5 Kriteria Kos yang Cocok untuk Freelancer dan Remote Worker

- Tidak berisik saat istirahat, hindari kos-kosan dengan penghuni yang suka berisik sepanjang hari.
- Pastikan sambungan internet di kos-kosan bagus, lokasi dan bangunan sekitar bisa mempengaruhi koneksi internet.
- Prioritaskan kos-kosan dengan WiFi gratis untuk menghemat kuota internet dan antisipasi gangguan koneksi dari provider.
Freelancer dan remote worker punya kesamaan. Remote worker bisa berstatus karyawan di suatu perusahaan. Namun, mereka sama seperti pekerja lepas yang memungkinkan untuk bekerja dari mana saja. Termasuk dari kos-kosan.
Mengingat fungsi indekos lebih dari sekadar tempat tinggal, kamu yang seorang freelancer atau remote worker kudu lebih selektif memilihnya. Tidak semua kos-kosan yang cukup nyaman untuk sekadar tidur bakal enak juga buat bekerja. Salah memilih tempat tinggal dapat mengancam produktivitasmu.
Kalau soal tarif per bulan tinggal disesuaikan dengan pendapatanmu. Ukuran ruangan juga gak terlalu berpengaruh. Dirimu tidak harus indekos di kamar yang luas. Namun, lima kriteria kos yang cocok untuk freelancer dan remote worker berikut ini sebaiknya terpenuhi semuanya.
1. Tidak berisik

Saat kamu beristirahat pasti juga butuh suasana yang tenang. Namun, ketika dirimu tidur malam kemungkinan besar para penghuni kos lain juga tidur. Kalaupun beberapa orang bergadang gak sampai pagi dan berisik sekali.
Sebab jika mereka terlalu ribut bisa-bisa ditegur oleh penjaga atau pemilik kos, bahkan warga sekitar. Akan tetapi, dari pagi sampai awal malam banyak kos-kosan cukup riuh. Sebagian orang beraktivitas di luar. Sebagian lagi bersantai di kos-kosan sambil menyetel musik keras-keras atau membawa teman-temannya.
Gaduh sepanjang hari akan sangat mengganggu kamu yang mesti bekerja dari kos-kosan. Dirimu tidak rapat online pun, suara yang terus-menerus dan campur aduk bikin bad mood. Tingkat konsentrasimu pun menjadi amat rendah.
2. Sambungan internet di sana bagus

Soal koneksi internet memang tergantung provider-nya juga. Akan tetapi, faktor lokasi kos-kosan pun tidak bisa diremehkan. Kalau kos-kosanmu berada di pelosok, malah kamu susah bekerja karena buruknya jaringan.
Barangkali kamu tadinya ingin mencari tempat yang lebih tenang supaya enak buat kerja. Sekalian hidup sehat karena minim polusi. Namun, susah sinyal malah bikin pekerjaanmu gak beres-beres. Pendapatan pun bisa ikut seret.
Tidak hanya lokasi kos-kosan terpencil yang menyulitkanmu. Meski tempat kos terletak di kota, bangunan-bangunan di sekitar juga bisa menghambat koneksi internet. Misalnya, kos-kosanmu kalah tinggi dari bangunan di sekitarnya. Sebaiknya waktu kamu survei kos-kosan sekalian coba dulu koneksi internetnya lancar atau tidak.
3. Syukur-syukur ada WiFi

Ini bukan tentang kamu bisa membeli kuota internet sendiri atau tidak. Namun, adanya fasilitas WiFi gratis sangat lumayan untuk menghemat kuota internetmu sendiri. Sebab pekerjaanmu selalu membutuhkan sambungan internet.
Adanya WiFi di kos-kosan juga mengantisipasi kalau-kalau koneksi internet dari provider-mu sedang gangguan. Daripada kamu mesti mencari kartu baru atau pindah ke kafe cuma buat mencari WiFi, tentu mending memanfaatkan WiFi di kos-kosan. Jangankan freelancer serta remote worker.
Mahasiswa atau anak sekolah yang tidak setiap hari ada tugas saja sekarang memprioritaskan kos-kosan dengan WiFi gratis. Atau, mungkin gak gratis, tetapi iurannya ringan serta sudah masuk ke biaya sewa kamar tiap bulannya. Bila kos-kosanmu tak dilengkapi WiFi seharusnya biayanya lebih murah.
4. Listrik sendiri-sendiri tiap kamar dan pakai pulsa

Hal yang paling tidak menyenangkan saat kamu hampir setiap hari di kos-kosan dan bekerja ialah disalahkan soal listrik. Jika listriknya satu untuk seluruh penghuni kos, sebagian orang berpikir seharusnya dirimu membayar lebih besar. Bahkan pemilik kos pun bisa kasih tambahan beban biaya ke kamu.
Alasannya, dirimu dianggap pasti memakai listrik lebih gede dibandingkan teman-teman yang kerja di luar. Gak semua orang mengerti bahwa biaya listrik buat sekadar mengisi baterai gadget tak seberapa. Biaya listrik baru akan membengkak apabila ada peralatan yang butuh daya besar.
Seperti kompor listrik berdaya tinggi, AC, rice cooker, dan mesin cuci. Daripada kamu sering disalahkan, carilah kos-kosan dengan listrik terpisah antarkamar. Pilih yang pakai pulsa agar ketika dirimu bekerja dari tempat lain atau ke luar kota otomatis listrik lebih irit.
5. Lingkungannya menghargai orang dengan pekerjaan sepertimu

Kamu memang sudah mantap bekerja sebagai freelancer atau remote worker. Secara pribadi sama sekali tak ada rasa insecure dalam dirimu atas pekerjaan tersebut. Malah kamu bangga serta nyaman karena dari kos-kosan saja bisa menghasilkan uang.
Dirimu juga lebih dapat menjaga keseimbangan hidup dengan mengatur waktu kerja serta istirahat. Kamu gak butuh validasi dari orang lain bahwa pekerjaanmu menarik. Akan tetapi, bukan artinya secara psikis dirimu bisa cuek terus saat dipandang negatif.
Orang-orang di sekitarmu yang kurang open minded barangkali mengira kamu pengangguran. Atau, pekerja serabutan yang gak punya masa depan. Masih pula mereka mengejek kamu lantaran yakin penghasilanmu kecil. Bila dirimu jengkel dengan pandangan seperti itu, gak sehat buat psikismu. Fokusmu dalam bekerja juga bakal terganggu.
Menggabungkan tempat tinggal dengan tempat kerja memang cukup menantang. Apalagi kos-kosan yang tidak bisa sepenuhnya diatur sendiri olehmu. Carilah kriteria kos yang cocok untuk freelancer dan remote worker supaya kamu nyaman saat menempatinya.



















