di masa depan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us