Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IWF 2021: Membedah 5 Mitos atau Fakta yang Wajib Diketahui Commuters!

para editor IDN Times Community di IWF 2021 (instagram.com/indonesia.writers.festival)

Tak terasa, pagelaran Indonesia Writers Festival (IWF) telah memasuki hari ketiga. Berbagai kegiatan seru seperti writing class, talkshow bersama para ahlinya, hingga writing competition menjadi momen paling disukai untuk menambah wawasan serta mengasah keterampilan terutama bagi para juru tulis.

IDN Times sebagai media online tidak hanya berfokus untuk menyebarkan berita atau informasi aktual maupun terpercaya. Di samping itu, juga membuka kesempatan bagi mereka yang mempunyai bakat sebagai seorang penulis.

Ya, melalui IDN Community Writers sebagai platform menulis user generated content (UGC) membuka kesempatan bagi siapa pun itu yang ingin mengirimkan tulisan agar mendapatkan penghasilan atau bahkan ingin merasakan sensasi karya tulisan yang dapat dibaca oleh ratusan ribu orang.

Terbentuk sejak tahun 2017, IDN Community Writers dalam perjalanannya tidak terlepas dari mitos maupun fakta yang selama ini simpang siur baik itu menurut pandangan commuters (sebutan untuk penulis IDN Community Writers) atau bagi mereka yang belum ikut tergabung.

Nah, pada sesi Editor’s Talk: Mitos & Fakta Community Writer dan Launching IDN Times Korea yang diselenggarakan pada Rabu (27/10/2021) bersama para editor sekaligus mentor IDN Times Community akan dibuktikan secara jelas mana fakta atau mitos yang selama ini telah beredar luas. Yuk, tengok fakta-fakta menariknya!

1. Artikel yang di-submit pada pagi hari apa benar lebih cepat dilirik oleh editor?

para editor IDN Times Community di IWF 2021 (youtube.com/IDN Times)

Adanya anggapan artikel yang di-submit pada pagi hari lebih cepat terbit daripada di malam hari disinyalir karena bersesuaian dengan jam kerja editor. Alasan itu semakin diperkuat, sebab tidak sedikit para commuters yang berdalih artikelnya lebih cepat publish, jika mengirim artikel pada pagi hari.

Ternyata, semua editor sepakat bahwa anggapan di atas hanyalah mitos belaka. Menurut salah satu editor, Febrianti Diah menjelaskan tentang tidak ada batasan waktu yang tepat untuk men-submit artikel. So, bisa dipastikan kamu bebas kapan saja mengirim artikel, entah itu pada pagi, siang, sore, atau malam hari.

Terpenting, tetap utamakan kreativitas, keorisinilan, dan selalu memperhatikan panduan menulis dalam artikel sehingga dapat menarik minat editor untuk segera mengedit sekaligus menerbitkan artikel kamu.

2. Apa benar editor tidak tidur?

para editor IDN Times Community di IWF 2021 (youtube.com/IDN Times)

Rutinitas kerja yang dinilai jarang show off ke hadapan publik membuat banyak orang bertanya-tanya tentang jam kerja hingga jam tidur editor IDN Times Community. Apalagi, bagi kamu yang gelisah galau merana sebab artikel di kolom pending tidak kunjung diterbitkan.

Yudha Viktor selaku editor menjelaskan secara gamblang, tanpa memandang batasan jam kerja, bahkan hingga menganggu jam tidur sekalipun, tenang saja, editor akan selalu berusaha untuk menerbitkan artikel kamu secepat mungkin.

3. Revisi terlambat gak bakal di-publish?

ilustrasi seorang wanita kecewa (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selain editor tertarik untuk menerbitkan artikelmu, revisi yang diberikan juga berguna untuk mengevaluasi hasil karya tulisan selama ini. Adakalanya, jangan menunda revisi terlalu lama, karena ada kemungkinan artikel yang terlambat dikirim ulang akan berpotensi menetap di kolom pending saja.

Menurut Merry Wulan sebagai editor, terbit atau tidaknya artikel yang telah direvisi, sebenarnya tergantung dengan kanal artikel. Terlebih, kategori news world, sebab berita mengandung unsur ketepatan waktu (timeliness), apalagi pembaca haus akan informasi up to date.

Lain hal dengan artikel yang tidak memiliki batasan waktu alias kapan saja bisa diterbitkan. Namun, alangkah lebih baiknya, ketika mendapatkan notifikasi revisi artikel, cobalah mulai dari sekarang agar cepat dikerjakan. Menunda memperbaiki artikel, sama saja memperlambat proses redeem artikelmu, lho!

4. Benarkah editor punya jagoannya masing-masing?

ilustrasi seorang wanita frustasi (pexels.com/energepic.com)

Prasangka ini muncul dari penulis IDN Times Community yang menganggap dirinya tidak mengalami nasib beruntung jika dibandingkan dengan penulis lain yang tulisannya selalu terbit. Padahal, dugaan itu tidak sama sekali benar.

Para editor pun mengakui tidak mempunyai penulis jagoannya di IDN Times Community. Naufal Al-Rahman sebagai editor menegaskan saat ada artikel masuk yang pertama kali dilihat adalah judul yang menarik, bukan nama penulis. Dengan begitu, maka kamu harus konsisten untuk mengirimkan artikel dengan judul yang menarik disertai dengan isi tulisan yang berkualitas.

5. Jika terbukti plagiat, penulis akan di-blacklist?

ilustrasi seorang pria frustasi (pexels.com/Tim Gouw)

Seorang penulis bebas dalam berimajinasi maupun berkreasi untuk menciptakan hasil karya tulisannya sebaik mungkin. Hanya saja, ada satu pantangan yang dinilai berdosa jika dilakukan oleh penulis yaitu melakukan penjiplakan terhadap karya orang lain.

Gagah N. Putra selaku editor memperingatkan tentang larangan serta konsekuensi bagi siapa saja yang terbukti melakukan plagiat. Tidak hanya Gagah, semua editor sepakat untuk mem-blacklist nama penulis jika sudah terbukti melakukan plagiat.

Lantas, bagaimana jika nama yang telah masuk daftar hitam itu mencoba untuk menulis lagi tanpa melakukan penjiplakan sedikit pun? Umpamanya bagaikan sepasang kekasih yang salah satunya ketahuan selingkuh. Hubungan asmara pun akan berjalan dengan penuh kecurigaan, karena rasa saling percaya di antara keduanya telah sirna.

Sebab kepercayaan, ibarat kertas yang sekali diremukkan, ia tidak akan kembali tampak seperti semula. Jadi, sebagai pekerja kreatif, jangan pernah mencoba menjiplak karya orang lain, ya.

Dengan adanya informasi tadi, semoga semakin memacu kamu untuk selalu menyajikan tulisan yang bermanfaat. Tetap semangat menulis, ya!

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2021. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2021 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 25 hingga 30 Oktober 2021 melalui Zoom, Instagram, dan YouTube channel IDN Times.

IWF 2021 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang, seperti Gina S. Noer, AULION, Zarry Hendrik, Kevindra Soemantri, Sri Izzati, dan masih banyak lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us