5 Bukti Kamu Menilai Orang Berdasarkan Sudut Pandang Subjektif

Dalam menilai seseorang atau permasalahan, harusnya kita menggunakan sudut pandang objektif. Kita harus menilai bukan atas dasar kehendak sendiri, tapi sesuai fakta yang ada. Meskipun begitu, banyak dari kita mungkin mengabaikan hal tersebut.
Dalam menilai seseorang, kamu justru mengedepankan sudut pandang subjektif. Semua berdasarkan perasaan sendiri, tanpa mau melihat kebenarannya. Apa bukti jika kamu menilai orang berdasarkan sudut pandang subjektif? Berikut lima di antaranya.
1. Selalu mencari-cari letak kesalahan

Tidak semua orang bijak dalam menilai antar sesama. Beberapa ada yang menuruti sudut pandang subjektif. Kamu melihat segala sesuatunya berdasarkan kehendak sendiri. Bukan mempertimbangkan fakta yang ada.
Buktinya, kamu selalu mencari-cari letak kesalahan. Penilaianmu kepada orang lain bukan untuk mengetahui sejauh mana kualitasnya. Namun dengan niat menjatuhkan, agar seseorang tersebut tidak maju dan berkembang.
2. Penilaianmu kepada orang lain didasari oleh kebencian

Ada beberapa hal yang menyebabkan kamu benci kepada orang lain. Bisa jadi ia pernah melontarkan ucapan yang menyinggung atau perlakuannya terkesan kurang sopan. Terkadang hal itu pun terbawa sampai di kemudian hari.
Bukti penilaianmu berdasarkan sudut pandang subjektif yakni selalu berangkat dari kebencian. Atas dasar perlakuan buruk di masa lalu, kamu langsung memberikan cap buruk kepadanya. Padahal kualitas seseorang tidak bisa diukur dari satu perilakunya di masa lalu.
3. Penilaianmu kepada seseorang jauh dari fakta yang ada

Dalam menilai seseorang, kita tentu harus objektif. Segala sesuatunya didasarkan pada kenyataan yang ada. Bukan malah mengedepankan sudut pandang sendiri. Apalagi penilaianmu berdasarkan emosi dan pengalaman masa lalu kurang menyenangkan.
Menilai seseorang jauh dari fakta menunjukkan kamu masih terpengaruh sudut pandang subjektif. Sebaik apa pun kualitas yang ditunjukkan seseorang, kamu tidak pernah mau melihatnya. Bahkan penilaian yang kamu buat cenderung mengada-ada.
4. Dalam menilai seseorang cenderung melebih-lebihkan

Sekali dua kali kamu pasti pernah diminta memberikan penilaian kepada orang lain. Namun, pada kenyataannya justru terpaku pada sudut pandang subjektif.
Salah satu buktinya kamu cenderung berlebih-lebihan saat menilai seseorang, termasuk memujinya sampai di luar batas wajar. Padahal pencapaiannya belum benar-benar maksimal. Namun, pujianmu seperti menegaskan jika ia sudah sempurna dan tidak perlu berbenah ke depannya.
5. Penilaianmu berdasarkan prasangka negatif

Prasangka negatif menjadi tantangan tersendiri. Apalagi saat kamu memberikan penilaian kepada orang lain. Alih-alih sesuai fakta yang ada, justru mengedepankan perkiraan buruk sesaat.
Perilaku demikian menjadi bukti kamu menilai segala sesuatu berdasarkan sudut pandang subjektif. Padahal prasangka belum tentu benar. Bisa jadi kenyataan jauh bertolak belakang dengan prasangka yang sudah kamu jadikan patokan.
Memberikan penilaian orang lain harus sesuai kenyataan yang ada. Jangan hanya memandang dari sisi buruk atau berlebihan memuji. Memberikan penilaian berdasarkan sudut pandang subjektif tanda kamu belum bijak bersikap.