Hindari 7 Bahan Pakaian Ini Saat Cuaca Panas

Akhir-akhir ini, cuaca di sebagian wilayah Indonesia lebih panas dari hari-hari biasanya. Kondisi ini diakibatkan oleh Fenomena Kulminasi dimana kedudukan matahari tepat berada pada posisi paling tinggi di langit. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun di negara-negara yang terletak di sekitar garis khatulistiwa, termasuk Indonesia.
Cuaca yang panas seringkali memicu tubuh memproduksi keringat berlebih sehingga membuat suatu ketidaknyamanan saat melakukan aktivitas. Karena itu, gunakanlah pakaian dengan bahan-bahan yang nyaman serta menyerap keringat. Pemilihan bahan pakaian yang tepat dapat membuatmu tetap merasa sejuk di tengah teriknya matahari.
Agar kamu tidak kegerahan dan tetap dapat beraktivitas dengan nyaman,berikut tujuh jenis bahan pakaian yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas.
1. Polyester

Bahan pakaian yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas adalah polyester. Diketahui polyester merupakan bahan pakaian sintetis yang terkenal anti kusut dan meregang (bolong). Selain itu, polyester bersifat hidrofobik atau tahan terhadap noda air dan mudah kering.
Meski demikian, pakaian berbahan polyester tidak direkomendasikan digunakan saat cuaca panas. Serat polyester yang rapat membuat bahan ini tidak dapat menyerap keringat dengan baik. Akibatnya, pemakainya akan semakin kegerahan dan tidak nyaman.
2. Nilon

Bahan pakaian yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas selanjutnya adalah kain nilon. Diketahui nilon merupakan serat sintetis pertama yang dibuat dari bahan anorganik, yaitu minyak bumi. Kain nilon sering digunakan untuk membuat berbagai jenis pakaian, tas, payung, dan jas hujan karena kuat dan tahan lama.
Meski demikian, pakaian berbahan nilon tidak direkomendasikan digunakan saat cuaca panas. Serat nilon tidak dapat menyerap kelembapan dengan baik bahkan cenderung memerangkap panas. Akibatnya, pemakainya akan semakin kepanasan hingga menyebabkan iritasi kulit.
3. Akrilik

Bahan pakaian yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas selanjutnya adalah kain akrilik. Diketahui, kain akrilik merupakan kain sintetis yang terbuat dari senyawa berbasis minyak bumi atau batu bara. Kain akrilik sering digunakan untuk membuat pakaian seperti kaus, sweater, sarung tangan, pelapis sepatu bot, dan pakaian olahraga karena teksturnya yang lembut dan mudah diregangkan.
Meski demikian, pakaian berbahan akrilik tidak direkomendasikan digunakan saat cuaca panas. Serat akrilik tidak dapat menyerap keringat bahkan cenderung memerangkap panas. Jika dipakai saat cuaca panas, dikhawatirkan akan meningkatkan risiko iritasi dan ruam kulit.
4. Spandeks

Bahan pakaian yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas selanjutnya adalah kain spandeks atau lycra. Diketahui, kain spandeks adalah kain yang terbuat dari serat sintetis, seperti nilon atau polyester yang dicampur dengan serat kain lain, seperti katun rayon. Kain spandek sering digunakan untuk membuat pakaian olahraga, jilbab, celana bersepeda, hingga baju renang karena sifatnya yang elastis.
Meski demikian, pakaian berbahan spandeks tidak direkomendasikan digunakan saat cuaca panas. Serat spandeks yang rapat dapat menahan kelembapan sehingga kain ini tidak dapat menyerap keringat dengan baik. Selain itu, kain spandeks juga rentan menimbulkan iritasi kulit dan bau badan.
5. Denim

Bahan pakaian yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas selanjutnya adalah kain denim. Diketahui, kain denim adalah kain yang terbuat dari katun twill yang kokoh dan memiliki pola serong yang biasa digunakan untuk membuat jeans, gaun, topi, jaket, kemeja, jas, dan sepatu kets. Kain denim memiliki ciri-ciri kuat, awet, dan tidak mudah kusut.
Meski demikian, pakaian berbahan denim tidak direkomendasikan digunakan saat cuaca panas. Bahan katun tebal yang digunakan dalam denim, membuat kain ini tidak menyerap panas. Jika dipakai saat cuaca terik, maka akan meningkatkan produksi keringat berlebih dan risiko iritasi kulit.
6. Kulit

Pakaian yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas selanjutnya adalah pakaian yang terbuat dari kulit binatang. Binatang tersebut diantaranya adalah sapi, kerbau, domba, buaya, dan lain sebagainya. Pakaian berbahan kulit memiliki ciri berdaya tahan tinggi, tahan air, dan bersifat isolasi.
Meski demikian pakaian berbahan kulit tidak direkomendasikan digunakan saat cuaca panas. Pakaian berbahan kulit binatang bersifat tertutup sehingga kulit sulit bernapas dan udara tidak tersirkulasi dengan baik. Selain itu, pakaian berbahan kulit juga tidak direkommendasikan karena proses produksinya membutuhkan banyak air dan energi, dan menghasilkan emisi yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim.
7. Rayon

Pakaian yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas yang terakhir adalah pakaian berbahan rayon. Diketahui, kain rayon adalah kain yang terbuat dari serat semi sintetis yang berasal dari selulosa tumbuhan, seperti kayu, kapas, dan hemp. Kain rayon memiliki karakteristik halus, lembut, berkilat, tidak mudah kusut.
Sebagai kain yang terbuat dari serat sintetis yang mirip dengan polyester, kain rayon juga tidak direkomendasikan digunakan saat cuaca panas. Pakaian berbahan rayon cenderung menyerap kelembapan tetapi lambat untuk menguapkannya. Akibatnya, kain menjadi cepat basah karena keringat dan membuat pemakainya menjadi tidak nyaman.
Bahan pakaian di atas yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas. Sebagai gantinya, kamu dapat memilih pakaian berbahan katun dan linen yang ringan dan menyerap keringat. Dengan begitu, tubuh tetap sejuk di tengah teriknya matahari.