Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tahan Diri, Jangan Lakukan 6 Hal Ini pada Orang yang Sedang Berduka

Unsplash/Rosie Fraser
Unsplash/Rosie Fraser

Melihat teman atau kerabat kita kehilangan orang terdekatnya tentu membuat kita ikut bersedih. Rasanya kita rela deh melakukan apapun untuk membuat keadaan menjadi lebih baik dan meringankan rasa dukanya.

Tapi, jangan salah bertindak ya. Kita harus peka membaca suasana dan harus bisa tahan diri. Hindari melakukan 6 hal di bawah ini agar suasana tidak semakin runyam.

1. Menyuruhnya jangan sedih dan jangan menangis

Unsplash/Ksenia Makagonova
Unsplash/Ksenia Makagonova

Kehilangan orang tercinta sudah pasti sangat menyakitkan. Jadi, kenapa harus menyuruhnya untuk jangan sedih dan jangan menangis?

Sedih dan tangisan adalah reaksi wajar ketika kita mengalami hal tidak menyenangkan. Alih-alih menyuruh teman atau saudara untuk berhenti menangis, lebih baik berikan ia waktu untuk meluapkan emosinya, meluapkan rasa sedihnya, agar setelahnya ia merasa lega.

2. Banyak bertanya hal yang tidak perlu

Pixabay/PDPics
Pixabay/PDPics

Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah, "Gimana kabarmu?" atau "Gimana perasaanmu?"

Pertanyaan yang remeh. Tapi nyatanya, orang yang berduka sering serba salah lho menjawab pertanyaan ini. Ingin menjawab, "Baik," tapi nyatanya tidak baik-baik saja. Ingin menjawab, "Tidak baik," nanti muncul rentetan pertanyaan lain.

Kadang, kita juga penasaran ingin mengetahui segala detail bagaimana kejadian meninggalnya, apa penyebabnya. Tapi, tidak semua orang mudah lho menceritakan hal-hal tersebut, apalagi jika masih dalam suasana syok.

3. Banyak menasehati

Pexels/Kat Jayne
Pexels/Kat Jayne

Kadang kita berniat baik, ingin menguatkan orang yang berduka dengan nasehat-nasehat bijak. Sayangnya, saat seseorang sedang mengalami emosi yang intens, misalnya saat berduka, nasehat-nasehat tersebut tidak akan ia cerna. Justru seringnya membuat risih.

Kalimat-kalimat seperti kematian adalah bagian dari proses hidup, semua sudah ada yang mengatur, atau ada hikmah di balik kejadian ini, adalah nasehat yang baik. Tapi, jika diutarakan di waktu yang tidak tepat, justru akan membuat orang yang berduka semakin down karena merasa dipersalahkan dan tidak dipahami sedihnya.

4. Membandingkan dengan orang lain

Pexels/Juan Pablo Arenas
Pexels/Juan Pablo Arenas

Mungkin kita pernah mengalami kejadian serupa, atau bahkan yang lebih buruk. Kita tahu apa yang ia rasakan. Tapi, simpan saja cerita kita. Tak perlu banyak kita ceritakan, tak perlu kita bandingkan.

Jangan sampai kita kelepasan bicara seperti, "Udah satu bulan lho, kok kamu masih sedih? Aku dulu seminggu udah baikan.." atau "Kamu masih mending bisa mendampingi di saat terakhir, dulu aku baru dikabari setelah meninggal."

Setiap orang memiliki cara berduka masing-masing dan butuh waktu sendiri-sendiri untuk meredakan emosinya. Hargailah.

5. Berusaha memperbaiki keadaan

Pexels/ Huy ProShoot
Pexels/ Huy ProShoot

Wajar jika kita merasakan dorongan untuk memperbaiki suasana dan perasaan dari sahabat atau kerabat yang berduka. Tapi, jangan berlebihan ya.

Mengajak bercanda dalam suasana duka seringkali bukannya membuat rileks orang yang berduka, tapi justru tidak etis dan melukai perasaannya. Mengajak orang yang sedang berduka jalan-jalan juga tidak selalu baik.

Kita menganggap, jalan-jalan dan mengobrol akan mencerahkan suasana hati, tapi belum tentu orang lain pun merasa demikian. Bisa jadi ia hanya ingin diam di rumah menenangkan perasaannya.

6. Menuntut keadaan tetap sama

Pixabay/Anemone123
Pixabay/Anemone123

Kehilangan seseorang yang dicintai merupakan suatu pengalaman emosi yang berat sehingga tak jarang seseorang mengalami sedikit banyak perubahan di dirinya.

Dulu mungkin teman kita suka nongkrong atau jalan ke mana saja, namun setelah kejadian duka tersebut, ia lebih memilih banyak menghabiskan waktu dengan keluarganya di rumah. Atau, ia menjadi lebih sensitif ketika bicara topik-topik terkait orang terdekatnya yang sudah tiada.

Jadi, kita harus peka ya. Jangan mudah marah atau tersinggung saat misalnya ia mulai sering menolak ajakan nongkrong kita. Ia butuh waktu memulihkan diri. Tetap temani dan perhatikan jika ada perubahan mengkhawatirkan darinya ya, karena tak jarang duka berat yang berlarut-larut dapat berujung pada stres, bahkan depresi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us