Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kejadian Kurang Menyenangkan saat Nebeng Kendaraan

ilustrasi menebeng (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Diingatkan jangan sampai kotor atau bau
  • Dianggap merepotkan
  • Ditanya kenapa tak beli kendaraan sendiri?

Apakah kamu selalu membawa kendaraan pribadi atau malah gak memilikinya? Kalau dirimu tidak mempunyai motor atau mobil, kamu pasti pernah menebeng kendaraan teman. Meski dirimu tetap lebih sering naik alat transportasi umum, terkadang menebeng menjadi pilihan atau paksaan.

Menebeng sebagai pilihan misalnya, saat ada kawan yang hendak pergi searah denganmu. Dirimu bisa saja tetap naik kendaraan umum. Tapi kalau kalian dapat bersama, kenapa tidak? Toh, ia cuma sendirian naik motor atau masih ada kursi kosong di mobilnya.

Di kesempatan lain, mungkin kamu menebeng karena terpaksa oleh keadaan. Seperti saat ada demontrasi besar-besaran sehingga rute kendaraan umum dialihkan. Tapi alih-alih lebih praktis dan irit, menumpang di kendaraan orang juga sering meninggalkan pengalaman buruk yang bikin trauma seperti di bawah ini.

1. Diingatkan jangan sampai kotor atau bau

ilustrasi menebeng (pexels.com/cottonbro studio)

Biasanya peringatan ini terlontar dari kawan yang punya mobil. Entah karena mobilnya masih baru atau dia memang orang yang gampang risi dengan kotoran serta bau tak sedap, yang pasti kamu menjadi kurang nyaman. Dirimu benar-benar takut tidak sengaja membuat mobilnya kotor.

Bahkan perilakunya di jalan juga bisa kurang menyenangkan. Seperti ia menepikan kendaraan cuma buat membersihkan karpet mobil. Walaupun karpet mobil yang dibersihkannya dari tanah cuma yang di posisinya, dirimu pasti ikut tersindir.

Seakan-akan dia tidak bisa membersihkannya nanti saja setelah kamu turun. Atau begitu kamu masuk ke mobilnya, dia langsung menyemprotkan pengharum banyak-banyak. Memangnya dirimu sebau itu?

2. Dianggap merepotkan

ilustrasi berboncengan (pexels.com/NGUYỄN THÀNH NHƠN)

Meski tempat tujuanmu betul-betul searah dengannya dan kamu turun sebelum tempat tujuannya tetap saja dianggap merepotkan. Walaupun seakan-akan ia sambil bercanda, terlontar kalimat, "Kamu ngerepotin aja, sih!" Setiap kata yang terucap itu tidak bisa ditarik kembali.

Sekalipun ia mengklarifikasinya sebagai guyonan belaka, hatimu telanjur teriris. Namun, ada pula orang yang benar-benar mengucapkannya dengan raut wajah tidak suka. Orang begini biasanya dalam hal apa pun memang tak mau diganggu sedikit saja.

Dia amat individualis. Tidak peduli kalian berteman lama bahkan kakak adik kandung pun, baginya permintaanmu buat menebeng amat menyusahkannya. Andai kamu betul-betul memerlukan tumpangan, lihat-lihat dulu sifatnya.

3. Ditanya kenapa tak beli kendaraan sendiri?

ilustrasi menebeng (pexels.com/cottonbro studio)

Nyaman atau tidaknya kamu ketika mendengar pertanyaan ini tergantung dari sensitivitasmu. Kalau kamu tipe orang yang cuek, dirimu akan menjawabnya santai saja. Bahkan kamu bisa amat jujur seperti bilang uangnya belum ada.

Tapi secuek-cueknya dirimu juga dapat merasa tersindir apabila pertanyaan serupa diulang setiap kamu menebeng. Seakan-akan ia mendorongmu begitu keras agar segera punya kendaraan sendiri. Dengan begitu, kamu tidak menebeng lagi padanya.

Kalau dirimu mulai tak nyaman dengan pertanyaan di atas, lebih baik tidak lagi menebeng. Dia bukan anak kecil yang sama sekali gak tahu berbagai kemungkinan penyebab dirimu belum memiliki sepeda motor atau mobil pribadi. Jaga perasaanmu sendiri dengan stop menebeng.

4. Sangat perhitungan tentang bahan bakar

ilustrasi lalu lintas (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Dirimu juga tahu bahwa kendaraan bermesin perlu bahan bakar. Namun, tentu bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengantarmu tidak banyak bahkan sama dengan bila ia pergi sendiri selama kalian searah. Kamu pun gak bakal tega minta diantar ke lokasi yang jauh dari tujuannya.

Akan tetapi, orang yang tak suka kendaraannya ditumpangi olehmu bakal tetap membahas soal bahan bakar. Ia merasa bahan bakarnya menjadi lebih boros. Alasannya terdengar mengada-ada, seperti setiap bersamamu pasti jalanan macet parah.

Di sisi lain, dia bakal tetap menolak bahkan tersinggung seandainya kamu berinisiatif memberinya sejumlah uang. Ia malah bisa merasa diperlakukan sebagai sopirmu bila menerima bayaran. Posisimu jadi serba salah.

5. Disindir di depan banyak orang

ilustrasi menebeng (pexels.com/RDNE Stock project)

Sindiran adalah cara orang untuk membuatmu merasa tidak nyaman tanpa ia sendiri kentara betul tengah menyerangmu. Orang yang menyindir merasa lebih aman daripada dia secara langsung mengemukakan rasa tak sukanya padamu. Sindiran itu dikatakannya ketika berdua denganmu saja pasti membuatmu sakit hati.

Lebih-lebih apabila ia menyindirmu di depan banyak orang. Contohnya, ia tahu-tahu berkata di depan teman-teman kalian bahwa sekarang sibuk sekali. Otomatis mereka ingin tahu apa kesibukannya.

Dengan lantangnya, dia bilang bahwa kesibukan barunya sekarang ialah menjadi sopir pribadi tanpa tanda jasa. Itu caranya untuk menyindirmu yang sesekali menebeng padanya tanpa memberinya upah selayaknya sopir profesional. Dia memang gak terang-terangan mempermalukanmu dengan menyebut nama kamu. Tapi tetap saja hatimu seperti tertusuk.

6. Diburu-buru, sengaja berlama-lama, atau malah ditinggal

ilustrasi berboncengan (pexels.com/Mehrajul Karim)

Kamu bukan orang yang lelet. Dirinya juga biasanya bukan orang yang suka terburu-buru. Namun begitu dirimu bermaksud menebeng, kesabarannya seperti tak tersisa. Ia memburu-burumu sampai kamu panik sendiri.

Padahal, dia juga tak ada kesibukan yang jelas setelah ini. Hal sebaliknya pun dapat terjadi. Ia malah berlama-lama seakan-akan ingin supaya kamu batal menebeng. Sekalipun tadi kalian sudah sepakat tentang waktunya, dia seolah-olah tidak peduli.

Tindakan yang lebih gak pakai hati masih ada lagi. Yaitu, kamu ditinggal begitu saja olehnya. Sudah begitu, ia mendadak tidak bisa dihubungi. Seringnya dia bakal beralasan lupa saat bertemu kembali denganmu. Namun setelah hal ini terjadi lebih dari sekali, artinya ada kesengajaan.

Gak semua orang bersikap buruk saat ada yang minta tumpangan kendaraan sepertimu. Namun, kamu juga tetap harus pilih-pilih teman yang hendak dimintai tebengan. Plus jangan sering-sering. Cukup saat kamu terpaksa sekali atau seseorang terlebih dahulu menawarimu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us