Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Tepat untuk Memulai Aktualisasi Diri, Raih Pencapaian Tertinggi

ilustrasi orang sukses (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)
ilustrasi orang sukses (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)

Aktualisasi diri adalah sebuah konsep yang dipopulerkan oleh seorang ahli psikologi dunia, Abraham Maslow, lewat bukunya yang berjudul Hierarchy of Needs. Maslow mendefinisikan aktualisasi diri sebagai pemenuhan diri, yakni, kecenderungan seseorang untuk menjadi teraktualisasi ke dalam potensi maksimal mereka.

Dalam piramida kebutuhan menurut teori Maslow, aktualisasi diri berada di posisi puncak yang menandakan sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Penasaran, bagaimana cara untuk memulai langkah aktualisasi diri yang tepat? Temukan jawabannya lewat penjelasan lengkap dalam artikel ini!

1. Kenali diri dengan sebaik mungkin

ilustrasi meja kerja (unsplash.com/ Matt Ragland)
ilustrasi meja kerja (unsplash.com/ Matt Ragland)

Langkah paling pertama yang perlu kamu lakukan adalah berusaha untuk melihat dan mengenali diri kamu dengan lebih baik lagi. Kamu harus punya self-awareness yang tinggi untuk bisa melihat diri kamu lewat kacamata orang dari luar. Meskipun sulit, tapi kamu harus punya kejelasan tentang bagaimana kamu memandang diri dan potensi kamu sebagai manusia.

Beberapa kualitas yang bisa kamu gali dalam tahap ini di antaranya:

  1. Kekuatan: Apa yang membuat saya hebat?
  2. Kesenangan dalam pekerjaan: Apa yang sangat saya sukai sehingga saya mau melakukannya secara cuma- cuma?
  3. Flow state: Dalam situasi apa saya bisa begitu terlibat dalam suatu aktivitas hingga membuat saya lupa waktu?
  4. Tujuan: Rasa tanggung jawab atau misi apa yang memotivasi saya dalam pekerjaan atau kehidupan saya?
  5. Penghambat: Di mana biasanya saya menjadi stuck
  6. Nilai-nilai: Apa saja nilai-nilai dalam hidup yang menjadi komitmen saya?

2. Lepaskan keyakinan yang membatasi atau sudah tidak sesuai dengan tujuannya

ilustrasi aktivitas bekerja (unsplash.com/Austin Distel)
ilustrasi aktivitas bekerja (unsplash.com/Austin Distel)

Pola pikir kepemilikan atas emosi dan pikiran merupakan hal yang penting karena bisa membantu kamu merasa bertanggung jawab atas tindakan dan kehidupan. Sebagai contoh, kamu mungkin pernah terjatuh atau terjebak ke dalam pola penundaan, perfeksionisme, atau bahkan imposter syndrome.

Sebagai pendorong kehidupan sendiri, adalah tanggung jawabmu untuk melepaskan keyakinan yang tidak lagi bermanfaat bagi hidupmu. Terkadang, kamu memiliki karakteristik diri yang tidak membawa ke arah perkembangan atau kemajuan, dan itu tidak apa-apa. Namun, kamu harus ingat bahwa hanya kamu yang bisa membuat perubahan atas hidupmu, bukan karena perintah atau keinginan orang lain.

3. Teruslah mencari peluang baru

ilustrasi monitor kerja (unsplash.com/Carl Heyerdahl)
ilustrasi monitor kerja (unsplash.com/Carl Heyerdahl)

Dalam perjalanan menuju pencapaian tertinggi, penting untuk merasa tidak nyaman. Itulah kenapa ada pepatah klise yang mengatakan "kalau ingin berkembang, maka harus berani keluar dari zona nyaman". Dengan menghadapi tantangan baru, atau menghadapi ketidaknyamanan dalam proses tumbuh, kamu akan mendapatkan pembelajaran berharga tentang dirimu sendiri serta kepercayaan diri yang membangun harga diri.

