Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Sulianto Indria Putra Bangun TradeWithSuli, Utamakan Kejujuran

TradeWithSuli
TradeWithSuli (dok. rilis)
Intinya sih...
  • Sulianto Indria Putra mengalami jatuh bangun saat berinvestasi, kehilangan seluruh modal karena keputusan impulsif di awal perjalanannya.
  • Ia membangun TradeWithSuli sebagai komunitas edukatif yang menekankan kejujuran, kedisiplinan, dan transparansi dalam belajar finansial.
  • Sulianto ingin anak muda memiliki arah hidup dan berorientasi pada proses, bukan hanya hasil akhir atau kekayaan materi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di dunia trader di Indonesia, mungkin kamu pernah mendengar nama Sulianto Indria Putra. Yup, sosok gen Z ini adalah seorang influencer di bidang finansial dan juga miliarder muda. Namanya kian melambung ketika ia sukses mengumpulkan aset mencapai Rp100 miliar dari kripto dan investasi.

Sulianto kini membagikan kisah jatuh bangunnya hingga bisa menjadi miliarder di usia muda atau saat ini umurnya baru menginjak 19 tahun. Mulai dari kegagalan hingga akhirnya mengajar dan membangun TradeWithSuli, Sulianto mengedukasi generasi muda Indonesia mengenai finansial dengan kejujuran dan pentingnya integritas. Yuk, simak kisahnya di sini!

1. Jatuh bangun Sulianto saat awal mula berinvestasi

Sulianto Indria Putra
Sulianto Indria Putra (dok. rilis)

Di balik kesuksesan finansial Sulianto Indria Putra, terdapat kisah jatuh bangun yang membentuk karakternya. Sebelum dikenal sebagai remaja beraset Rp100 Miliar, ia sempat kehilangan seluruh modal karena keputusan impulsif di awal perjalanannya di dunia investasi digital.

“Itu pengalaman yang pahit, tapi saya tidak mau lari. Kalau saya menyerah waktu itu, saya tidak akan pernah tahu siapa diri saya sebenarnya," ujarnya, dikutip dari rilis yang diterima IDN Times.

Kisah itu bermula ketika Sulianto masih duduk di bangku sekolah menengah. Ia mulai mengenal pasar kripto dan terpesona oleh potensi keuntungannya. Namun seperti banyak pemula lain, ia terlalu cepat mengambil keputusan tanpa analisis matang.

Dalam hitungan hari, modal yang ia kumpulkan dari tabungan pribadi lenyap. Saat itu, rasa kecewa dan malu menyelimuti dirinya. Tapi di tengah kejatuhan itu, ia memilih hal yang berbeda, yakni belajar, bukan menyalahkan.

Daripada menyerah, Sulianto mempelajari kesalahannya satu per satu. Ia membaca ulang data, memahami pola perilaku pasar, dan mempelajari psikologi di balik pengambilan keputusan. Ia pun baru sadar bahwa investasi bukan soal angka, tapi soal pengendalian diri. Ia mulai menulis ulang strategi investasinya dan membangun sistem sederhana untuk mengelola risiko, keputusan kecil yang perlahan menata ulang arah hidupnya.

2. Membangun TradeWithSuli dengan kejujuran dan integritas

TradeWithSuli
TradeWithSuli (dok. rilis)

Dari pengalaman pahit itu lahir satu kesadaran penting: kejujuran pada diri sendiri adalah dasar kesuksesan. Ia menyadari bahwa banyak orang gagal bukan karena bodoh, tapi karena menipu diri sendiri, berpura-pura tahu, berpura-pura siap, atau berpura-pura kuat menghadapi kerugian. Begitu Sulianto berhenti berpura-pura, dirinya mulai tumbuh.

Kesadaran itu kemudian melahirkan TradeWithSuli, komunitas edukatif yang ia dirikan di usia muda. Bukan untuk menunjukkan kehebatannya, tetapi untuk menularkan nilai kejujuran dan kedisiplinan yang pernah menyelamatkannya.

“Kalau saya hanya membagikan kesuksesan, itu tidak mendidik. Saya ingin anak muda tahu bahwa gagal itu bagian dari proses, bukan tanda tidak layak," ungkapnya.

Melalui TradeWithSuli, Sulianto membangun ruang aman bagi anak muda yang ingin belajar finansial tanpa tekanan, janji palsu, atau tipu daya. Ia memimpin komunitas itu dengan gaya bersahabat dan rendah hati. Tidak ada kesan menggurui. Ia menjawab pertanyaan satu per satu, meninjau analisis anggotanya, dan menekankan pentingnya transparansi dan integritas.

3. Sulianto ingin anak muda punya arah, bukan sekadar target

TradeWithSuli gathering
TradeWithSuli gathering (dok. rilis)

Seiring waktu, komunitas tersebut berkembang menjadi wadah yang lebih dari sekadar tempat belajar. TradeWithSuli menjadi simbol perjalanan spiritual seorang anak muda dari kegagalan menuju pemberdayaan. Banyak anggotanya kini menganggap Sulianto bukan hanya mentor, tapi teman seperjuangan yang jujur dan tulus.

“Dia tidak pernah menjual mimpi, tapi membangun kesadaran,” ujar salah satu anggota komunitas yang telah bergabung sejak awal.

Bagi Sulianto, uang hanyalah alat, bukan tujuan. Ia kerap menolak glorifikasi kekayaannya. Prinsip itu menjadikannya berbeda dari banyak figur muda di dunia digital yang sering menonjolkan hasil ketimbang proses.

“Saya lebih bangga ketika ada anak muda yang bilang, ‘karena komunitas ini, saya berhenti impulsif,’ daripada ketika orang memuji saya kaya,” tuturnya.

Kini dengan usia baru menginjak 19 tahun, Sulianto memimpin TradeWithSuli sembari terus berinvestasi dan mengembangkan diri. Ia ingin mencetak lebih banyak generasi muda yang berani berpikir kritis, jujur terhadap risiko, dan berorientasi pada arah, bukan kecepatan. Ia ingin anak muda punya arah, bukan sekadar target.

Kalimat itu mencerminkan jati dirinya yaitu seorang remaja yang menjadikan kejujuran dan kegagalan sebagai bahan bakar untuk melangkah lebih jauh. Wah, kisahnya inspiratif banget, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Cara Menata Kamar Tidur Mungil yang Banyak Barangnya

18 Nov 2025, 23:44 WIBLife