Kenapa Tahun Baru Dikaitkan dengan Simbol Optimisme dan Harapan?

Ada sesuatu yang ajaib saat kalender berganti ke angka baru. Konon, rasanya seperti seluruh dunia kompak menekan tombol reset, lalu memulai kembali seluruh kehidupan. Pada momen itu, masa lalu ditinggalkan demi menumbuhkan harapan baru.
Fenomena lembaran baru ini di sudah terjadi sejak lama dan mengakar hingga sekarang. Masyarakat modern masih mempertahankan euforianya setiap momen pergantian tahun. Maka, tidak heran apabila tahun baru dirayakan secara besar-besaran di mana-mana.
Tahun baru telah menjadi simbol optimisme dan harapan. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa hal tersebut begitu kuat di awal tahun? Coba kita cari tahu jawabannya lewat ulasan berikut ini, ya!
1. The fresh start effect membangkitkan motivasi

Pernah dengar the fresh start effect? Efek awal baru yang dianggap dapat mempengaruhi motivasi dan menjadi titik balik emosional yang penuh energi. Secara psikologis, awal yang baru, seperti momen ulang tahun atau tahun baru, memberi dorongan yang kuat kepada seseorang untuk memulai hal-hal positif.
Efek psikologis ini dijelaskan dalam jurnal Management Science berjudul "The Fresh Start Effect: Temporal Landmarks Motivate Aspirational Behavior." Ternyata, orang cenderung memanfaatkan penanda waktu untuk memulai sesuatu yang baru. Tahun baru, misalnya, dijadikan penutup kegagalan dan pembuka kesempatan kedua.
Efek ini begitu kuat seolah pintu yang baru telah dibuka. Harapan muncul dalam benak kita, sehingga lebih mudah melupakan kegagalan untuk memulai kembali lembaran yang baru. Bukan sekadar ilusi, the fresh start effect benar-benar memengaruhi cara kita memandang peluang dan tantangan, lho.
2. Tradisi resolusi tahun baru yang menguatkan harapan

The fresh start effect melahirkan tradisi resolusi tahun baru di tengah masyarakat. Setiap menjelang pergantian tahun, orang-orang berlomba membuat resolusi dengan harapan bisa menjadi lebih baik di tahun depan. Tujuannya bisa apa saja, seperti ingin lebih sehat, lebih produktif, atau mengejar target finansial.
Tradisi membuat resolusi tahun baru bermula dari bangsa Babilonia kuno. Seperti dilansir Britannica, kebiasaan ini telah ada sejak 4.000 tahun lalu. Sejak dahulu, perayaan besar-besaran pun telah dilakukan, tetapi lebih kepada perayaan keagamaan. Laman History sendiri memaparkan bahwa perayaan tahun baru di Babilonia digelar selama 12 hari yang disebut dengan pestival Akitu.
Pada tahun 46 SM, bangsa Romawi Kuno mulai ikut mengadopsi tradisi ini. Mereka menetapkan 1 Januari sebagai tahun baru yang digunakan hingga sekarang. Nama Januari diambil dari dewa Janus yang memiliki dua wajah, yang mana secara simbolis melihat ke masa lalu dan masa depan. Kini, tahun baru tidak lagi dipresentasikan sebagai perayaan agama, karena hampir semua orang ikut merayakannya.
Meskipun menurut para peneliti hanya sebagian kecil orang yang berhasil mewujudkan resolusinya, euforia ini tetap menguatkan harapan setiap tahunnya. Awal tahun selalu dipenuhi dengan semangat dan ambisi. Harapan-harapan kecil maupun besar menjadi bahan bakar optimisme walau jarang bertahan lama.
3. Dukungan sosial dan suasana kolektif yang positif

Tradisi tahun baru yang tertanam sejak lama diperkuat pula oleh suasana kolektif. Optimisme menular ke semua orang, mulai dari keluarga, teman, dan orang-orang di lingkungan sekitar. Efek domino itu akhirnya menciptakan semangat bersama untuk saling mendukung dalam memulai sesuatu.
Media sosial pun turut berperan penting di era teknologi saat ini. Orang pada umumnya membagikan resolusi mereka untuk tahun yang akan datang. Media sosial penuh dengan harapan, inspirasi, dan cerita-cerita positif dari berbagai kalangan. Ini seperti gelombang besar yang menarik kita untuk lebih percaya pada tujuan baru.
Namun, mengingat resolusi jarang sekali terwujud, lebih baik melakukan perubahan dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Misalnya, membuat target membaca dari yang hanya 2 buku per bulan menjadi 3 buku per bulan. Semangat yang lahir kembali harus dipertahankan dengan tujuan yang realistis tapi konsisten.
Tahun baru bukan hanya soal pergantian kalender, tetapi juga sebagai simbol optimisme dan harapan besar. Mari manfaatkan momentum ini untuk benar-benar menciptakan perubahan nyata. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?