Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kalimat untuk Mengawali Percakapan di Ruang Tunggu

menunggu
ilustrasi menunggu (pexels.com/Kai Pro)
Intinya sih...
  • Mau ke mana? Pertanyaan ini mengarah pada tujuan orang lain di ruang tunggu stasiun, bandara, atau titik pemberangkatan lainnya.
  • Sudah lama? Pertanyaan ini pas disampaikan pada orang yang sudah duluan datang daripada kamu untuk mengetahui berapa lama mereka telah menunggu.
  • Dapat nomor antrean berapa? Pertanyaan spesifik untuk tempat dengan nomor antrean seperti bank, pemeriksaan dokter, atau ruang farmasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ruang tunggu adalah tempat yang sangat potensial untuk terjadinya interaksi antarorang. Sebab di situ terdapat banyak orang. Sering kali kalian duduk atau berdiri dengan begitu dekat. Boleh jadi kalian juga menunggu sesuatu yang sama.

Seperti tibanya kereta, menjemput keluarga, atau menanti panggilan perawat di rumah sakit. Kesamaan tempat serta kemiripan keperluan secara psikologis bikin kalian merasa terhubung. Namun, untukmu mencoba berbincang dengan salah satu dari mereka mungkin gak mudah.

Ada perasaan takut kamu hanya akan mengganggunya. Padahal, mungkin orang itu juga berpikir hal yang sama. Kalian sama-sama bosan menunggu cuma sambil scrolling, mendengarkan musik, atau memperhatikan orang lewat. Pecahkan kebekuan di antara kalian dengan enam kalimat untuk mengawali percakapan di ruang tunggu berikut ini. Habis itu, obrolan bakal mengalir dengan sendirinya.

1. Mau ke mana?

di ruang tunggu
ilustrasi di ruang tunggu (pexels.com/Abdel Rahman Abu Baker)

Pertanyaan ini jelas mengarah pada tujuan orang lain. Maka ajukan pertanyaan ini ketika kamu berada di ruang tunggu stasiun, bandara, atau titik-titik pemberangkatan lainnya. Jangan khawatir dirimu dianggap kepo.

Sesama calon penumpang juga tahu bahwa kamu barangkali datang terlalu awal sehingga butuh teman mengobrol. Umumnya orang mau menjawab pertanyaan seperti di atas. Apalagi ruang tunggu steril dari calo yang kadang bikin risi. Semua orang yang ada di situ dipastikan calon penumpang.

Dia segera tahu bahwa kamu juga akan bepergian bahkan mungkin tujuan serta kendaraan yang akan dinaiki kalian sama. Bila benar begitu tentu tambah menyenangkan. Walaupun kalian nanti duduk berjauhan, masing-masing merasa lebih aman karena memiliki kenalan dalam perjalanan.

2. Sudah lama?

di ruang tunggu
ilustrasi di ruang tunggu (pexels.com/Kelly)

Pertanyaan ini tentu cuma pas disampaikan pada orang yang sudah duluan datang daripada kamu. Dirimu tidak tahu kapan pastinya ia telah ada di sana. Mungkin baru beberapa menit yang lalu atau justru sudah lebih dari satu jam.

Mengetahui berapa lama orang-orang di ruang tunggu telah menanti juga bisa kasih petunjuk penting. Misalnya, ketika kalian mengantre sesuatu. Jika orang-orang yang datang jauh lebih awal saja belum mendapatkan giliran, artinya kesabaranmu harus ekstra.

Kalau masih banyak orang yang datang lebih awal belum dilayani, dirimu bisa jalan-jalan dulu. Seperti pergi ke kantin dan nanti kembali ke ruang tunggu kira-kira giliranmu sudah dekat. Kamu yang kurang sabar juga dapat belajar dari mereka untuk menunggu dengan tenang.

3. Dapat nomor antrean berapa?

mengantre
ilustrasi mengantre (pexels.com/Maxim Titov)

Lebih spesifik, pertanyaan ini dapat diajukan kalau di suatu tempat menggunakan nomor antrean. Misalnya, kamu mengantre layanan CS di bank, pemeriksaan dokter, atau pemberian obat di ruang farmasi. Dengan mengetahui nomor antrean orang lain, dirimu bisa memperkirakan giliranmu masih lama atau sudah dekat.

