Kenali 5 Prinsip Stoik yang Bisa Membantu Hidupmu Menjadi Lebih Tenang

Ingin hidup lebih damai meski tantangan datang silih berganti? Stoikisme, sebuah filsafat kuno dari Yunani, menawarkan panduan sederhana untuk menghadapi kehidupan dengan lebih bijak. Filosofi ini fokus pada pengelolaan emosi, penerimaan hidup, dan keberanian untuk menghadapi kenyataan tanpa drama berlebihan.
Tak hanya relevan di masa lalu, ajaran stoikisme tetap bermanfaat di tengah tekanan kehidupan modern saat ini. Pada ulasan ini, terdapat lima prinsip stoikisme yang bisa membantumu hidup lebih tenang. Mulai dari mengendalikan apa yang bisa dikendalikan hingga menemukan makna dalam kesederhanaan, berikut adalah kelima prinsipnya.
1. Mengendalikan apa yang bisa dikendalikan

Ketika hidup terasa kacau, sering kali kita terjebak memikirkan hal-hal di luar kendali atau kontrol kita. Stoikisme mengingatkan bahwa energi sebaiknya diarahkan untuk hal-hal yang bisa diubah atau dikendalikan. Contohnya, fokus pada reaksi dan sikap terhadap masalah, bukan pada hasil yang tak pasti.
Melepaskan apa yang di luar kendali bukanlah tanda menyerah, melainkan kebijaksanaan. Menerima bahwa beberapa hal berada di luar kuasa, pikiran menjadi lebih ringan dan hati lebih damai. Prinsip ini bukan hanya menenangkan, tapi juga memberi ruang untuk lebih produktif dalam menjalani hidup.
2. Berpikir rasional, bukan emosional

Sering kali, emosi membuat kita mengambil keputusan impulsif yang justru menambah masalah. Stoikisme menekankan pentingnya menggunakan logika saat menghadapi situasi sulit. Dengan melatih diri untuk melihat sesuatu dari sudut pandang rasional, pastinya bisa membuat pilihan yang lebih bijaksana.
Latihan ini melibatkan menenangkan diri sebelum merespons sesuatu. Misalnya, ketika konflik muncul, tarik napas dalam-dalam dan evaluasi situasi dengan kepala dingin. Emosi memang bagian dari manusia, tapi logika adalah alat untuk mengelolanya dengan lebih baik.
3. Menerima hidup apa adanya

Dalam prinsip stoikisme, terdapat kata Amor fati, atau mencintai takdir. Prinsip ini adalah prinsip yang mengajak untuk menerima setiap keadaan dengan lapang dada. Hidup tak selalu berjalan sesuai rencana, dan Stoikisme mengajarkan bahwa penerimaan adalah langkah pertama menuju kedamaian.
Daripada menolak kenyataan, cobalah melihat setiap pengalaman sebagai pelajaran. Hidup apa adanya bukan berarti pasrah, melainkan memilih untuk berdamai dengan keadaan sambil tetap bergerak maju. Dengan penerimaan ini, hati menjadi lebih ringan, dan pandangan hidup pun terasa lebih positif.
4. Bersyukur atas kesederhanaan

Kebahagiaan sejati sering kali ditemukan dalam hal-hal sederhana, seperti waktu bersama keluarga atau minum secangkir kopi di pagi hari. Stoikisme mengajarkan untuk menghargai apa yang dimiliki tanpa terjebak dalam keinginan yang berlebihan.
Latihan bersyukur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup. Setiap hari, luangkan waktu sejenak untuk merenungkan hal-hal kecil yang membawa kebahagiaan. Dengan begitu, hidup terasa lebih bermakna dan damai.
5. Latihan kesadaran akan kematian

Memento mori, atau mengingat kematian, bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk menyadarkan betapa berharganya waktu yang dimiliki. Stoikisme mengajarkan bahwa hidup menjadi lebih bermakna saat kita sadar akan keterbatasannya.
Prinsip ini bisa diterapkan dengan menghargai momen kecil dan tidak menunda-nunda hal penting. Hidup dengan kesadaran seperti ini membuat kita lebih menghargai setiap detik dan lebih fokus pada hal yang benar-benar bernilai.
Stoikisme adalah panduan hidup yang relevan dan mudah diterapkan di dunia modern. Mengadopsi prinsip Stoik ini tidak hanya memberikan ketenangan, tetapi juga membantu memahami hidup dengan cara yang lebih bijak.