Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kamu Baperan? Lakukan 5 Langkah Solutif Ini untuk Mengatasinya

ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)
ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Baper alias terbawa perasaan gak jarang jadi respons yang cukup banyak ditunjukkan orang terhadap masalah tertentu. Sayangnya, baper justru menciptakan masalah baru yang bisa merepotkan orang lain dan diri sendiri. Meski kita sadar tergolong pribadi yang gampang baper, tapi terkadang tetap merasa kesulitan untuk mengatasinya.

Biar gak terus terjebak perasaan negatif, mulai lakukan beberapa langkah solutif ini untuk mengatasi baper yang kamu rasakan dalam diri.

1. Sadari kalau jadi baperan cuma akan menyulitkan diri sendiri

ilustrasi merasa bersalah (Unsplash.com/Fernando @cferdo)
ilustrasi merasa bersalah (Unsplash.com/Fernando @cferdo)

Saat kamu merasa resah dengan kondisi diri yang gampang baper, tandanya kamu sudah menyadar kesulitan yang sedang dialami. Jadi baperan memang gak banyak memberi manfaat untuk diri sendiri maupun orang lain di sekitarmu dan kamu mulai paham hal ini.

Orang makin gak nyaman saat kamu mulai baper dan kamu jadi tersiksa saat merasakan kondisimu sendiri serta respons orang lain. Saat sudah ada di titik ini, artinya kamu sudah sadar kalau kebiasaan ini harus mulai diubah agar hubungan sosial dan kondisi mentalmu ikut membaik.

2. Cari tahu apa saja hal yang bisa dan sulit kamu kontrol

ilustrasi merasa bersalah (unsplash.com/Joice Kelly)
ilustrasi merasa bersalah (unsplash.com/Joice Kelly)

Kalau sudah sadar sikap baperan makin menyulitkanmu, mulailah mengatasinya dengan mencari tahu apa saja hal-hal yang bisa dan sulit kamu kontrol. Hal yang bisa kamu kendalikan adalah perasaanmu sendiri, sedangkan yang sulit dikontrol adalah respons orang lain.

Dengan menyadari fakta ini saja, kamu akan mampu memilih langkah prioritas untuk mengatasi rasa baper yang kerap berujung jadi masalah. Biarkan hal di luar kontrolmu dan fokus saja pada pengendalian emosi lebih dulu agar kamu gak lagi terpengaruh perasaan.

3. Kendalikan emosi lewat belajar jadi pribadi asertif

ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)
ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Menyadari prioritasmu saat ini adalah tentang kontrol emosi, salah satu cara terbaik adalah mulai menjadi pribadi asertif. Komunikasikan apa yang kamu inginkan, rasakan, dan pikirkan pada orang lain secara jujur dengan tetap menerapkan prinsip saling menghormati.

Langkah ini akan mampu mendorong sikapmu jadi lebih tenang karena sudah berusaha untuk melakukan komunikasi secara lebih terbuka. Saat kamu mulai mampu mengekspresikan diri, baper yang biasanya sering dirasakan, perlahan akan berkurang.

4. Mulai membiasakan diri merespons dengan logika

ilustrasi berpikir (Unsplash.com/Yosep Surahman)
ilustrasi berpikir (Unsplash.com/Yosep Surahman)

Selain komunikasi, mengatasi baper yang seolah terlanjur jadi kebiasaan bawah sadar ini juga bisa dilawan lewat mengubah caramu merespons. Baper itu identik dengan mendahulukan emosi, jadi melawannya harus dengan mengedepankan logika.

Jangan biarkan emosi berkuasa hingga cara berpikirmu tidak lagi bisa jernih. Biasakan diri untuk lebih tenang di awal dan kendalikan emosi yang dirasakan. Alih-alih sepenuhnya merasakan dengan hati, belajarlah untuk menyeimbangkan konsep berpikir dengan memakai logikamu juga.

5. Cari bantuan andai sulit mengatasi sendiri

ilustrasi persahabatan (unsplash.com/Rosie Sun)
ilustrasi persahabatan (unsplash.com/Rosie Sun)

Saat usahamu mengatasi baper menemui jalan buntu, gak ada salahnya untuk mencari bantuan di luar. Kamu bisa minta meminta saran dari keluarga tentang hal ini. Andai terlalu malu untuk terbuka pada keluarga, sahabat bisa tempat terbaik untuk membantu menyelesaikannya.

Selain keluarga atau sahabat, bantuan juga bisa datang dari ahli, lho. Kamu bisa menemui psikolog untuk berkonsultasi terkait masalah emosi tadi. Dewasa ini, peran psikolog mulai jauh dari kesan tabu hingga makin banyak orang yang menjadikan mereka tempat mencari penyelesaian masalah hidup. 

Jadi baperan memang lebih sering menyulitkan diri sendiri meski sensitivitas perasaan terkadang juga bisa berdampak positif. Saat kepekaan berubah jadi baper yang menganggu, mungkin ini waktu yang tepat untuk mengambil langkah solutif demi mengatasinya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
T y a s
EditorT y a s
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Zodiak Berhati Paling Tegar yang Sulit Disakiti, Mental Baja!

14 Des 2025, 06:15 WIBLife