Apalagi jika di ruang tunggu tidak dilengkapi dengan layar yang menunjukkan nomor antrean yang sedang dilayani. Cuma ada panggilan lisan. Pengetahuan akan nomor antrean orang-orang di sekitarmu dapat menjadi pertanda.

Contohnya, seseorang memperoleh nomor 47 dan kamu 50. Padahal, antrean baru sampai 18. Kamu bisa saja mengantuk dan kurang fokus saat akhirnya dipanggil. Namun, dengan dirimu tahu nomor antreannya, berarti saat dia bangkit dan maju kamu juga mesti bersiap-siap.

4. Dari mana?

menunggu
ilustrasi menunggu (pexels.com/Mikhail Nilov)

Di poin pertama, kamu mengawali percakapan dengan pertanyaan akan tujuan. Di poin ini, dirimu malah menanyakan titik keberangkatannya. Cara mengawali obrolan dengan pertanyaan ini pas kalau ada kemungkinan orang-orang di ruang tunggu datang dari berbagai daerah.

Misalnya, ketika kalian bersama-sama mengikuti rangkaian tes kerja. Waktunya panjang, yaitu dari pagi sampai siang. Para calon karyawan mesti menunggu waktu tes masing-masing. Daripada kamu tegang parah dan menjadi gak bisa mengikuti tes dengan baik, cobalah mengobrol.

Gak usah terlalu menganggap mereka sebagai pesaing. Rezeki sudah ada yang mengatur. Percakapan basa-basi untuk mengisi waktu tak lantas memperkecil peluangmu diterima bekerja. Bisa jadi malah kalian nanti menjadi teman kerja.

5. Sakit apa?

di ruang tunggu
ilustrasi di ruang tunggu (pexels.com/Lucas Oliveira)

Pertanyaan seputar penyakit memang menyangkut ranah pribadi orang lain. Pertanyaan ini bisa menjadi sangat tidak sopan kalau dilontarkan di tempat yang gak tepat. Namun, di ruang tunggu pemeriksaan rumah sakit amat wajar.

Alasannya, semua orang yang menanti dipanggil jelas sedang menderita sakit. Memang dokter yang dituju oleh kalian bisa sama. Akan tetapi, jenis penyakitnya dapat berbeda. Misalnya, kalian sama-sama hendak memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam.

Pasien yang mengantre di sini bisa memiliki penyakit macam-macam. Umumnya, sesama pasien juga tak keberatan berbagi informasi seputar penyakitnya. Kecuali, penyakit yang mungkin akan membuatnya malu. Seperti di ruang tunggu dokter spesialis kulit dan kelamin. Bila kamu mengantre di sini mending gak usah menanyakan penyakit siapa pun.

6. Tumben ramai sekali, ya?

ruang tunggu
ilustrasi ruang tunggu (pexels.com/Mihaela Claudia Puscas)

Pertanyaan ini kerap diucapkan sepintas lalu. Tidak secara khusus ditujukan pada seseorang. Akan tetapi, kalau kamu mengatakannya biasanya orang yang paling dekat denganmu akan memberikan respons. Ini merupakan reaksi spontan orang buat menanggapi kamu.

Apalagi masyarakat Indonesia terkenal ramah. Jarang orang benar-benar cuek dan membiarkan kamu seperti bicara sendiri. Walaupun mereka barangkali gak banyak berbicara, minimal akan mengiakan atau mengangguk-angguk setelah menatapmu.

Bahasa nonverbal di atas sudah tanda ia cukup komunikatif. Bila kamu mau dapat mengajaknya berbicara lebih jauh. Cukup dengan lima kalimat di poin-poin sebelumnya. Ketika terjadi aksi dan reaksi, ini artinya orang lain telah membuka diri padamu. Jangan terlalu malu lagi.

Bercakap-cakap di ruang tunggu bukan hanya dapat membunuh rasa bosan. Ini juga bisa melatihmu agar lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan siapa pun. Mampu luwes mengobrol dengan orang lain berpengaruh positif terhadap pekerjaanmu. Oleh sebab itu, tak ada salahnya untuk mengucapkan enam kalimat untuk mengawali percakapan di ruang tunggu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Pilih Kutipan Upin Ipin, Apa yang Kamu Percaya tentang Hidup?

19 Okt 2025, 22:35 WIBLife