Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menghancurkan Hidup, Perlu Dikurangi

ilustrasi seorang wanita kecewa (Pexels.com/ Patrick Porto)
ilustrasi seorang wanita kecewa (Pexels.com/ Patrick Porto)

Setiap orang pasti memiliki satu atau dua kebiasaan, baik atau buruk, yang secara berulang terus dilakukan. Hal ini bisa bermula karena rasa nyaman, dorongan keadaan, dan sebagainya. Namun tanpa sadar, kebiasaan sehari-hari yang kita lakuin itu bisa menghancurkan hidup, lho.

Misalnya, kebiasaan telat makan yang menimbulkan masalah pada sistem pencernaan. Atau kebiasaan mengeluh yang mengakibatkan stres. Efeknya mungkin gak kita rasakan seketika, namun bisa beberapa waktu kemudian.

Lantas, apa saja kebiasaan buruk yang bisa menghancurkan hidup? Simak daftarnya berikut, ya!

1. Mengeluh tentang nasib dan kemampuan diri sendiri

ilustrasi seorang pria mengeluh (Pexels.com/ Nicola Barts)
ilustrasi seorang pria mengeluh (Pexels.com/ Nicola Barts)

Mengeluh sebenarnya hal wajar yang dilakukan hampir setiap orang. Sebab, ini bisa menjadi sarana mengeluarkan keluh kesah biar gak stres. Namun, kalau kita terlalu sering mengeluh tentang nasib dan kemampuan, justru ini yang menghancurkan hidup.

Pasalnya, mengeluhkan nasib itu ibaratnya kita mau bepergian, tapi takut dengan jalanan yang terjal. Padahal, jalan terjal itu gak selalu sesulit yang dibayangkan. Malahan di depan ada jalan mulus yang bisa dilewati.

Sama seperti melewati jalan tadi, mengeluhkan kemampuan itu sama halnya dengan kamu membatasi kemampuan untuk berkembang. Perlu diingat, kemampuan bisa diasah. Yang mana nantinya bisa bermanfaat untuk mengubah nasib itu sendiri.

2. Mencari validasi orang lain

ilustrasi mencari validasi orang lain (Pexels.com/ Alpha TradeZone)
ilustrasi mencari validasi orang lain (Pexels.com/ Alpha TradeZone)

Validasi sebenarnya dibutuhkan untuk menambah semangat dan motivasi. Meskipun begitu, mencari validasi ibaratnya kita dalam bahaya, namun menunggu diselamatkan. Kalau ternyata gak ada yang menyelamatkan, akhirnya kita akan kecewa atau bahkan putus asa.

Dalam jangka panjang, mencari validasi ini bisa mempengaruhi fisik maupun mental, lho. Hal ini membuat kita terus berharap diakui orang lain dalam setiap kesempatan. Jika terus dituruti, bisa-bisa kita akan capek sendiri atau bahkan kehilangan jati diri.

Daripada mengejar validasi, bukankah lebih baik kita melakukan hal-hal yang positif saja? Contoh sederhana seperti terus belajar untuk memperbaiki diri. Bisa juga dengan melakukan afirmasi atau self-talk positif pada diri sendiri.

3. Menghindari tanggung jawab

ilustrasi wanita menghindari tanggungjawab (Pexels.com/ Patti Spissoto)
ilustrasi wanita menghindari tanggungjawab (Pexels.com/ Patti Spissoto)

Sejak kecil sebenarnya kita sudah diajarkan tentang arti penting tanggung jawab. Misalnya ketika sekolah diwajibkan mengerjakan PR, setelah bangun tidur merapikan tempat tidur, dsb. Sayangnya, gak semua orang mau mengambil tanggung jawab itu bahkan cenderung menghindari.

Memang, sih, dalam jangka pendek menghindari tanggung jawab seperti pelarian yang membebaskan. Namun, lama-lama ini bisa benar-benar menghancurkan hidup kamu. Sebab, akan ada banyak hal-hal baik dalam hidup yang jadi tertunda, atau bahkan kamu akan sulit dipercaya orang lain.

Meskipun mungkin berat, melaksanakan tanggung jawab itu penting. Ini akan membantu kita untuk gak mudah mengeluh atau bahkan mengelola keadaan yang gak bisa dikendalikan. Sehingga, gak malah merugikan diri sendiri.

4. Membanding-bandingkan diri dengan orang lain

ilustrasi seorang wanita overthinking (Pexels.com/ Andrea Piacquadio)
ilustrasi seorang wanita overthinking (Pexels.com/ Andrea Piacquadio)

Suka membanding-bandingkan juga menjadi kebiasaan yang kerap dilakukan kebanyakan orang. Bahkan tanpa sadar, orangtua juga sering membandingkan anaknya dengan orang lain. Dengan tujuan anaknya bisa berperilaku atau berprestasi sebaik mereka.

Sayangnya, kebiasaan membandingkan ini lama-lama juga bisa menghancurkan hidup. Sebab, kita akan cenderung berpatok atau menjadikan orang lain panutan saat menilai atau melakukan sesuatu. Entah karena prestasi mereka, pencapaian, atau bahkan status sosial.

Meskipun tujuanya mungkin baik, sikap ini justru akan membuat kita rentan dengan keluh kesah. Kita akan sulit menghargai setiap pencapaian karena menganggap itu selalu kurang. Bahkan dalam jangka panjang, membandingkan bisa menyebabkan perasaan minder yang berpengaruh pada kesehatan mental.

5. Terbiasa menunda-nunda sesuatu

ilustrasi seorang pria nonton film (Pexels.com/ Ron Lach)
ilustrasi seorang pria nonton film (Pexels.com/ Ron Lach)

Selain membanding-bandingkan, menunda-nunda juga gak lepas dari kebiasaan sehari-hari. Meskipun terlihat sepele, menunda-nunda juga bisa menghancurkan hidup. Dalam jangka panjang, ini bisa membuat hidup kamu berantakan bahkan berujung stres.

Pasalnya, menunda-nunda akan cenderung membuat kamu jadi deadliner. Yang akhirnya, akan membuat pekerjaanmu menumpuk dengan pekerjaan lain. Sehingga kalau sudah begitu, rasa capek yang kamu rasakan malah berkali-kali lipat.

Biar gak berujung stres, menghindari pemicu menunda-nunda ini perlu dilakukan. Misalnya, kalau kamu menunda aktivitas karena godaan smartphone. Mungkin solusinya, kamu bisa menyingkirkan terlebih dahulu smartphone itu di tempat lain biar lebih fokus.

Jadi, apa kebiasaan buruk yang tanpa sadar sering kamu lakuin? Menghentikan kebiasaan buruk memang bukan perkara mudah. Namun kamu harus berusaha melakukannya, biar gak malah menghancurkan hidup kamu sendiri, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Chalimatus Sa'diyah
EditorChalimatus Sa'diyah
Follow Us