Gak Mau Temanmu Kapok Cerita? Ini 9 Tips Biar Jadi Pendengar yang Baik

Sering terjadi tapi kerap tak disadari, seseorang cenderung refleks menyela pembicaraan orang lain. Mungkin memang tak disengaja, entah faktor antusiasme atau bisa jadi karena kelewat kepo. Tapi tetap saja, memotong pembicaraan sebenarnya bukanlah hal yang tepat kalau kamu ingin jadi pendengar yang baik.

Usahakan cegah keinginanmu untuk memotong apa yang sedang dibicarakan teman. Berikan kesempatan supaya ia menyelesaikan dulu apa yang sedang dikeluh kesahkan.

Memotong pembicaraan teman memang tak disarankan. Akan tetapi, untuk perkara suara yang terlalu kecil atau ucapan yang tak terlalu jelas tentu saja lain cerita. Ketimbang berpura-pura mengerti yang akhirnya akan membuat kamu bingung sama alur masalah sang teman, akan lebih baik kalau kamu memilih jujur.

Jujur memberitahu teman supaya mengeraskan atau memperjelas omongannya itu wajib banget. Selain agar kamu tidak kebingungan dengan apa yang sedang dibicarakan, kamu nantinya akan paham dan lebih mudah dalam memberi saran.

Mending singkirkan gadget sejenak kalau secara kebetulan ada notification yang kurang penting atau tidak begitu mendesak, tepat saat teman lagi curhat.Tindakan bersikeras multitasking, seperti main hape sambil dengar keluh kesah orang sama sekali tak mencerminkan sikap pendengar yang baik.

Main gadget bisa nanti-nanti. Tapi kalau temanmu terlanjur kapok cerita, kamu sendiri yang akan nyesel lho!

Nah, kebanyakan dari kamu pasti sering sekali melewatkan rules sederhana satu ini. Saat sedang berkomunikasi dengan orang lain, kamu lupa bahwa esensi mendengarkan adalah untuk mengerti, bukan untuk semata-mata membalas ucapan.

Mulai sekarang, yang penting coba untuk mengerti makna dari kisah si lawan bicara dulu ya, guys. Jangan gegabah merespon yang tidak-tidak kalau kamu tak sepenuhnya memahami maksud dari cerita temanmu.

Pada saat kawan sedang menyampaikan kegundahan hatinya, jangan sampai kamu bilang "lebay banget sih" ,"gitu doang kok sedih?" atau kalimat-kalimat sejenisnya. Tiap masalah tidak bisa dipukul rata. Kadang, yang sepele bagimu nyatanya sama sekali tidak seremeh itu di mata orang lain.

Cara bijak untuk mengerti kesulitan seseorang adalah dengan mencoba posisikan diri dari sudut pandang si pencerita yang sedang berkeluh kesah. Bayangkan kalau kamu sedang ditimpa masalah yang sedang disampaikan teman, di titik mana ia merasa kesulitan.

Dengan begini, kamu melatih jiwa empati karena tidak cuma menilai sesuatu dari sudut pandangmu saja.

Turut menjelaskan kisahmu ketika kamu benar-benar pernah punya pengalaman yang serupa tentu ada benefitnya. Hal itu akan menunjukkan bahwa kamu serius mendengarkan sepanjang temanmu bercerita. Dari sanalah temanmu akan merasa sangat dihargai dan percaya bahwa kamu pendengar yang baik.

Selain perasaan dihargai tersebut, menceritakan secara singkat pengalamanmu di masa silam akan memberi gambaran khusus pada temanmu. Bisa jadi, ia akan mampu mengambil keputusan yang benar terkait masalah yang sedang ia hadapi sekarang karena telah berkaca dari kisahmu dulu.

Seusai dengar seluruh permasalahan sampai habis, kamu punya hak untuk buka suara. Kalau kamu merasa temanmu berkontribusi melakukan kesalahan dalam problem yang sedang menyulitkannya sekarang, lebih baik kamu mengingatkannya. Bilang dengan cara baik-baik sehingga tidak menimbulkan kesan menghakimi.

Setidaknya, tindakan mengingatkan teman atas kesalahannya bisa menjadikan ia sosok yang lebih bijak dalam berbuat di masa depan. Percaya deh, sosok teman yang baik adalah seseorang yang berani mengingatkan dan gak hanya iya-iya saja demi menyenangkan hati temannya sendiri.

Tujuan teman mempercayakan kamu sebagai tempatnya mengadu tak lain karena ia juga butuh saran. Bercerita bisa mengurangi sedikit beban sekaligus mencari solusi untuk melalui kesulitan yang tengah ia alami sekarang. Oleh karena itu, berilah saran terbaik sesuai dengan yang temanmu butuhkan.

Akan tetapi, kalau sekiranya kamu gak bisa beri jalan keluar karena masalahnya terlalu rumit, setidaknya beri dukungan moral. Semangati ia dengan kata-kata yang bisa memotivasi daripada sekedar bilang "sabar ya!". Duh, bukan ini yang temanmu harapkan.

Menjaga cerita orang lain juga penting, guys. Temanmu datang bercerita karena ia percaya bahwa kamu tidak akan membocorkannya. Disaat temanmu sudah percaya seperti ini, tutup mulutmu rapat-rapat agar ceritanya tidak bocor ke orang lain dan bikin semua orang tahu. Kalau sampai kamu keceplosan, gawat lho. Temanmu bisa benar-benar kapok bercerita karena rasa percayanya padamu sudah hilang.

Perlu diingat, jadi pendengar yang baik akan menguntungkan kamu kedepannya. Bisa jadi di lain kesempatan kamu butuh teman untuk mendengarkan saat kamu sedang dilanda masalah. Nah seandainya kamu ingin mencari sandaran, temanmu pun akan tergerak membantu sama seperti kamu membantunya dulu. Ketika masa itu akhirnya datang, biarkan ia jadi pendengar setiamu supaya bisa meringankan beban.