Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Instagram.com/itsokaytonotbeokay_tvn

Serial KDrama It's Okay to Not be Okay memang baru saja berakhir pada 9 Agustus 2020. Namun beberapa karakter, dialog, dan pesan yang terkandung dalam ceritanya tentu akan selalu diingat para penikmatnya. Salah satunya apa lagi kalau bukan sekumpulan karya fiksi anak berbentuk dongeng yang diperkenalkan Ko Moon-young (Seo Ye-ji).

Berperan sebagai penulis sastra anak, Moon-young tidak hanya menunjukkan dongeng karangannya sendiri, tetapi juga mengenalkan dongeng terkenal yang ceritanya sudah akrab di benak banyak orang seperti The Red Shoes, Beauty and The Beast, dan Rapunzel and the Cursed Castle.

Rupanya, dari sejumlah cerita anak yang tersaji dalam drama tersebut, terselip 6 pelajaran penting tentang dongeng. Apa saja pelajaran penting itu? Berikut ini ulasannya.

1. Dongeng harus memuat bahasa yang estetis namun tetap mudah dipahami anak

Instagram.com/itsokaytonotbeokay_tvn

Meski untuk konsumsi anak, dongeng tetap merupakan karya fiksi yang salah satu kekuatannya adalah bahasa. Moon-young menunjukkan estetika bahasa itu saat membacakan beberapa karangannya seperti dongengnya yang berjudul The Teenage Boy Who Grew Up Eating Nightmares.

Dalam dongeng itu, seorang anak yang muak dengan mimpi buruknya meminta bantuan penyihir agar menghapus semua mimpi buruk itu agar hidup bahagia. Namun setelah terhapus, ia tidak kunjung menemukan kebahagiaan. Penyihir itu akhirnya berucap ke anak itu dengan ungkapan yang estetis, "rather than forgetting about them (nightmares), win over them."

2. Dongeng harus mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya pemahaman hidup anak

Editorial Team

Tonton lebih seru di