Mudik Sudah Usai, 5 Adab dan Sunah Rasul saat Bepergian

- Doa sebelum perjalanan memberikan ketenangan hati dan bentuk tawakal kepada Allah
- Memulai perjalanan di pagi hari memberikan berkah, kesegaran, kelancaran, dan waktu lebih panjang
- Menganjurkan agar tidak bepergian sendirian, menyiapkan bekal yang cukup, dan segera pulang setelah menyelesaikan keperluan perjalanan
Mudik Lebaran sudah usai, banyak dari kita kembali ke kota asal untuk beraktivitas seperti biasa. Dalam Islam, bepergian bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga punya aturan dan adab yang diajarkan oleh Rasulullah.
Dengan mengikuti sunah dan adab dalam bepergian, perjalanan kita bisa lebih aman, nyaman, dan penuh keberkahan. Yuk, simak lima adab dan snnah Rasul dalam bepergian yang bisa diterapkan setiap saat!
1. Berdoa sebelum berangkat

Sebelum memulai perjalanan, Rasulullah selalu membaca doa agar diberi keselamatan dan kelancaran. Salah satu doa yang diajarkan adalah:
'Subhanalladzi sakhkhara lana hadza wama kunna lahu muqrinin, wa inna ila rabbina lamunqalibun.'
Artinya: "Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami, padahal kami gak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami." (QS. Az-Zukhruf: 13-14)
Berdoa sebelum berangkat bukan hanya sunah, tapi juga memberikan ketenangan hati. Selain itu, mengawali perjalanan dengan doa adalah bentuk tawakal kepada Allah agar perjalanan diberi perlindungan.
2. Memilih waktu yang tepat untuk bepergian

Rasulullah menganjurkan untuk memulai perjalanan di waktu pagi, karena pagi adalah waktu yang penuh berkah. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi mereka." (HR. Abu Dawud)
Jika memungkinkan, cobalah untuk berangkat pagi agar perjalanan lebih segar, lalu lintas lebih lancar, dan tubuh lebih bertenaga. Selain itu, perjalanan pagi juga memberikan waktu lebih panjang jika terjadi kendala di tengah jalan.
3. Gak bepergian sendirian jika gak mendesak

Rasulullah menganjurkan agar gak bepergian sendirian, terutama untuk perjalanan jauh. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
"Jika manusia mengetahui apa yang aku ketahui tentang bepergian sendirian, maka tak ada seorang pun yang akan berjalan sendirian di malam hari." (HR. Bukhari)
Jika memungkinkan, bepergianlah dengan teman atau keluarga agar lebih aman dan nyaman. Jika harus bepergian sendiri, pastikan ada orang yang tahu rute dan jadwal perjalanan kita.
4. Membawa bekal yang cukup dan gak merepotkan orang lain

Rasulullah selalu menyiapkan bekal yang cukup saat bepergian, baik berupa makanan, air, maupun barang yang dibutuhkan. Persiapan yang baik akan menghindarkan kita dari kesulitan di jalan dan gak menyusahkan orang lain.
Selain itu, jika bepergian dalam rombongan, usahakan untuk saling membantu dan gak bergantung sepenuhnya kepada orang lain. Sikap mandiri dan peduli terhadap sesama adalah bagian dari adab yang diajarkan Rasulullah.
5. Segera kembali jika urusan sudah selesai

Setelah menyelesaikan keperluan perjalanan, Rasulullah menganjurkan untuk segera kembali ke rumah. Beliau bersabda:
"Bepergian itu adalah bagian dari siksaan, karena seseorang terhalang dari makanan, minuman, dan tidurnya. Jika kalian telah menyelesaikan keperluannya, maka segeralah kembali kepada keluarganya." (HR. Bukhari & Muslim)
Menunda kepulangan tanpa alasan yang jelas bisa membuat tubuh lebih lelah dan keluarga menjadi khawatir. Jika urusan sudah selesai, lebih baik segera pulang agar bisa beristirahat dan berkumpul kembali dengan orang tercinta.
Bepergian dalam Islam bukan hanya soal sampai tujuan, tapi juga tentang bagaimana menjalaninya dengan baik. Dengan mengikuti adab dan sunah Rasulullah, perjalanan kita bisa lebih nyaman, aman, dan bernilai ibadah. Jangan lupa untuk selalu mempraktikkan sunah ini di setiap perjalanan, ya!