Kamu mungkin akan menemukan sifat defensif alami yang muncul, tapi itu hanyalah bagian dari sifat alami manusia. Dari perubahan, akan muncul pertumbuhan dan kesempatan untuk mencapai potensi diri. Maka, jangan berhenti untuk mencari peluang baru, ya.

4. Tanamkan growth mindset

ilustrasi kegiatan perencanaan (unsplash.com/Kaleidico)
ilustrasi kegiatan perencanaan (unsplash.com/Kaleidico)

Memiliki growth mindset, atau pola pikir berkembang, adalah langkah awal yang krusial dalam perjalanan aktualisasi diri. Konsep ini yang diperkenalkan oleh psikolog Carol Dweck, menekankan keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang dapat ditingkatkan melalui usaha, ketekunan, dan pembelajaran dari pengalaman.

Dengan menanamkan growth mindset, kamu akan lebih terbuka terhadap tantangan, lebih mampu menghadapi kegagalan, dan lebih berani untuk mengambil risiko. Alih-alih melihat kesulitan sebagai hambatan, kamu akan menganggapnya sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar.

Untuk memupuk pola pikir ini, penting untuk mengubah narasi internal, misalnya, mengganti “Saya tidak bisa melakukan ini” dengan “Saya belum bisa melakukan ini.” Dengan cara ini, setiap langkah menuju pengembangan diri akan terasa lebih memungkinkan dan memotivasi, membawa kamu lebih dekat kepada tujuan aktualisasi diri yang diinginkan.

5. Jangan gengsi untuk meminta bantuan

ilustrasi aktivitas berdiskusi (unsplash.com/Amy Hirschi)
ilustrasi aktivitas berdiskusi (unsplash.com/Amy Hirschi)

Pada kenyataannya, kamu mungkin tahu bahwa tidak banyak hal yang benar-benar bisa dicapai sendirian. Meskipun aktualisasi diri terdengar seperti kegiatan yang dilakukan seorang diri, ada manfaat besar saat mengetahui bahwa kamu bisa menjadi lebih aware akan diri sendiri dengan bantuan dari orang lain.

Banyak orang menemukan bahwa bekerja dengan terapis atau konselor berguna untuk memahami asal-usul keyakinan, perilaku, ketakutan, atau penghalang yang mereka miliki. Dengan bantuan profesional, banyak yang menemukan bahwa adanya ahli dapat mendukung diri mereka sendiri menuju tingkat tertinggi dan sepenuhnya berkembang.

6. Ambil waktu untuk beristirahat dan berefleksi

ilustrasi aktivitas belajar (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)
ilustrasi aktivitas belajar (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)

Meluangkan waktu untuk beristirahat dan berefleksi adalah bagian penting dalam proses aktualisasi diri. Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup sehari-hari, kamu mungkin sering terjebak dalam rutinitas tanpa memberi diri kesempatan untuk berhenti sejenak. Saat mengistirahatkan tubuh dan pikiran, kamu memberi ruang bagi diri sendiri untuk merenung tentang pengalaman, tujuan, dan nilai-nilai yang dimiliki.

Refleksi memungkinkan untuk memahami kemajuan yang telah dicapai serta area yang perlu diperbaiki. Cobalah untuk menyisihkan waktu secara teratur, baik melalui meditasi, menulis jurnal, atau sekadar berjalan di alam, untuk mengklarifikasi pikiran dan perasaan. Dengan cara ini, kamu akan lebih mampu menyusun strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan dan memahami diri dengan lebih mendalam, sehingga mendukung proses aktualisasi diri secara keseluruhan.

Memulai aktualisasi diri bisa jadi proses yang panjang dan memerlukan waktu yang lama. Akan tetapi, bukan berarti kamu sama sekali tidak bisa meraih pencapaian tertinggi yang kamu inginkan dalam hidup. Setelah mempelajari enam cara yang tepat, semoga kamu bisa memulai petualangan untuk mengembangkan potensi diri dengan lebih mudah, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us