5 Manfaat Berhenti Flexing di Media Sosial, Hidup Lebih Nyaman

- Berhenti flexing mengurangi tekanan untuk terlihat sempurna dan mendapat validasi dari orang lain.
- Meminimalisir perbandingan diri dengan orang lain, menciptakan hubungan sosial yang lebih sehat dan tulus.
- Fokus pada momen nyata, menjaga privasi, dan belajar mensyukuri hal-hal kecil dalam hidup.
Di era digital yang semakin berkembang saat ini, media sosial sering dijadikan sebagai wadah untuk menunjukkan pencapaian, gaya hidup, dan kemewahan. Fenomena flexing atau pamer di media sosial sudah menjadi kebiasaan yang dianggap wajar. Namun, tanpa disadari bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan sosial.
Saat seseorang memutuskan untuk berhenti flexing, ada banyak manfaat positif yang bisa dirasakan. Kalau kamu pengin terlepas dari lingkaran setan itu, ketahui dulu manfaat yang dirasakan ketika kamu memilih berhenti flexing di media sosial berikut ini, deh!
1. Lebih tenang dan tak terbebani ekspektasi

Berhenti flexing dapat mengurangi tekanan untuk selalu terlihat sempurna. Sering kali, kita merasa harus menunjukkan pencapaian, barang mewah, atau momen liburan hanya demi validasi orang lain. Padahal, kebiasaan ini bisa menimbulkan stres, karena secara tidak langsung kita terus membandingkan diri dengan standar yang kita ciptakan sendiri.
Saat berhenti melakukan hal di atas, beban untuk mendapat validasi setiap saat pun akan berkurang. Kita bisa lebih jujur terhadap diri sendiri dan menjalani hidup sesuai kenyataan dan kemampuan kita, bukan untuk disukai atau pujian. Dengan begini, mental pun jadi lebih stabil, karena tidak lagi dikejar-kejar rasa takut akan penilaian orang lain.
2. Hubungan sosial lebih sehat dan tulus

Flexing di media sosial sering menciptakan jarak antara kita dan orang-orang terdekat. Tanpa sadar, kita bisa memicu rasa iri, minder, atau bahkan membuat orang lain merasa tersisih. Saat kita berhenti memamerkan hal-hal yang bisa memicu perbandingan, kita menciptakan ruang sosial yang lebih setara.
Orang-orang akan mulai melihat kita bukan dari apa yang kita miliki, tapi dari siapa kita sebenarnya. Hubungan sosial pun dapat berkembang lebih sehat, karena tak lagi dibangun atas dasar pencitraan atau kesan palsu yang dipaksakan. Pada akhirnya, interaksi yang tercipta akan lebih tulus dan minim drama.
3. Lebih fokus pada kehidupan nyata

Berhenti flexing membuat kita tak lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyusun caption sempurna atau mengambil foto dari sudut terbaik. Kita bisa mengalihkan perhatian dari layar smartphone kepada hal-hal yang benar-benar terjadi di sekitar kita. Momen-momen kecil yang sebelumnya terlewat pun kini bisa lebih kita hargai.
Kita juga jadi lebih sadar akan kehadiran orang-orang terdekat. Fokus hidup berpindah dari dunia maya ke dunia nyata, yang tentunya jauh lebih berarti dan bermanfaat dalam jangka panjang. Alih-alih memikirkan apa yang harus diunggah selanjutnya, kita bisa lebih menikmati hidup apa adanya!
4. Lebih menghargai privasi dan kenyamanan diri

Berhenti flexing membuat kita lebih sadar pentingnya menjaga batas antara kehidupan pribadi dan konsumsi publik. Sebab, gak semua hal tentang kita harus dibagikan. Saat mulai menahan diri untuk tidak membagikan segalanya, kita memberi ruang bagi diri sendiri untuk menikmati momen tanpa tekanan publik.
Privasi yang lebih terjaga juga membuat kita merasa lebih nyaman. Kita tidak lagi merasa harus selalu update dan mempertahankan citra tertentu. Hal ini berdampak besar terhadap kualitas hidup, karena kita bisa lebih fokus pada pertumbuhan diri tanpa gangguan opini dari luar.
5. Menumbuhkan rasa syukur dan rendah hati

Ketika gak lagi terpaku pada apa yang bisa dipamerkan, kita mulai belajar melihat dan mensyukuri hal-hal kecil dalam hidup. Kita jadi lebih peka terhadap berkat yang sebelumnya mungkin kita anggap biasa. Rasa syukur ini menumbuhkan kedamaian dan kepuasan batin yang tidak bisa dibeli dengan pujian dari dunia maya.
Selain itu, berhenti flexing juga mengajarkan kita untuk lebih rendah hati. Kita sadar bahwa hidup bukan perlombaan untuk siapa paling sukses atau paling keren. Sebab, ketika berhenti membandingkan diri dengan orang lain, semakin kita menerima diri apa adanya dan bisa menjalani hidup dengan lebih damai.
Lima hal di atas bisa kita rasakan ketika kita melepaskan ekspektasi orang-orang dengan berhenti memamerkan hidup kita. Namun, tentu saja semua kembali kepada masing-masing pribadi. Jika kamu menginginkan kedamaian dan keluar dari persaingan, maka berhentilah flexing. Selalu semangat, ya!